"Aura ingin bebas Bu. Aura capek di kawal terus," pintaku mengiba kepada Ibu.Aku Aura. Menjadi anak pejabat di negara lain membuatku suntuk. Bosan. Aku jarang pergi kemana-mana di karenakan Ayah selalu mendapat teror.
Mereka selalu menjadikanku alat untuk memeras Ayahku yang kaya raya. Ayah selalu mendapat surat kaleng. Banyak yang ingin menculikku.
Ya, itu semua karena aku anak satu-satunya. Bahagia memang menjadi aku. Jika orang melihatku pasti akan timbul perasaan iri melihat kehidupanku yang serba mewah.
Apapun yang kuinginkan semua bisa terpenuhi dalam sekejab. Tas mewah, perhiasan mewah. Baju-baju bagus, sepatu-sepatu mahal, semua tinggal sebut dan dalam waktu singkat semua ada di depan mata.
Aku bak putri raja. Karena semua sudah tersedia dan akupun dilayani dengan sempurna. Karena itu semua orang yang dekat pasti berdecak kagum.
Apakah aku bahagia???
Tentu saja tidak. Aku tidak suka dengan kehidupanku yang seperti di sangkar emas. Sepi tak ada teman. Teman-temanku semua bermuka dua. Mendekatiku hanya karena butuh dan ada maunya.
Ibu dan Ayahku selalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Makan malam bersama pun jarang sekali terjadi.
Di usiaku yang sudah 17 tahun pun aku belum punya kekasih. Sama sekali. Aku tak pernah punya pacar. Semua lelaki takut mendekati karena mereka malu.
Padahal jika dilihat aku tak jelek. Badanku bagus. Ramping dibagian pinggang, montok di bagian dada dan bokong. Aku pun lumayan tinggi sekitar 168 cm. Kaki pun jenjang. Dengan kulit yang putih terawat. Rambut pirang panjang yang bersinar. Bulu mata lentik , hidung yang mancung juga bibir yang tipis.
Aku rasa tak susah untukku mendapatkan kekasih. Namun, yang terjadi, mereka selalu minder dan memilih pergi.
"Kamu tak bisa pergi sendiri Aura. Kamu tahu sendiri bahaya yang mengincarmu. Ingatkah kamu 10 tahun yang lalu, ketika kamu hampir diculik hingga menewaskan 1 pengawal kita yang tertembak saat ingin menyelamatkanmu," jawab Ibu tanpa menatapku. Matanya asik menatap handphonenya dengan jari tak terlepas dari gadget itu.
"Huh lagi-lagi cerita itu. Aura bosan mendengarnya," dengusku kesal.
Brakkkkk!
Meja di gebrak. Ibu menatapku dengan tatapan marah. Matanya melotot tajam ke arahku.
"Gara-gara itu aku hampir kehilanganmu! Kamu tak tahu betapa berharganya kamu untukku!" bentak Ibu.
"Tapi Bu, aura sangat bosan dikurung terus. Izinkan Aura pergi Bu," aku menunduk. Buliran bening itu mulai jatuh menggenangi pipiku.
Ibu mendekatiku dan menyentuh daguku. Aku mendongak. Kulihat wajah Ibu yang semula merah marah menjadi sendu.
"Baiklah. Tapi tunggu 2 hari lagi. Pengawalmu yang kemarin sudah Ibu pindah tugaskan untuk mengawal Ibu. Untukmu Ibu belum dapat. Semoga besok segera ketemu penggantinya," jawab Ibu .
"Terimakasih Ibu. Ibu memang yang terbaik. Aku sayang Ibu," ucapku girang sembari memeluk Ibu.
Aku sangat bahagia. Akhirnya 2 hari lagi aku bisa menghirup udara selain di rumah mewah bak istana ini. Melihat pemandangan dan kendaraan yang hilir mudik.
Ahhhhh... memikirkannya saja aku sudah bahagia.
*
Hari yang kutunggu tiba. Aku sudah bersiap untuk pergi jalan-jalan. Tas ransel pun sudah berada di pundak. Aku sengaja memakai stelan jeans dan kaos pink plus sepatu kets untuk mempermudah perjalanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/353149843-288-k893826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard
Teen FictionKetika status menjadi penghalang, dua cinta harus terpisah!