bab 1

27 7 3
                                    

Hampir semua siswa SMA Lima Sila tercengang dengan penampilan Jaegar saat ini, yap Jaegar, Lelaki gagah itu memakai jaket kulit dengan lambang harimau memakai mahkota di dada kanan. Juga celana jeans yang robek di bagian lututnya. Tak hanya itu, tato dengan lambang yang sama ada di leher dan tangan bagian kiri. Jelas ini bukan penampilan yang tepat untuk pergi bersekolah.

Penampilan Jaegar benar-benar memukau. Aura menyeramkan malah menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi sesekali Jaegar menghisap vape. Mata tajam itu hanya fokus melihat ke arah depan.

"Mavenzie!" seruan itu membuat langkah Jaegar pun terhenti. Tidak ada seorang pun yang ia izinkan untuk memanggil nama tengahnya.

Jaegar berbalik. Menatap cewek yang 'mungkin' masuk ke dalam kategori cantik, imut, sekaligus manis. Matanya membidik tajam.

"Caper," sinis Jaegar sambil melihat ke arah name tag.

Lintang Kyra Jonesh.

Nama cewek itu membuat Jaegar tertegun. Deretan nama aesthetic itu tentu saja bukan gadis dari kalangan orang biasa.

"Katanya lo orang paling scary and crazy di sini ya?!" Gadis itu menyengir tidak takut sama sekali.

"Pukul gue dong."

Jaegar menaikkan satu alisnya menantang. Cewek aneh, batinnya.

"Jari gue bisa bikin pipi lo lebam," desis Jaegar mengerikan. "Atau bahkan berdarah."

Semua siswa-siswi bergedik ngeri melihat pertunjukan ini. Hanya Lintang satu-satunya cewek yang berani mengajak berbicara dan melawan Jaegar tahun ini. Tahun lalu bahkan Jaegar menggores pipi cewek.

dengan kuku jari nya karena cewek itu berani menggandeng nya.

Malas mengurusinya lagi, Jaegar lalu berbalik berniat pergi. Tapi kata-kata cewek itu membuatnya emosi.

"Lo homo, ya?!"

Ada satu hal yang benar-benar bisa membuat Jaegar marah, yaitu ketika ada yang menyinggung orientasi seksualnya. Dengan langkah tegap ia menghampiri cewek itu. Matanya membidik tajam tepat di mata hazelnya.

Jaegar menarik tangan kiri Lintang lalu tanpa ragu, ia menggigit kecil pergelangan tangan cewek itu tepat di sebelah urat nadi dengan geram. Peristiwa itu membuat semua siswa berteriak histeris. Lintang mematung melihat tindakan ini. Tangannya memerah bahkan ia sudah menggigit bibir bawahnya gugup.

Gigi taring Jaegar hampir membuat kulit putih Lintang robek. Jaegar lalu melepaskan gigitan itu.

"Lo tau?" bisik Jaegar bernada berat. "Gue bisa bikin tangan lo hancur saat ini juga."

"Jangan main-main sama gue. Mulut mungil lo ini nggak pantes nanya orientasi seksual gue" tekan Jaegar membuat semuanya merinding.

"Sopan, biar orang juga bisa sopan sama lo." Jaegar kembali berkata pedas.

"Ah, tangan pahit lo ini bener-bener bikin gue mual," caci Jaegar lagi lalu meludah ke
lantai.

Bibir Jaegar tersenyum menyeringai. Ia menang kali ini.

"Lo lancang," sinis Lintang sambil mengusap tangannya.

"Lo lebih lancang. Impas." Jaegar mengacungkan jari tengahnya sebagai sapaan.

"Lintang kyra Jonesh?. Hm menarik." Jaegar bergumam.

"Menarik buat dijahit mulutnya," lanjutnya sadis.

"Mulut nggak sopan bukannya harus ditutup?" tawarnya, membuat Lintang mundur selangkah.

"Lo psychopat!" hardiknya.

Jaegar terkekeh sarkas. "Mulut lo emang suka nuduh orang sembarangan, ya?" lirih Jaegar tapi sanggup membuat Lintang diam.

"Lo caper sama gue hm?" tuding Jaegar.

"Gue nggak tertarik sama cewek freak + cerewet kayak lo" Jaegar mengimbuhkan.

"Gue-lebih suka liat kuntilanak daripada cewek nggak sopan kaya lo," bisik Jaegar bernada bariton membuat Lintang merinding sekaligus terkejut.

"Lo kuntiseksual?" ceplos Lintang membuat Jaegar geram.

"Watch your mouth," geram Jaegar lalu melangkah pergi karena malas dijadikan pusat perhatian.

Jaegar membelok ke arah gudang sekolah yang sepi lalu meninju tembok yang ada di sana untuk melampiaskan emosi yang dari tadi ia tahan. Tangannya langsung membiru serta nyeri.

"Arghhh.. fuck!" maki Jaegar.

"Tangannya ngandung nikotin," lirih Jaegar. "I'm addicted."

handsome but psychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang