Kota Modern Kalimantan | Desember 2040
Plak!
Seketika, gadis berambut merah muda tersentak dari pingsannya akibat lemparan batu. Dia terbangun dengan luka memar, darah yang sudah mengering di hidung, ujung bibir dan keningnya. Gadis itu berusaha bangkit, meringis merasakan sakit dan kesulitan karena puing-puing kayu menimpanya. Ia mulai sepenuhnya sadar saat mendengar suara yang datang dari sampingnya.
"Hey, BANGUN!" Tegas seorang lelaki tua yang berbagi nasib serupa dengan gadis itu.
Gadis itu menoleh sekitarnya, pandangan sedikit rabun—melihat hanya reruntuhan bangunan, sebagian besar tercampur dengan tanah, air juga menggenang dari pipa yang bocor, debu dan asap menyatu membuat pandangan gelap, serta terlihat langit yang berwarna merah dari asap yang menggumpal. Ia berusaha meraih kaki yang tertimpa puing kayu sambil menahan rasa sakit.
Lelaki tua itu membantu gadis yang kesulitan menggeser kayu, mendorong menggunakan kakinya untuk melepaskan beban yang menimpa gadis tersebut. Pria itu sendiri tertimpa tumpukan kayu yang bahkan lebih besar dan berat dari yang menimpa gadis itu. Bukan hanya kayu, bahkan sebagian tubuhnya tertimpa beton. Tidak banyak yang bisa dia lakukan selain menggerakkan kakinya.
"Lari ke arah selatan! Temukan lingkaran portal dengan kilatan petir, masuk kedalamnya!" Perintah lelaki tua itu dengan tegas. Setelah selesai menggeser kayu yang menimpa gadis itu.
Tanpa berpikir panjang, gadis berambut merah muda itu bangkit berdiri. Mengiyakan perkataan Lelaki Tua. Sebelum meninggalkannya, mata gadis itu berbinar seakan tak tega meninggalkannya sendirian. Namun, tak ada pilihan lain; dia harus lari mencari lingkaran portal.
Gadis itu mulai berlari ke selatan, seakan ia tahu arahnya. Ia tiba di hutan sambil menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya, terkadang terjatuh saat berlari. Ia terus berlari dengan memegang batang pohon untuk menguatkan pijakan kakinya.
Sesekali, dia melihat ke belakang dan hanya melihat gedung-gedung tinggi yang mulai hancur dan terbakar. Ia terus berlari, langit gelap memerah, dan kilatan petir menyambar terus-menerus.
Langkahnya terhenti saat melihat cahaya kilatan berwarna putih dari kejauhan. Dia yakin itu adalah cahaya lingkaran portal yang dimaksud oleh lelaki tua tadi. Ia terus berlari menuju cahaya yang jauh di hadapannya.
Ketika melanjutkan langkahnya, sosok menyeramkan hadir mengisi kehampaan. Sosok itu mengejar, berlari kearah gadis itu. Sosok yang tak diketahui itu membuat suara lolongan yang sangat kuat seakan memanggil sekutu. Benar saja, lolongan lain menyahut dari arah berbeda, bukan hanya satu, melainkan belasan. Gadis itu terus berlari, meskipun langkahnya sulit dijalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PORTAL USER'S : Adventure For The Future
FantasíaMengubah imajinasi menjadi kata-kata itu tidak mudah tapi tidak juga terlalu sulit. Aku sangat menyesal jika kalian ada yang tak mengerti saat membaca tulisanku. Aku butuh perbaikan, dan juga saran dari kalian. Tentunya memimpin tulisanku menjadi l...