Dentuman benda panas pada kulit badan tiba-tiba terdengar saat memasuki ruangan itu. Detak jantung semua orang yang berada disana berdetak kencang setelah menyaksikan kejadian itu.
"What do you mean?" tanya lembut seorang gadis dengan nada rendah yang baru saja menembaki badan seseorang. Tangan lentiknya kembali memompa benda panas di tangannya untuk mengisi peluru kembali.
Kaki jenjangnya melangkah kembali ke sisi pria bertubuh lebih besar yang berada di sisi sampingnya.
"Coba jelaskan lagi, saya tidak mendengarkannya sampai selesai tadi."
"Maaf nona, kami kehilangan dia tadi." jawab pria itu gugup sambil menunduk yang di ketahui merupakan salah satu anak buahnya.
Gadis itu menghela nafasnya saat mendengar jawaban yang paling dibenci. Dia mengarahkan benda panas itu ke kepala pria di depannya sambil menimbang-nimbang sesuatu di pikirannya.
"Apakah sesulit itu?"
Saat tangannya bersiap menarik pelatuk, pintu ruangan itu terbuka menampilkan seseorang dengan mata tajam dan menunjukkan wajah muak disana.
Sebelum hal yang gila kembali terjadi, orang itu melemparkan pisau kecil yang membuat gadis tadi menjauh dari pria itu.
"Berapa banyak lagi bawahan yang mau kau bunuh, little devil?"
"Aku hanya membuang orang-orang tidak berguna disini." jawabnya sambil berjalan ke arah sofa untuk duduk dan menenangi amarah yang daritadi dia pendam.
Laki-laki itu menghela nafas melihat sepupunya yang bersikap semaunya jika sedang emosi. Dia kembali berucap menyuruh semua anak buah disana untuk pergi dan meninggalkan mereka di dalam ruangan itu.
"Sungguh, apa sesulit itu untuk menangkap lelaki brengsek yang suka menghalangi urusan orang lain seperti dia?"
Gadis itu bertanya saat sepupunya berada di sampingnya sambil menerawang ke langit- langit ruangan. Sedangkan sepupunya hanya berdecak mendengar pertanyaan bodoh itu.
"Kau sendiri sudah melihat latar belakangnya kan? Dia bukan seseorang yang mudah kita tangkap. He's a fucking detective."
Suasana hening disana. Gadis itu sungguh mengerti apalagi saat dia sudah melihat semua profile rahasia dari laki-laki yang di maksud.
Seorang detektif, profil yang dirahasiakan, dan beberapa fakta lainnya yang mengejutkan.
Sesungguhnya jika bisa mereka tidak ingin berurusan dengan seseorang dengan tipe menyebalkan seperti ini. Namun sayang, lelaki yang mereka berbicara kan sungguh bermain api dan terus menghalangi rencana mereka. Syarat yang cukup untuk di lenyapkan.
"Aku penasaran akan sesulit apa itu." ungkapnya sambil membayangkan suatu rencana di kepala kecilnya.
Lawan bicaranya yang mengerti arah pembicaraan itu melotot menuntut penjelasan.
"Apa yang—"
"Yes, i will meet him" potongnya menjawab pertanyaan yang akan di ucapkan sepupunya.
Gadis itu berjalan ke luar ruangan dengan senyum licik yang terpampang di wajah cantiknya.
Dia tidak sabar ingin merancang semuanya dengan baik dengan memulai menemui lelaki itu.
~~~~
Next or Stop (?)