Rewrite The Star

379 65 4
                                    

"Ikhlas itu bohong. Yang benar itu terpaksa lalu terbiasa"

________________________________________

Hembusan angin menerpa kulit seorang pemuda yang tengah menatap langit yang begitu cerahnya tanpa ada mendung yang terkadang datang untuk sekedar menyapa.

Merapihkan kancing baju seragam kebangaan miliknya yang dirinya perjuangkan selama ini, dia tersenyum manis.

Junhyeon.

Menatap langit dari bandara sambil tersenyum simpul.

Hari ini, penerbangan pertamanya menjadi seorang pilot yang resmi selama 12 tahun dia berjuang.

Sebuah awal karirnya, dan akhir dari tujuan mimpinya.

Pilot.

Sebuah cita cita yang selalu Junhyeon ingat ketika dirinya sudah menyerah pada keadaan.

Pilot.

Sebuah cita cita yang dia kejar mati matian agar tak mengecewakan.

Pada dasarnya Pilot bukanlah mimpinya. Pada awalnya Junhyeon hanyalah pemuda yang kehilangan arah, bersekolah untuk mengisi waktu saja, hidup tanpa impian dan semangat karena Junhyeon merasa bahwa dunia-nya sudah kacau.

Itu yang Junhyeon pikirkan sebelum bertemu laki laki bisu, tengah tertabrak seseorang, yang entah mengapa bisa mengambil seluruh perhatian dan dunia nya.

Taerae.

Sungguh, pertemuan mereka sungguh singkat. Rasanya tak mungkin sekali rasa cinta tumbuh di hati Junhyeon yang keras bak batu karena trauma.

Tapi tentu saja Tuhan sangat mudah untuk membolak-balikkan hati seorang manusia bukan?

Didepan supermarket, untuk pertama kalinya Junhyeon merasakan getaran aneh pada dirinya.

Mengenal lebih dekat, lalu saling paham tentang penderitaan masing masing.

Lalu, Junhyeon sadar. Begitu sadar bahwa penderitaan Taerae begitu memilukan untuk diceritakan, tak sebanding dengan dirinya.

Dan setelah mengetahui Taerae lebih dalam, Junhyeon tak bisa menyangkal lagi bahwa dirinya benar benar jatuh cinta.

Jatuh cinta pada laki laki manis tanpa suara, namun memiliki hati yang begitu mulia.

Memberikan Junhyeon begitu banyak pengalaman dan kata penuh pelajaran yang disampaikan melalui ponsel maupun secarik kertas yang begitu Junhyeon sukai ketika membaca nya.

Memberikan Junhyeon pandangan baik pada semesta yang Junhyeon kira adalah hal yang paling jahat.

Walau hanya 10 hari.

Taerae berhasil, berhasil membuat Junhyeon memiliki mimpi kembali.

Walaupun pada akhirnya, Taerae lah yang menyerah pada keadaan lalu memilih pulang.

"Impian besar Taerae itu apa? Sebutin dua" Tanya Junhyeon membuat Taerae tersenyum kecil.

"Jadi pilot, dan bisa bersuara kembali"

Benar, Pilot adalah impian Taerae, dan Junhyeon telah mewujudkan nya.

Begitu fokusnya pada mimpi menjadi seorang pilot, dirinya sudah tak perduli lagi pada cinta.

Nyatanya, kerja kerasnya selama ini juga untuk menutupi kesedihannya akan kepergian Taerae.

Karena Junhyeon berjanji dirinya akan rela atas kepergian Taerae yang telah begitu jauh darinya.

Tetapi sungguh bohong jika Junhyeon mengatakan bahwa dia telah rela melepas Taerae.

Raga Taerae memang telah tiada, tetapi kenangan indah yang Taerae torehkan pada Junhyeon telah menjadi luka yang tak bisa disembukan begitu saja.

"Ayo Hyeon"

Panggil seseorang membuat Junhyeon tersadar lalu menghela nafas lelah.

"Keinget lagi?"

Gyuvin. Patner kerjanya, orang yang ikut serta dalam kisahnya dan suami dari Yujin itu menepuk pundaknya.

"Taerae pasti bangga sama lo yang bisa gapai cita citanya"

Benar. Junhyeon juga berharap agar Taerae bangga dengan nya. Menyemangatinya lewat susunan kata di note ponsel seperti 12 tahun silam.

Junhyeon menghela nafas lagi, mengucap terimakasih dan berjalan kearah pesawat.

Sedikit gugup, ini penerbangan resmi Junhyeon yang pertama ingat?

Suara dari petugas penerbangan membuat fokusnya kembali.

Dan saat dirinya mulai menerbangkan pesawat, disitulah mulutnya berucap lirih.

"Aku masih mencintaimu, semesta terindahku"






Dari Junhyeon
Untuk semesta Junhyeon, Taerae

Hai Taerae?
Kabarmu disana baik baik saja kan?

Rela
Itu yang aku ucapkan saat pertama kali netra indahmu tertutup sepenuhnya bukan?
Itu semua bohong.
Nyatanya kata rela yang ku ucapkan hanyalah ucapan semata yang tak bisa aku laksanakan sampai sekarang.
Mengingat dirimu membuat dada ku sesak tak beraturan.
Aku tak menyesal melepasmu karena penderitaanmu di dunia telah berakhir.
Hanya saja, aku masih tak bisa melepas kenangan yang kamu beri selama ini.

Impianmu, bisa bersuara dan menjadi seorang pilot kan?
Aku telah meraih mimpimu.
Aku telah menjadi pilot, dan suaraku selalu menyerukan namamu setiap harinya.

Maaf, aku terlalu membebanimu dengan rinduku ya?

Taerae, aku telah menjadi bulan yang bersinar setiap malam. Dan kamu tau? Setiap aku menatap langit, ada satu bintang yang bersinar terang.
Apa itu kamu re?
Pasti iya kan? Karena kamu berkata bahwa kamu akan menjadi bintang dan aku bulan nya.

Terimakasih selalu menemaniku, sampai sekarang re. Aku ingatkan kembali, aku selalu mencintaimu.

Selalu, dan tidak akan berubah.

Sampai jumpa lagi di kehidupan selanjutnya. Taerae.

________________________________________

10 days || junrae [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang