26 : Rancangan

1K 142 21
                                    






Setelah malam dimana Waru menyerukan sebuah ajakan untuk jatuh cinta bersama-sama dengan begitu antusiasnya, Nadi dibuat membatu saat itu juga.

Binar mata Waru yang nampak begitu indah kala mengutarakan kalimatnya itu, membuat Nadi tersihir akan sorot tulusnya. Hingga tanpa sadar, Nadi yang seharusnya bisa langsung menolak ajakan itu jadi terdiam dan berpikir untuk tidak ada salahnya menerima itu.

Sinting. Gila. Mereng. Umpatan yang keluar dari benak Nadi kala sadar bahwa pikirannya menjadi tak sinkron dengan hatinya.

Ia bahkan belum menyelesaikan masalah tentang Ciara yang mungkin saja memiliki sebuah hubungan dengan Waru di masa lalu.

Pikiran itu muncul ketika Mike mengutarakan tentang dugaannya ketika Waru mengamuk tidak karuan karna kehadiran Ciara di apartemen mereka.

Memang benar, Waru tidak mungkin bisa semarah itu tanpa adanya alasan. Ada banyak praduga yang disampaikan dari yang lain, kecuali Helega. Namun, Nadi enggan bertanya langsung pada Waru tentang alasan mengapa ia bisa semarah itu pada Cia.

Ia tahu itu hanya akan memperburuk keadaan.

~~~

Suasana apartemen berubah begitu saja semenjak kehadiran Renjana disana. Pagi-pagi sekali, gadis berdarah Jawa itu sudah bangun, ia langsung mandi dan berbenah diri.

Renjana sebenarnya masih sangat asing dengan situasi yang tengah ia alami sekarang. Setiap malam, kala ia terbangun dengan pikiran yang berkecamuk, Renjana sungguh berharap bahwa apa yang kini ia jalani merupakan hal yang terbaik dari yang Tuhan tentukan.

Renjana menatap Helega yang masih pulas dibalik selimut.

Ketika malam pertama ia resmi pindah ke apartemen, Helega memilih untuk tidur di sofa luar dan memberikan seluruh akses kasur untuk Renjana.

Namun, gadis itu tentu langsung menolak dengan keras dan mengatakan bahwa tak masalah jika mereka harus satu kasur berdua. Renjana bilang, lama-lama mereka akan terbiasa dan itu tidak akan menjadi masalah lagi.

Toh, Helega mengakui dirinya sebagai kekasih pada sahabatnya yang lain, bukan?

Ketika sudah rapi dengan pakaian untuk pergi bekerja nanti, Renjana langsung menyinggahi dapur dan akan menyiapkan sarapan untuk penghuni apartemen. Masakan yang dibuat Renjana selalu membuat yang lain melongo karna merasa asing akan makanan yang gadis itu masak.

Maklum, kehidupan mereka sungguh jauh berbeda.

Tapi beruntungnya mereka justru sangat menyukai dan menikmati setiap masakan Renjana. Terutama Waru.

Setelah memilah-milah bahan di kulkas, Renjana beralih ke dekat kompor dan memulai sesi memasaknya. Ia berencana membuat yang simpel saja pagi ini, yakni sup telur sederhana yang selalu dibuatkan ibunya ketika sarapan di rumahnya.

"Tante?"

Renjana terlonjak kaget kala mendengar suara dibelakang tubuhnya.

"Ya Tuhan... Waru, saya kaget..."

Waru hanya menggaruk tengkuk dengan wajah tak berdosa.

"Kok sudah bangun?" Tanya Renjana.

"Semalem kak Abi gak peluk Waru, jadi bobonya gak nyenyak. Tante mau masak apa?"

"Eh? Mmm, ini saya mau masak sup telur kesukaan saya kalau dirumah"

"Waaah telur? Waru suka telur! Kak Gigi sering masakin Waru telur mata sapi! Oom juga!"

(Un)happy | Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang