Di pagi hari, jaemin terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, ia sarapan bersama ayah dan bundanya lalu memakai sepatunya, dan bergegas menuju sekolah dengan menggunakan sepedanya.
Jaemin memarkirkan sepedanya di tempat parkiran khusus sepeda, lalu berjalan di lorong menuju ke kelasnya. Jaemin terkejut tiba tiba ada yang memegang pundaknya.
"Halo kak nana!!" sapanya senang dengan menunjukkan gigi rapinya.
"Ouwhh kamu le..! Kakak kira siapa tadi," ujar jaemin kembali berjalan.
Chenle ikut berjalan bersama dengan jaemin, "hehehe, maafin lele ya kak," chenle menggaruk tengkuknya.
Jaemin mengangguk, "iya gapapa."
Mereka pun diam sambil terus berjalan, tampak chenle seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak berani. Jaemin menyadari chenle yang bertingkah aneh pun menghentikan langkahnya.
"Kamu kenapa le? Kok kek cemas gitu? Kamu ada masalah?" tanya jaemin.
Chenle cepat-cepat menggeleng, "engga kak, aku cuma mau minta maaf.." ucap chenle.
Jaemin menaikkan sebelah alisnya, tanda Kebingungan, "tadi kan kakak udah bilang gapapa, kenapa minta maaf lagi sih le? Lagian juga hal sepele kek gitu doang.." cerewet jaemin.
"Bukan soal itu kak."
"Jadi?"
"Pokoknya lele mau minta maaf sama kakak! Udah ya chenle duluan.."
Setelahnya chenle langsung berlari meninggalkan jaemin yang masih kebingungan dengan sikap chenle. Tidak mau ambil pusing, jaemin langsung bergegas menuju kelasnya.
Didalam kelas jaemin masih termenung-menung, kenapa sih chenle sangat aneh, tiba-tiba ingin meminta maaf padahal itu soal mengagetkan itu hanya hal sepele.
"Halo na..!" sapa seseorang.
Jaemin menoleh, "oh kamu chan, halo juga," sapa jaemin.
Pria itu bernama haechan, teman sekelas dan juga teman sebangku jaemin. "Kamu kenapa kok melamun tadi aku liat," tanya haechan.
"Eh? Ga kok ga melamun," jawab jaemin.
"Beneran na?" tanya haechan.
Jaemin mengangguk yakin, pada haechan.
"Yaudah na, aku mau sarapan di kantin sekalian liat crush ku hehe.. Kamu mau ikut?" tanya haechan sambil malu malu.
"Oh engga chan, kamu aja deh hehe aku udah sarapan," jawab jaemin.
Setelahnya haechan berpamitan kepada jaemin untuk pergi sebentar. Tinggallah jaemin sendiri di kelas, karena kebanyakan teman-teman sekelas jaemin ke kantin karena sama hal nya dengan haechan, belum sarapan.
Jaemin hanya duduk dan melamun, hingga dering ponsel miliknya berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk. Jaemin mengerutkan dahinya saat melihat memang ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal.
"Tumben banget," ucap jaemin.
+62 856 ****
|haloJaemin memutuskan untuk membalas saja pesan itu, mungkin haechan iseng.
+62 856 ****
|halo
Ya?|
Jaemin memandangi roomchat tersebut, menunggu balasan dari orang di sebrang sana. Awas saja jika jaemin sudah membalas tetapi orang itu malah menghilang, tidak segan jaemin akan menyumpahi pemilik nomor ini
|hehe, aku renjun
Jaemin bingung, renjun? Renjun yang ia temui semalam sore? Abangnya si chenle? Jaemin menebak, Ohhh jadi ini alasan chenle meminta maaf padanya.
Abang chenle?|
|iya bub
"Ihhh horor banget bab bub bab bub, keliatan banget fuckboy nya," geli jaemin.
|maaf, ga bermaksud
Ya|
Jaemin langsung mematikan ponselnya dan berdiri dengan kasar dari bangkunya, ia harus mencari chenle. Dasar enak saja membagikan kontaknya tanpa seizin jaemin. Chenle memang benar-benar ingin kena.!
Jaemin langsung melangkahkan kakinya keluar dari kelas, ia menuruni tangga menuju deretan kelas anak sebelas. Jaemin terus melihat kesana kemari untuk menemukan chenle.
Jaemin menemukannya, ia langsung berjalan cepat sambil memanggil nama chenle dengan kesal.
"Chenleee!!"
Chenle menoleh ke asal suara, setelah melihat itu adalah jaemin, chenle hanya tersenyum canggung. Chenle tau pasti abangnya sudah mengirimi kakak kelasnya ini pesan.
"Chenle, maksud kamu apa nyebar kontak kakak tanpa izin hah," kesal jaemin.
"Aku udah nolak kok kak, tapi abang lele maksa." ucap chenle.
Jaemin berujar, "Alasan aja kamu le."
Chenle menggelengkan kepalanya, "engga kak, dia memang maksa banget. Yaudah deh, kakak jangan marah, nanti ku kasih PC nya member ensiti yang kata kakak gantengnya kebangetan itu," ujar chenle
Mendengar itu jaemin langsung melupakan persoalan tadi, yang membuatnya kesal. Ekspresi nya berubah menjadi berbinar.
"Serius le? Bener yaa," ucap jaemin memastikan.
"Iya kak, jemput aja ke rumah." suruh chenle.
"Ih kakak, jadi canggung nanti kalo ketemu kakak kamu lagi," jaemin menggaruk tengkuknya.
"Ihh gausah malu malu kak, datang aja. Lagian ya kak, kalo kakak liat baik baik, abang aku mirip tau sama bias kakak."
"Hah? Apa iya le," tanya jaemin.
Chenle mengangguk,"iya kak."
"Yaudah dehh, kamu siapin dulu PC nya, kapan ga sibuk kakak ambil. Yaudah kakak duluan ya," jaemin melambaikan tangannya dan langsung pergi dari sana.
♡♡
Hallo bubub bububnya thor
Apa kabarrrr.
KAMU SEDANG MEMBACA
unexpected meeting [Renmin]
PoesíaWarning b×b⚠ Homophobic skip juseyo ❝OUR UNEXPECTED MEETING.❞ Start: 01 September 2024 End: