Aku Kamu Dan Negara

4.9K 128 5
                                    

Ali sudah selesai mandi ia pun sudah siap untuk apel pagi dan olahraga.

"Sayang, saya berangkat dulu ya." Ali berpamitan pada Zahra.

"Iyaa mas." jawab zahra sembari membenarkan kerah baju Ali.

Ali tersenyum dan membalas dengan usapan tangannya pada kepala zahra, dan mencium Zahra.

Fadya yang baru selesai mandi pun melihat mereka berdua sedang bucin layaknya pengantin baru "Ekhem." pekik fadya.

Zahra canggung dan menjauh dari Ali "Aiss udah ah mas Ali berangkat sekarang daripada telat." ujar zahra sambil menyalami Ali.

"Iyaaa iyaa saya berangkat, titip farzen ya assalamualaikum." ujar Ali.

"Waalaikumussalam." jawab zahra.

Fadya mendekati Zahra "Enak banget jadi mba Zahra bisa bucin sama cowonya, sedangkan fadya gabisa." ucap fadya karna terlalu iri dengan kakaknya "Pake nikahnya lama banget lagi." sambungnya.

Zahra memutar bola matanya dengan malas "Lagian juga siapa suruh kamu milih nungguin mas Ali pulang satgas waktu itu."

"Kann biar formasinya lengkap gitu lhooo, mba Zahra gatau apa?!."

"Enggak."

Fadya kesal dengan ucapan kakaknya itu dan ia pun keluar dari rumah dinas zahra, sedangkan Zahra sibuk mengurusi farzen.

"Bangun pagi - pagi menuju ke lapangan~." seru para tentara yang masih bujangan tengah melakukan joging pagi melewati rumah dinas zahra.

Fadya salfok ketika menyirami tanaman di depan rumah zahra.

"Kiww.. kiw cewek." genit salah satu tni itu.

Fadya menatap sinis "Dih gajelas." ucapnya.

Namun tak ia sadari bahwasanya di belakang sendiri ada farhan yaitu calon suami fadya "Calon istri." teriak farhan.

Fadya yang fokus menyirami tanaman pun lalu terdiam sejenak setelah mendengar ucapan farhan dan menoleh kearahnya.

Fadya tersenyum "Semangat." ujar fadya sambil mengepalkan tangannya.

Farhan tersenyum dan membalas dengan lambaian tangan.

Zahra melihat mereka berdua ketika akan menjemput farzen "Bucinnn trosss." sindir zahra.

Fadya menoleh kebelakang "Apaan sih mba, gitu aja sewot emang ga terima ngeliat adeknya yang cantik nan imut ini bahagia??." ketus fadya.

Zahra terkekeh "Bukan gituuu, tapi inget tempat lah yaa."

"Iyaaa iyaaaaa tauuu."


Hari sudah mulai siang, Ali pulang untuk makan siang dan dirinya pun meletakkan tubuhnya di sofa.

"Mas Ali capek ya." ujar zahra menghampiri Ali sambil membawa secangkir kopi.

"Gak terlalu sih ra,tadi cuman kurve barak bantuin letting." jawab Ali.

Ali menghembuskan nafas beratnya "Nih buat kamu." ujar Ali sambil memberikan kartu kredit merah putih.

Zahra bingung karna Ali sudah memberikan dua kartu kredit nya pada Zahra "Hahhh?? maksud mas Ali apa?, Udah ih zahra ga butuh." Zahra menolak mentah - mentah atas pemberian suaminya.

Ali memegang tangan Zahra "Terima pemberian saya ini, kalau saya pegang nanti bisa habis. maka saya berikan kartu kredit ini untuk dirimu wahai nona nanti say-." ujarnya.

Zahra merasa geli karna Ali pertama kali bicara seperti itu "Udahh ih Zahra udah punya, lagian juga buat jaga-jaga kalo mas Ali ada keperluan mendadak kann bisa ambil disitu."

Aku Kamu Dan Negara [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang