BAB 2

8 0 0
                                    

Anak kecil tersebut kaget melihat Jay yang berada di samping nya. Mata bulat nya mengerjab beberapa kali merasa bingung dengan pertanyaan Jay yang tiba tiba.

" Hey tenang, aku bukan orang jahat. Salam kenal aku Jayden, kamu bisa panggil aku ka Jay. " Ucap Jay sambil mengulurkan tangan kanannya.

Dengan ragu ragu anak kecil itu pun menerima uluran tangan Jay.
" U-um aku juan, salam kenal ka Jay " sambil tersenyum manis sangat manis... 

Jay pun ikut tersenyum melihat senyuman yang di berikan oleh Juan
" Jadi, kenapa kamu nangis? Kalo mau cerita, cerita aja kaka dengerin "

Juan pun menceritakan apa yang menjadi penyebab dia menangis.

𝐹𝑙𝑎𝑠ℎ𝑏𝑎𝑐𝑘....

" Daniel, kejar farahh dia ngambil mainan Juju " teriak Juan berlarian mengejar Farah.
Daniell yang mendengar teriakan Juan pun ikut berlarian mengejar Farah.

" Hahahaha ayo kejar aku kalo bisaa  " tawa Farah terdengar sangat menyebalkan bagi Juan.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari arah dapur dan hal tersebut membuat Farah dan daniell berhenti dan langsung pergi ke arah sumber suara.

Saat Juan ingin menyusul Farah dan Daniell dia melihat seseorang berpakaian serba hitam hal tersebut membuat Juan menghentikan langkahnya karena penasaran dengan orang tersebut.

Tapi sayang, belum sempat untuk mengejar orang tersebut Juan di kaget kan lagi dengan suara ledaka kedua. Tak menunggu waktu lama, Juan langsung pergi menyusul Farah dan daniell.

.
.
.

" Ibuuu, Farahhh, Daniellllll.... Kalian dimanaa " Juan berlari kesana kemari sambil menangis tak peduli dengan kobaran api yang hampir membakar seluruh bangunan panti asuhan. Terlihat banyak sekali mayat anak kecil yang berceceran di lantai akibat sesak nafas.

Dari jauh terlihat seorang pria dewasa berlari ke arah Juan dan menggendong paksa Juan untuk di bawa keluar dari panti asuhan.

" PAMANN TURUNIN JUANNN, JUAN MAU CARI IBU DAN SAUDARA JUANN " teriak Juan sambil memberontak di gendongan pria tersebut

Sesampainya di luar Juan terus menangis memandangi panti asuhan, berharap ibu dan saudara nya yang lain keluar.

Namun yang keluar hanya mayat ibu panti, Farah dan danielll. Melihat hal tersebut Juan menangis histeris sambil berlari ke arah mayat ibu panti dan memeluk tubuh itu erat.

" Ibu, jangan tinggalin juannnn kalo ibu pergi, Juan sama siapa??? Juan gamau sendiri. Farah bangun, nanti Farah boleh pinjem mainan Juan sepuasnya tapi farah harus bangunnn. Daniell, kalo daniell pergi.. yang ngelindungin Juan siapa??? " dengan air mata yang terus mengalir, juan menggoyang goyang kan tubuh ibu panti dan kedua saudaranya bergantian.

Namun tak ada satupun yang bangun di antara mereka, yang membuat tangis Juan semakin pecah

𝐹𝑙𝑎𝑠ℎ𝑏𝑎𝑐𝑘 off

.
.
.
.
.

" Jadi gitu kak Jay, Juan gapunya siapa siapa lagi... Juan sendirian, Juan juga gatau mau tinggal dimana dan sama siapa. " Ucap Juan sambil terus menangis.

Mendengar cerita Juan tersebut membuat Jay ikut merasa sedih dan memeluk Juan dengan erat.

" Jangan nangis, Kaka juga sendiri. Gimana kalo kamu tinggal bareng kaka aja? "

" Emangnya boleh? " Tanya Juan menatap Jayden dengan wajah polos.

Jayden memeluk Juan dengan gemas setelah mendengar pertanyaan yang lucu tersebut, kenapa tidak? Kan dia yang menawari Juan untuk tinggal bersamanya.



Setelah kejadian itu, Juan tinggal dirumah Jayden dan juga menjalani pendidikan  yang sama dengan Jay.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Bintang JumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang