Akan ada saat nya di mana semua orang pergi hanya menyisahkan nama dan kenangan.
Ada saat nya kita di tinggalkan sendiri dan berjuang menjalani kehidupan yang nyantanya sulit untuk di jalani.
Bumi tempat nya lelah, Bumi tempatnya para masalah bersemayan dalam diri seseorang.
Mengapa harus aku yang terpilih? Mengapa harus aku yang harus menjalani betapa perih nya hidup di dunia ini? Aku ingin bahagia, aku ingin merasakan kebahagian yang tidak pernah ku rasakan sebelum nya.
Aku ingin merasakan kehangatan dalam diri seseorang, aku ingin merasakan di sayangi, di cintai, di pedulikan oleh semau orang.
Kapan aku akan mendapat kan itu semua? Apa aku tak pantas bahagia? Jika hidupku seperti ini, Mengapa aku harus terlahir di dunia? Aku tidak memintamu untuk melahirkan ku tuhan, tidak! Aku ingin mati menyusul nenek ku yang telah kau rebut dari ku.
Engkau jahat padaku. Engkau telah merebut kebahagiaan ku satu-satunya yang ku punya. Mengapa kau sangat cepat mengambil nya dari ku, Mengapa tuhan? Cabut saja nyawaku jangan nenek ku, aku tidak siap untuk hidup tanpa dirinya walaupun aku harus menjalani nya.
Aku tidak siap tuhan, tidak!
***
2020 in Jakarta.
Tangan itu terasa kelu untuk menuliskan deretan kata selanjutnya lagi di sebuah goresan tinta pada buku diary nya. Hidup nya terasa hampa, itu salah satu cara untuk dirinya meluapkan semua kekesalan dan takdir yang terasa tidak adil untuk nya.
Seluruh hati nya selalu berfikir mengapa semesta sangat tidak berpihak kepadanya. Semuanya menelantarkan nya tanpa rasa iba sama sekali terhadap nya membiarkan nya harus tidur dengan alas kardus setiap hari nya. Kepanasan, kehujanan, kedinginan, sudah sering sekali ia rasakan.
Jika di suruh bersaing pun pasti akan kalah dalam hal apapun. Mendengar kata rumah saja sudah membuat hatinya hancur berkeping-keping bagaikan piring pecahan yang tak bisa di perbaiki.
Nasib malang nya tidak kunjung usai. Sampai saat ini saja dirinya belum menemukan titik kebahagiaan dirinya. 'Kebahagiaan ku sudah di rebut oleh tuhan. Sepertinya, tuhan sangat rindu padanya sehingga membawa nya begitu cepat'
"Ziya!" Suara teriakan yang membuat bulu berkidik pemilik nama itu rasanya meremang begitu saja.
Dengan cepat dirinya menutup buku diary, memasukkan ke dalam tumpukan kardus itu dan pergi ke arah suara yang memanggil nya.
Terlihat jika para anak-anak dengan pakaian lusuh, kotor, dan sedikit robek-robek itu berkumpul di sebuah jalan dekat lampu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR U Z✔
Teen Fiction❝Sebuah takdir yang tak terasa adil.❞ ***** Tuhan terlalu kejam untuk anak kecil seperti Ziya. Tuhan terlalu jahat melahirkan Ziya dengan kondisi di bawah kolong jembatan. Tuhan terlalu sayang dengan nenek sampai membawanya pergi begitu cepat. Lalu...