Prologue

374 44 4
                                    

Haechan mengerang, merasakan kepalanya yang berdenyut nyeri. Ia membuka matanya dengan perlahan untuk membiasakan sinar mentari yang mulai menusuk matanya.

Sang omega bangkit, langit-langit kamar itu terlihat putih dan hambar, serta tirai yang tertiup angin menyambutnya, dalam beberapa detik ia hanya menatapnya tanpa menyadari apa yang tengah terjadi.

"Apa yang terjadi? Di mana aku?" Lirihnya dengan menatap sekelilingnya bingung.

Ruangan ini begitu asing. Ini bukan kamarnya, sang omega tidak mengenali apapun yang ada di dalam sini. Dan hal itu langsung membuatnya panik. Haechan lalu mencoba menarik napasnya dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.

Akan tetapi bukannya merasa lebih baik, ia malah tersedak karena hidungnya menghirup aroma lain yang tidak terlalu asing. Aroma yang cukup familiar datang dari seorang alpha.

Setelah menyadari apa yang terjadi, kepalanya langsung berputar ke arah samping dan memekik saat menemukan seorang alpha tengah tertidur sambil membelakanginya dengan punggung telanjang.

Pria alpha dengan rambut hitam berantakan dan agak lebat, kepalanya besar dan datar. Punggungnya terlihat lebar dan kekar, secara keseluruhan Haechan akui pria itu memang seksi. Pria alpha itu tertidur dengan pulas.

Walaupun tidak bisa melihat wajahnya, Haechan tahu siapa pria alpha di sebelahnya itu. Pria alpha dengan feromon yang khas yang ia kenali, pria alpha yang sejujurnya sangat Haechan benci.

"Mark Lee!" Dengan kekuatan penuh, Haechan berteriak dan menendang tubuh itu hingga ia terguling dan jatuh dari ranjangnya.

Suara desisan langsung terdengar dari bawah tempat tidur. Dan Haechan terlambat menyadari apa yang terjadi pada tubuhnya.

Mark bangkit dengan tertatih, masih mengumpulkan nyawanya. "Manusia brengsek manaㅡ"

"Argh!" Teriakan melengking Haechan membuat Mark kembali terperanjat kaget.

Haechan dengan segera menutupi tubuhnya yang ternyata telanjang menggunakan selimut.

"Lee Haechan?" Mark bertanya dengan suaranya yang dalam dan sarat akan kebencian. "Brengsek, apa yang sedang kau lakukan di sana?"

Haechan menolak menjawab pertanyaan Mark karena begitu pria alpha itu berdiri dan berjalan ke arahnya, ia bisa melihat bahwa Mark juga tidak memakai pakaiannya.

Sementara Mark terlambat menyadari keadaan Haechan yang berantakan, hingga ia baru merasakan bahwa dirinya juga dalam keadaan yang samaㅡtelanjang, rambut mencuat seperti sarang burung, beraroma seks yang tajam, dan feromon mereka yang bercampur di udara.

"Shit." Umpat sang alpha.

Mark yang telah mendapatkan kembali nyawanya langsung mencari bajunya dan dengan tergesa memakainya. Harus Mark akui, ia selalu percaya diri untuk menunjukkan tubuh telanjangnya pada orang lain. Ia adalah seorang alpha, tubuhnya diciptakan dengan sempurna oleh para dewa. Dan ia tidak akan goyah karena berdiri telanjang di hadapan musuhnya. Mark tidak akan merasa malu hanya karena Haechan melihat penisnya.

Tetapi sayangnya dalam situasi saat ini, ia tidak memiliki banyak waktu untuk pamer. Karena kenyataan bahwa mereka baru saja tidur bersama menjadi kekhawatirannya yang paling besar. Haechan adalah orang terakhir yang ada di dalam daftarnya untuk Mark tiduri.

"Aku pergi." Ujar Mark setelah memakai bajunya. Sang alpha berjalan menuju pintu tanpa menghiraukan Haechan.

Haechan yang melihat hal itu menjadi berang. Ia bangkit, melilitkan selimut pada tubuhnya lalu berlari mengikuti Mark

"Tunggu, bajingan!" Teriaknya.

Mungkin bagi Mark ini adalah petualang lainnya yang biasa ia habiskan setiap malam, tetapi bagi Haechan tentu saja ini adalah sebuah masalah. Tidur bersama Mark merupakan kesalahan besar, dan kini pria alpha itu bertingkah brengsek dengan meninggalkannya begitu saja?

PenumbraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang