About those memories

44 2 0
                                    

Author POV;

Gadis tampan dengan novel tangan itu sepertinya sedang bercengkrama dengan gumpalan awan di luar jendela.
Entah apa yang mereka bicarakan
Sejak beberapa saat lalu Dia tidak lagi focus pada apa yang tertulis di dalam buku tebal karya "JANE AUSTEN - PRIDE AND PRAJUDICE"
Pikirannya terpecah hingga ke beberapa sudut.
Tak lagi paham bagaimana ELIZABETH BENNET memperjuangkan hidupnya menghadapi batasan-batasan sosial yang kaku yang dipaksakan padanya sebagai seorang wanita yang belum menikah.
Otaknya tak lagi mengerti bagaimana seorang Elizabeth yang memiliki sifat angkuh dan sombong mengaburkan masalah hati. Dirinya tak lagi mengerti bagaimana perjalanan Elizabeth menemukan jati dirinya yang begitu jujur dan sangat mengharukan,
Sampai akhirnya kepalanya menggeleng sembari tersenyum di balik masker yang menutupi sebagian wajahnya.
Dia memilih untuk menutup buku mengakhiri bacaannya Mencoba untuk kembali menata pikirannya yang mulai melalang buana
Toh.,
Percuma Membaca saat pikirannya sedang kacau. Hal itu tidak akan membuat nya paham dengan alur cerita pada novel itu

"Huufffffff"

Helaan napas panjang dia lakukan
kemudian Memperbaiki sedikit letak kacamata yang setia bertengger di hidungnya.

"Eonnie gwaenchana?"

Dia menoleh saat sadar ada suara yang bertanya
Kemudian tersenyum pada sosok gadis manis yang sudah beberapa tahun terakhir menjadi salah satu alasan dirinya mempertahankan hidupnya.

"Eum. Gwaenchana. Wae?"
Begitulah caranya bicara.

"Ani. Hanya saja sejak tadi Aku melihatmu terlihat seperti tak nyaman."

"Geokceongma... gwaenchana..."
Senyum tipis terbit di wajahnya Terlihat dari matanya yang sedikit menyipit.
Jawaban yang terbilang singkat dan Begitulah dirinya

"Jinjjaaaa"

"Eum. sebaiknya kau istirahat penerbangan kita masih tersisa beberapa jam lagi"

"Arraseo Saranghae Eonni"

Gadis yang lebih muda memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Tak terlalu perduli dengan respon pada sang lawan bicara

Sedangkan Gadis tampan itu hanya membalasnya dengan sedikit anggukan di susul senyum lebih lebar dari sebelumnya.
meski nyatanya gadis manis di samping nya tak akan dapat melihat hal tersebut karena sudah memilih untuk menutup mata dan mulai merangkai mimpinya.

Setelah percakapan singkat
Lagi lagi otaknya berkelana memutar beberapa memori yang mungkin menyimpan begitu banyak rasa
Hingga tak terasa air mata dan senyum getir itu terpatri di wajahnya

FLASHBACK.
_____________2013 april

Sore hariku ku jalani seperti biasa
Duduk di teras belakang rumah Sembari menikmati music video dari idol grup yang saat ini ku suka

Samar-samar aku mendengar suara kakakku berteriak memanggil namaku
Aku selalu sengaja tak merespon panggilannya
Karna pertama.
Kakakku dengan nama Andrean itu Sangat usil dan cukup menyebalkan.
Ke dua.
Dia pasti akan menanyakan banyak hal di luar nalar
Yang nantinya akan memicu pemikiran extra untuk meladeninya
Dan yang Ke tiga.
Hal itu dia lakukan semata-mata untuk mengganggu fokusku yang nantinya berujung pada perdebatan panjang layaknya debat antar provinsi atau bahkan mungkin negara.
yang nantinya juga berujung pada kekesalanku Yang berbanding terbalik dengannya yang akan sangat bahagia karena berhasil mengusiliku.

Saat ini Entah apa yang akan dilakukannya. Tapi ku yakin dia pasti akan merebut HP ku dengan paksa.
Atau justru merebut headphone yang saat ini ku gunakan untuk menutup telinga agar dia paham aku sedang tak ingin bercanda.

Tapi mengharapkan hal semacam itu sia-sia
Karna benar saja Andrean dengan gerakan cepat mengambil handphone dan headphone yang ku gunakan.
Lalu dengan santainya melenggang pergi, selalu seperti itu.

Just About Life And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang