23 | double date

432 62 2
                                        

"Makanya ayo temenin gue dong, Jis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makanya ayo temenin gue dong, Jis." Seulgi merengek, menarik-narik ujung kaos kebesaran yang digunakan Jisoo. Sementara gadis itu sedari tadi hanya sibuk menatap komputer untuk menyelesaikan gamenya.

"Males," singkatnya tak berminat.

Seulgi mendengus, "Gue traktir ayam deh nanti."

Jisoo menggeleng, masih menolak.

"Habis itu kita ke angkringan deh, gue beliin semua yang lo mau. Gimana?" Seulgi membujuk lagi.

"Males. Mager."

Seulgi mendorong kursi gaming yang diduduki Jisoo jauh-jauh menggunakan kakinya, terlanjur kesal mendengar dua kata yang selalu terlontar dari mulut Jisoo sebagai jawaban. Kalau gak males, ya mager.

"Anjing, Seulgi!" Jisoo mengacak rambutnya kesal, memelototi Seulgi yang kini menatapnya tak berminat. "Rese lo. Balik sana! Ganggu anjir."

"Bodo amat!" Sentak Seulgi tak ambil pusing mendengar omelan Jisoo. Gadis itu bangkit dan keluar dari kamar Jisoo sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Jis, oi! Lanjut kagak?"

"Eh, iya. Bentar, Yong."

***

"JISOOOO!! MAIN, YUK!!"

Seulgi menggedor-gedor pintu kamar Jisoo dengan bar-bar. Sengaja membuat kegaduhan agar putri tidur yang nyaman bergelung dengan selimut diatas kasur empuk didalam sana itu segera terbangun. Berhubung dia juga sudah mendapatkan izin dari ibunda Jisoo, yang malah menyetujui ide gilanya. Katanya, kalau belum bangun juga, buka aja pintunya pakai kunci cadangan habis itu siram wajahnya pakai air dingin. Seulgi langsung semangat empat lima mendengarnya.

"JISOOOO!!"

"JIS—"

"Gue tonjok ya muka lo?!" Jisoo keluar kamar, dengan penampilan yang tentu saja berantakan, banget. "Berisik, Gi. Gue masih ngantuk." Mengucek matanya, Jisoo kembali menguap sambil menggaruk badan.

"Gue cuma menjalankan tugas dari nyokap lo. Minggir." Seulgi menggeser tubuh Jisoo yang menghalangi pintu, berjalan masuk kemudian mendudukkan diri pada kursi gaming kesayangan Jisoo. Dia mengernyit jijik melihat banyaknya bungkusan ciki dan minuman kaleng bekas berserakan. "Lo tidur jam berapa anjir semalem? Sampe jam dua masih tidur. Kalo kagak gue bangunin, bisa-bisa nyokap lo nyangka anaknya mati gara-gara nge-game mulu kerjaannya."

"Subuh." Jisoo menjawab singkat, Seulgi geleng-geleng kepala mendengarnya. Mengambil jedai yang terletak diatas meja, Jisoo kemudian menjepit rambut panjangnya asal-asalan. "Panas amat dah."

Seulgi memperhatikan, "Rambut lo udah panjang gak sih, Jis."

"Hm. Iya kayaknya."

"Gue temenin potong yuk. Sekalian gue juga mau ngerapihin rambut."

[I] Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang