Buat kekasihku tersayang, Arzan.N
Hai, selamat ulang tahun yang ke 16 Arzan. Aku tidak tahu ingin memberimu hadiah apa jadi kuputuskan untuk menyatakan perasaanku yang dulu tak sempat kuucapkan padamu, yah walaupun kamu sudah menjadi kekasihku tetapi aku tak sempat menyatakan cintaku kamu duluan yang menyatakan cintamu padaku.Aku suka padamu, suka sekali. Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku merasa ada kupu-kupu bertebaran di sekitar tubuhku, aku selalu suka padamu sudah lama sekali sejak kita berdua duduk bersebelahan di kelas 1 SMP.
Saat pertama kali aku duduk bersebelahan denganmu lalu kau menoleh ke arahku lalu menanyakan namaku di situlah aku merasa kebahagiaan menyelimutiku aku tersipu padahal kau hanya bertanya soal namaku namun aku sudah memikirkan banyak hal."Hei, siapa namamu?" Tanya Arzan "ehm..aku Vanya" suaraku sedikit gemetar akibat tersipu kurasa pipiku saat ini merah sekali "nama yang cantik" ucap Arzan sambil tersenyum, senyumannya saja menawan apalagi wajahnya "terimakasih" jawabku tersenyum kembali "namaku Arzan, salken ya" dia mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan denganku tetapi entah kenapa itu membuatku semakin tersipu malu, aku mengangguk lalu menjabat tangannya berusaha tersenyum seramah mungkin meskipun sebenarnya aku malu setengah mati kami pun kembali memperhatikan pembelajaran.
Itu adalah pertama kalinya aku menumbuhkan benih cinta untukmu Arzan, sebenarnya aku tidak percaya bahwa aku? Suka padamu? Mustahil karena dari dulu aku tidak pernah merasakan cinta malah dulu aku sering meremehkan cinta karena dulu aku berpikiran bahwa cinta hanya sekedar pacaran lalu putus begitu saja terus namun sekarang aku merasakannya dan sekarang aku paham apa itu cinta.Cinta. Cinta selalu menjadi pertanyaan bagi semua orang yang pernah/belum pernah merasakannya bukan? sebenarnya apa itu cinta? Apa hanya sekedar suka,pacaran lalu putus? Tidak itu salah aku salah kurasa sekarang aku sadar cintaku padamu itu spesial sungguh sangat spesial aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, aku merasa bahagia saat melihat wajahmu yang tersenyum dan tertawa, aku merasa terharu melihat sikapmu yang begitu baik dan manis, aku merasa ambisius untuk mendapatkanmu menjadikanmu milikku seorang, aku merasa cemburu ketika kau terlalu akrab dengan perempuan lain, aku merasa sedih saat memikirkanmu lamat-lamat lalu bertanya pada diriku sendiri akankah kau menyukaiku? Apakah aku pantas untuk berada di sampingmu? Apakah aku pantas menjadi pendamping hidupmu? Perasaanku campur aduk saat memikirkanmu tapi ada satu hal yang ku tahu bahwa aku mencintaimu Arzan selalu.
Aku telah memendam perasaan ini lama sekali aku menyukaimu tidak aku mencintaimu Arzan, hingga kita beranjak kelas 3 SMP aku selalu mencintaimu tetapi aku takut menyatakan perasaanku ini padamu Arzan, aku takut kau menolakku mentah-mentah, aku takut kamu hanya menganggapku sebagai teman sekelas saja dan aku takut waktu-waktu kita bersama hanya sebatas antar teman saja. Aku selalu berpikir apakah kamu mencintaiku Arzan? Apakah kamu memiliki perasaan padaku bahkan jika hanya secuil saja? Aku ingin tahu tetapi aku terlalu takut untuk menanyakannya padamu aku takut pertanyaanku ini akan merusak hubungan pertemanan kita yang menurutku sangat berarti sekali.
"Hei ada apa? Kau terlihat murung hari ini tidak seperti Vanya yang kukenal yang selalu ceria dan menyebalkan" Arzan tertawa kecil, aku tahu itu hanya gurauan dia berusaha menghiburku tetapi entah kenapa aku malah menunduk wajahku seperti hendak menangis "hei? Ada apa? Apa gurauanku terlalu berlebihan? Maaf aku tidak bermaksud-" aku yang tidak bisa menahan tangisku dengan cepat memeluk tubuh Arzan hangat tubuhnya begitu hangat, aku mencengkram punggungnya erat menangis sendu terisak-isak sedikit. Hening sejenak hanya suara tangisku yang terdengar lalu tanpa berkata sepatah kata pun Arzan memelukku dengan lembut lalu mengusap-usap kepalaku berusaha menenangkan diriku yang menangis ia tetap diam selama aku menangis beberapa saat kemudian aku pun perlahan-lahan mulai berhenti menangis meskipun masih ada isakkan yang keluar dari mulutku Arzan akhirnya membuka obrolan dengan menenangkanku "hei, tidak apa-apa jangan menangis lagi okey? Nanti cantiknya hilang loh" ujarnya aku pun tertawa kecil mendengar perkataan Arzan dia selalu tahu caranya menghibur orang lain terutama diriku.
"Mau ceritakan padaku apa yang membuat putri kecil ini menangis?" Tanyanya dengan nada sedikit menggoda "apa sih? Kenapa kecil pula?" Kataku pura-pura kesal kepadanya "haha, kamu kan pendek jauh sekali denganku" jawabnya setengah tertawa "dih parah banget" jawabku sedikit cemberut "bercanda kali" ucapnya sembari tertawa "jadi mau ceritakan padaku apa yang terjadi?" Ucapnya lalu aku mengangguk pelan.
"Aku lelah zan...aku lelah harus selalu menjadi ranking 1 terus jika aku mendapatkan ranking di bawah 1 pasti ayah akan marah besar lalu mengunci diriku di kamar seharian, aku lelah berpura-pura menjadi ambisius aku lelah belajar seharian hampir tidak ada waktu bagiku untuk bersenang-senang melakukan hal lain yang kusuka jujur aku ingin beristirahat dari belajar, aku ingin melakukan hal lain. Keahlianku tidak hanya belajar banyak sekali hal yang ingin kucoba aku ingin menulis suatu cerita aku ingin berpidato, berpuisi di depan banyak orang aku ingin tampil di depan banyak orang apakah itu mustahil bagiku? Apa hidupku hanya untuk belajar dan belajar?"Aku mendongak ke arahnya mataku mulai berair lagi hendak menangis "kau tidak harus selalu menuruti ayahmu Vanya hidupmu masih panjang banyak yang bisa kau lakukan selain belajar dan ayahmu tidak pantas menentukan hidupmu hanya dirimu sendiri yang dapat menentukan dan kau harus belajar membela dirimu sendiri Vanya jika kau merasa kau harus maka lakukanlah utarakanlah yang selama ini kau pendamkan karena kau tidak akan pernah bebas dari perasaan gelisahmu itu jika kau tidak memberanikan dirimu sendiri" saat ia berkata begitu hatiku merasa lebih hangat ia benar bukan hanya soal ayahku tetapi tentang perasaanku padanya entah kenapa secara tidak langsung aku merasa dia membicarakan soal pengakuan cintaku padanya dan ia memberitahuku bahwa aku harus menyatakan perasaanku padanya segera aku harus berani, tetapi pada akhirnya rasa takutku tetap menyelimutiku kapan rasa takut ini akan menghilang? Aku merasa aku tidak bisa menghilangkannya setidaknya untuk saat ini aku tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday Arzan
RomanceSelamat Ulang tahun Arzan, aku tidak tahu ingin memberikanmu hadiah apa jadi kuputuskan untuk menulis surat ini khusus untukmu.