A Day In MyーmiserablyーLife

148 26 4
                                    

Haechan tersenyum ke arah Jeno yang tengah duduk di salah satu meja di sudut kafe dekat jendela. Alpha itu tersenyum pada Haechan dengan matanya yang membentuk bulan sabit serta tangannya melambai ke arah sang sahabat.

Haechan tertawa manis dan kembali melanjutkan pekerjaannya, membersihkan meja bekas pelanggan kafenya.

"Apa kau masih akan tetap di sini?" Haechan pura-pura kesal, ia menghampiri Jeno setelah selesai dengan tugasnya.

"Aku sedang nongkrong, apa yang kau harapkan?" Katanya, sambil menyesap kopinya dengan dramatis. "Omong-omong kapan kau selesai bekerja?"

Haechan memutar bola matanya dengan malas. "Dalam lima jam." Jawabnya sambil melihat pada jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Bagus, aku juga memiliki banyak waktu. Lagipula ini liburan musim panas, aku bisa bermain dan nongkrong sepuasnya." Kicau Jeno dengan nada riang.

"Tidakkah kau memiliki acara lain seperti berkencan dengan kekasihmu, misalnya." Ledek Haechan.

Jeno mengerang. "Aku tidak punya kekasih atau apa pun itu." Kelakarnya.

Haechan cemberut. "Aku janji tidak akan mengganggumu, Haech. Aku hanya akan menjadi pelangganmu yang baik." Jeno mengangkat kedua tangannya di depan dada tanda menyerah. "Aku pesan satu lagi cheseecakenya."

Haechan memilih untuk tidak mengatakan apapun dan melanjutkan kembali pekerjaannya. Mengambil pesanan Jeno dan memegang kartu kredit pria itu. Ia sangat mempercayai Jeno dan mengenalnya sangat baik, pria itu sama sekali tidak memiliki pekerjaan dan mudah bosan, Haechan bisa pastikan alpha itu akan pergi dalam tiga puluh menit.

Akan tetapi setelah satu jam, Jeno tetap tidak pergi setelah ia memesan tiga cheseecake dan dua gelas Americano. Dan bagian paling buruknya adalah teman-teman alphanya juga datang.

"Hai, kau ingin memesan apa?" Haechan berusaha tersenyum ramah pada Jaemin yang berdiri di depan konter dengan senyum miring sambil menatapnya meremehkanㅡseperti biasa.

Haechan bahkan harus menahan dirinya supaya tidak terjatuh karena merasa lemas dengan feromon yang dikeluarkan oleh pria alpha itu.

"Apa kau tidak ada di dalam menu?" Tanyanya dengan ekspresi congkak.

Haechan masih mempertahankan senyumnya walaupun perasaan mual mulai naik ke tenggorokannya. "Ya sayangnya, kami juga tidak menjual itu dan juga omong kosong dan juga sikap menyedihkan. Jadi, jika tidak ada yang cocok dalam menu kami, kau bisa menyingkir sekarang juga." Ujarnya dengan nada sinis.

"Uh, betapa kasarnya. Aku sangat menyukainya." Senandung Jaemin.

"Ugh, perangai baik memang sangat mahal, dan pria di depanku terlalu miskin." Haechan menggerutu pelan.

"Apa katamu?" Jaemin menaikkan sebelah alisnya.

Haechan menggeleng pelan dan memasang senyum andalannya lagi. Ia mengacungkan pulpen serta buku menunya pada Jaemin sekali lagi dengan ramah, dan hanya dijawab dengusan oleh pria itu.

Haechan lalu melirik ke arah belakang Jaemin, dan ia tidak menemukan Jeno di mana pun. Hanya ada Mark, mungkin Jaehyun dan Lucas. Dan dua pria jangkung lainnya yang juga alpha tetapi tidak begitu Haechan kenali.

"Kenapa?" Goda Jaemin, "aku di sini. Apa kau membayangkan alpha lain yang ingin kau layani?"

Haechan semakin geram, menahan kepalan tangannya di sisi tubuhnya dan omeganya supaya tidak meledakㅡkarena sayangnya omega murahan itu malah menyukainya bahkan ia sangat antusias dengan keberadaan alpha di sekitarnya. Sikap submisif sialan!

PenumbraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang