1. Kacau

15 0 0
                                    

Kritik dan saran dipersilahkan
Jangan lupa follow, vote dan coment ya guys
Thankyou✨
.
.
.
.

Mengawali pagi hari dengan suasana yang tenang, damai, disambut dengan hangat, tertawa dan bercerita bersama kedua orang tua di lingkaran meja makan, tentunya menjadi suatu kebahagiaan bagi semua anak, termasuk flo. Namun, ia tidak pernah merasakan sekalipun, bagaimana rasanya bercanda dan tertawa lepas bersama kedua orangtuanya. Yang ia lakukan hanyalah menahan tangis dan mencoba berdamai dengan keadaan dan takdir.

Ini adalah awal dari cerita flo saat ia masih duduk di bangku kelas 3 SMK. Yang normalnya menjadi masa-masa yang paling indah di dunia persekolahan, tetapi tidak bagi flo.

"Aku hanya ingin terlihat kuat, walaupun harus menyembunyikan air mata" ~ Flo

🦋🦋🦋

Suasana pagi yang cerah dan udara yang sejuk mampu mengibaskan tirai berwarna putih, serta matahari yang mulai menunjukkan parasnya, membuat seisi kamar terpancar akan sinarnya. Terlihat seorang gadis yang tengah bersiap mengenakan dasi untuk berangkat ke sekolahnya.

Flo melirik digital jam meja nya yang saat ini menujukkan pukul 06:34 tanda ia harus bergegas berangkat kesekolah. Dengan tergesa-gesa ia berlari turun kebawah menuju meja makan.

"Mama sama papah meeting lagi bi?" Tanya flo kepada bibi

"Iya non, pagi-pagi banget tuan sama nyonya pergi. Sabar ya non." Ucap bibi sembari mengelus pundak flo.

"Fey mana bi?"

"Itu dibelakang non, katanya badannya gaenak"

"Oke deh, bi minta tolong bekel flo ya ditaro di mobil. Makasi bi" sambil memungut roti lapis dan dibawa nya ke belakang rumah

"Lo ga siap-siap? ga berangkat dek?"

"Nggak ah kak, badan gue lagi manja, gaenak"

"Udah minum obat? Gue anter ke dokter yuk, biar gue bolos juga" Ucap flo dengan postur memegang dahi fey yang ternyata hangat

"Udah kok, gausah kak, lebay gamau gue. Udah sana berangkat bisa-bisa lo telat. Ada bibi yang nemenin gue"

"Yaudah, nih roti dimakan. Gue cabut dulu ya gue ijinin ke wali kelas lo. Sama-sama"

"Haha iyaadeh, makasii kaka gue yang cantik. Hati-hati ya!" Ucap fey dengan manja menyenderkan kepala di pundak flo

"Idih najis. Bye"

Flo meninggalkan sang adik dan berjalan menuju mobil. Ia langsung bergegas berangkat kesekolah dengan mengendarai mobil jazz berwarna merah miliknya.

"Pasti kali ini gue telat lagi" decak nya kesal didalam mobil

📞 Don't mess up my tempo.... (Suara dering telepon)

Dering telepon di handphone flo yang memamerkan nama "mama" membuatnya tidak fokus menjalankan mobilnya.

"Tumben banget mama nelfon?"

Ia menggapai handphonenya namun, tangan yang licin membuatnya meleset dan jatuh kebawah. Tanpa melihat ke arah depan, flo langsung mengambil handphonenya hingga ia harus menabrak mobil seorang pria.

Dukkkk....

"Siall... gue nabrak mobil orang." Decak flo

Seorang pria tinggi, dengan bahu yang lebar, turun dari mobil yang ia tabrak dan berjalan menuju kearahnya, sembari mengetuk jendela mobil, tanda meminta agar ia menurunkan jendela.

"Permisi, lo bisa nyetir? Apa perlu gue setir in? Lain kali liat depan jangan main handphone dijalan. Ngerugiin orang lain."

Flo bergegas membuka pintu mobil dan keluar sambil menjelaskan apa yang tengah terjadi.

"Maaf, gue ga sengaja. Handphone gue jatuh kebawah tadi, gue bakal ganti rugi kok, maaf banget, gue minta nomor handphone lo"

"Gue maaf in, udah gausah. Gue cabut. Lain kali kalo nyetir yang bener bahaya dijalan kaya gini"

"Iya, maaf"

Pria itu meninggalkan lokasi kejadian dan menjalankan mobilnya. Flo mengacak-acak rambutnya dengan frustasi "Kenapa hari ini kacau banget sih. Masih pagi loh ini" sambil membuka pintu guna meneruskan perjalanannya ke sekolah.

Sesampainya disekolah ia memarkirkan mobilnya disebelah ruang BK, ia melihat mobil yang ia tabrak tadi ter-parkir rapi persis disebelah mobil flo. "Jangan-jangan cowo itu satu sekolah sama gue?" Dengan tergesa-gesa ia mengambil tas sekolahnya dan buku pelajarannya lalu bergegas menuju ke kelas.

Dengan melangkah kan kakinya di ruangan BK, flo melihat kanan dan kiri, terlihat seorang pria yang ia tabrak tadi. Ia tidak sengaja mendengar percakapan guru dengan pria itu.

"Vero!! Saya kan sudah bilang berulangkali sama kamu, jangan terlambat lagi. Kamu itu sudah kelas dua Sekali lagi kamu terlambat, orangtua mu saya panggil vero. Buat tulisan seperti biasa di perpustakaan sekarang, gausah kembali ke kelas" Bukannya membalas, pria itu malah membuang muka ke arah lain dan melangkah meninggalkan ibu guru.

Pria itu berjalan keluar dari ruangan BK dan melihat ke arah flo dengan memincingkan mata lalu membuang muka dari flo. "Oh, Jadi nama dia vero? Kelas dua apa kok gue bisa ga tau dia" batin flo.

"Permisi bu, maaf saya kesiangan. Boleh saya minta surat keterlambatan?"

"Kamu flo kelas tiga busana satu kan? lain kali jangan terlambat, atau nggak orang tua mu saya panggil kesini. Kamu buat tulisan seperti biasa di perpustakaan, gausah kembali ke kelas"

"Iya bu, lagian kalo dipanggil juga gabakal dateng ko bu, mereka kan gapunya waktu buat saya, hehe" ucap flo dengan sedikit tersenyum.

"Nanti kalau sudah selesai nulisnya, kamu beresin buku-buku perpustakaan sama vero ya." Ucap Bu Rita sambil menunjuk pria yang tengah berjalan seklibat diluar jendela dan dibalas anggukan oleh flo.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan BK dan berjalan menuju ke arah perpustakaan. Matanya terpaku kepada pundak seorang wanita yang tengah duduk sendirian di bangku depan perpustakaan sambil menangis, ia menghampiri nya dan menepuk pundak nya.

"Permisi, boleh gue duduk disini? Dibalas dengan anggukan

"Lo gapapa? Gue liat, lo lagi sedih. Boleh gue tau apa alesan lo sedih?"

"Boleh ga, gue temenan sama lo? Gue gapunya siapa-siapa disini" ucap wanita itu sembari mengusap air matanya.

"Boleh dong, nama lo siapa? nama gue flo kelas 12 busana 1" ucapnya dengan mengulurkan tangannya.

"Gue alleta kelas 12 busana 2. Makasih sebelumnya, soalnya gaada yang mau temenan sama gue" ucapnya sambil berjabat tangan.

"Ah udah gapapa, semua kan temen. Jangan sungkan kalo mau manggil gue. Oh iya gue ada urusan di perpus. Gue duluan ya" aletta membalas dengan senyuman.

Ia bergegas masuk kedalam perpustakaan dan menggapai kertas portofolio guna menulis apa yang diperintah bu rita tadi, lalu menghampiri vero yang tengah duduk di kursi bermeja panjang.

"Permisi, gue duduk disini ya" ucap nya kepada vero

"Duduk aja, lagian kosong" ucapnya tanpa melihat ke arah flo.

Ngeselin bgt jadi cowo tatap gue kekk~ batin flo

Suasana perpustakaan yang sunyi dan hening serta mengingat kejadian pagi tadi, ditambah ruangan perpustakaan yang luas ini hanya ada mereka berdua, membuat keduanya menjadi agak canggung.

"Nama lo, flo kan? Kakaknya fey?"

🦋🦋🦋

Awal yang baik, harusnya berakhir dengan baik juga kan? ~ flo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NosenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang