part 4

49 7 0
                                    

"Akhhh," James memegangi perutnya. Wajahnya mengkerut menahan sakit.

"James!" aku berangsur mendekati nya. Keadaan ini semakin genting. James tak bisa di biarkan seperti ini terus.

Brakkkkk!

Lagi-lagi pria kulit hitam itu mendobrak pintu dengan kasar hingga membuat ruangan tempat penyekapan kami bergetar.

"Aaaaaa," pria itu dengan kasar menarik tubuhku dan menyeret tanpa mengenal ampun walaupun aku menangis kesakitan.

"Akhh, Nona,"

Bugh!

Belum sempat James menolongku, beberapa orang menendang tubuh James, dan ia kembali tersungkur.

"James! James  ....," aku terisak menahan sakit dan melihat keadaan James yang kini terkapar di lantai. Semakin lama semakin jauh pria itu menyeretku hingga James benar-benar hilang dari pandangan.

Bukk!

"Akkhh, lepaskan aku!" aku memberontak saat pria itu dengan kasar mendudukiku di atas bangku kayu. Ia mengikat tanganku kuat.

"Diam! atau pengawalmu akan mat*!" ancamnya.

"Jangan sakiti James! awas kau ya!" sentakku. Mataku menatap tajam padatnya.

"Jika kau tak ingin kami menyakitinya, kau telpon orang tuamu sekarang juga! kami minta tebusan sebanyak satu milyar!" ia tersenyum simpul melihatku,benar-benar menjijikkan.

"Cepat telpon! atau kau akan menyesal!" desaknya. Dengan terpaksa ku ambil ponsel di tangannya.

[Ma, Mama...]

[Aura! kamu di mana? apa kamu baik-baik saja, Nak?]

[Ma, tolong Aura, Ma...]

Slap !

Ponsel itu diambil paksa, aku hanya bisa mengerutkan bibir.

[ Cepat kirim uangnya ke alamat xxxx nanti malam jam sembilan sebanyak 1 milyar! atau anakmu jadi korban!]

Pria itu menatapku sinis, ia tersenyum mengejekku. Ia lalu  melenggang pergi meninggalkan diriku yang masih terikat di kursi.

Pikiranku mengacak mencari ide bagaimana bisa keluar dari jeratan penjahat-penjahat ini.

Sepi, tak terdengar lagi suara tawa terbahak orang-orang itu. Ke mana mereka?

Sret-sret-sret!

Ku dengar suara kaki di seret. Suara kaki siapa itu?

"Nona ... Nona ...," Ku dengar lirih suara James.

"James! James!" teriakku.

"Nona!" kulihat James dengan kondisi lebam dan terluka, ia tertatih berjalan mendekatiku. Dengan sisa tenaganya ia berusaha melepaskan tali pengikat di tanganku.

"James!" aku memeluknya lekat saat tali pengikat di tanganku terlepas.

"Ayo, Nona. Kita jangan buang waktu!" James menarik tanganku kuat dan berlari walaupun dengan terpincang-pincang. Beruntung para penjahat sepertinya memang sudah tak berada di tempat. Pintu terkunci rapat.

"Gimana, ini, James," aku menggigit bibir, khawatir.

Mata James mengitari ruangan, mencari celah dan cara bagaimana bisa keluar dari tempat laknat ini.

Ia menatap jendela kaca, dengan tertatih James mengambil besi yang teronggok di ujung ruangan dan ...

Prangg!

Besi di lempar ke arah kaca, James menarik tanganku dan dengan sisa tenaganya ia mengangkat tubuhku dan aku pun bisa keluar bebas, begitupun James.

Kami bergegas pergi masuk ke arah semak-semak di belakang gedung tempat kami disekap .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang