••••SMAN Cakrabuana, atau SMANA. Sekolah negeri elit, dengan fasilitas yang lengkap, didalamnya.
Memiliki banyak ekskul, mulai dari Basket, Bola, Bahasa Inggris, Balet,Biola dan lain sebagainya.
Tapi, biaya yang dikeluarkan perbulan juga tak semurah pada umumnya. Tapi, karena sekolah ini tak terlalu jauh jaraknya dengan rumah Rinai, jadi Rinai pun sekolah kesini.
Jarang-jarang juga, ada sekolah yang mengadakan ekskul Balet.
Jam pulang, sudah tiba lima belas yang lalu. Sekolah sudah sepi, hanya beberapa murid saja yang masih ada.
Saat ini Rinai masih berada di sekolah menunggu Senja, yang masih di aula.
"Hai, Rin!" panggil seseorang orang dibelakangnya. Lantas Rinai membalikkan tubuh, menatap orang itu.
"Kenapa, Yu?"
"Nggak apa, cuman kamu kenapa belum pulang?" tanya gadis itu.
Gadis itu mengangguk. "Pasti dia masih di aula, kan?" tebak gadis itu. Yang di maksud dia adalah Senja, Rinai sengaja menunggunya karena ada sesuatu yang ingin Rinai bicarakan.
"Benar,"
"Kamu tidak ke aula?" tanya Rinai kepada Dahayu, pasalnya gadis itu juga mengikuti ekskul biola.
"Tadinya mau, tapi aku kebelet ke toilet. Jadi ga,k jadi, lagi pula aku sudah tau." terang Dahayu, membuat Rinai sedikit menggelengkan kepala. Ada-ada saja.
"Aku denger-denger, katanya sekolah mengadakan pentas." sambungnya pelan pada Rinai.
Rinai diam sejenak, ternyata benar dugaannya! Hanya meleset sedikit.
"Oh, ya? Tapi tadi kamu pura-pura tidak tahu."
"Hehehe,maaf Rin! Sekolah kita mengadakan berbagai audisi, di antaranya ada pentas balet pastinya. Dan, yang akan menjadi Odette penari balet terbaik di sekolah."
Mendengar perunturannya Rinai langsung dibuat kaget. "Yang benar, Dahayu! Jangan bergurau!"
"Ish, sejak kapan aku berbohong! Tentu saja benar adanya," gadis itu, Dahayu ikut kesal.
"Aku mendapat bocoran dari ayah ku." bisik Dahayu di telinga Rinai.
Dahayu Priyanka, gadis cantik dan baik hati. Meski dia anak pemilik sekolah sekalipun, dia tak pernah memilih-milih teman.
Kenapa Dahayu bisa mengetahui lebih dulu, sebelum di umumkan? Jawabannya karena dia anak dari pemilik sekolah! Tapi hanya pengumuman-pengumuman saja yang ayahnya beritahu. Selebihnya tidak, karena Dahayu juga seorang murid biasa.
"Dan juga dalam waktu dekat!" sambung Dahayu.
"Aku berharap, semoga kamu yang berperan sebagai Odette!" serunya lagi.
Rinai menggeleng. "Balet ku tak sebagus itu, Yu. Jangan berharap lebih."
"Rin! Menurut ku, tarian mu sangat bagus." ungkap Dahayu.
"Bayangkan, kamu akan meliuk-liuk indah di atas panggung bersama pangeran Siegfried. Dan di tonton banyak orang!" Dahayu meliukkan tubuhnya, seolah-olah ballerina profesional.
"Aku akan menonton dikursi paling depan! Bersama Senja." sambung Dahayu semangat.
"Hei!" seru seseorang dari arah belakang, dengan suara lari menuju kearah mereka berdua.
"Eh, Dahayu rupanya." kata Rodra dengan nafas yang sedikit memburu.
Rodra Candala, gadis baik berpenampilan tomboy. Sekelas dengan Rinai, dia juga mengikuti ekskul biola sama seperti Dahayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter
Teen Fiction[i] perihal cerita romansa, yang ditaburi sedikit karya sastra. ©butmorethan2023