"Jemput adikmu, ayah dan ibu harus menghadiri acara pernikahan kolega."Suara yang berasal dari laptop miliknya membuat Minho menghela nafas begitu jengah. Ia melihat wajah sang ayah yang memenuhi layar laptopnya dengan posisi kamera menembak dari bawah. Membuat Minho bisa melihat jelas lubang hidung manusia yang menjadi asal-muasal gumpalan daging dan aliran darah dalam tubuhnya.
"Kenapa tidak kalian bawa saja anak itu? Yakin meninggalkannya bersamaku satu malam penuh?"
"Heh! Jangan macam-macam dengan anakku!"
"Aku bahkan anak kandungmu, pak tua? Kau lebih protektif pada Jisung, aku heran dengan itu."
Kento di sebrang sana tampak terkekeh kecil. "Jadi kau cemburu?" tanya-nya dengan nada bicara yang terdengar menyebalkan di telinga Minho. Sungguh, akhir-akhir ini ayahnya itu menjadi sosok yang aneh dengan segala tingkah konyol yang tak pernah Minho lihat sebelumnya. Apakah pernikahan seberpengaruh itu pada kepribadian seseorang?
"Bicara denganmu tidak ada gunanya," gumam Minho kecil namun masih bisa di dengar oleh Kento. "Kurang ajar sekali anak ini," sungut Kento dengan nada kesalnya. Terdengar di rungu Minho suara Irene yang menertawakan tingkah konyol ayanya itu.
"Kututup dulu, pekerajaan ku cukup banyak."
Kento hendak kembali protes pada Minho sebelum akhirnya panggilan barusan benar-benar diputus oleh Minho. Ia yakin bahwa sekarang sang ayah pasti tengah menyumpah-serapahinya. Tapi Minho tidak cukup perduli tentang itu. Lelaki berhidung bangir itu kembali melanjutkan pekerjaannya yang memang sangat menumpuk karena ditinggal berapa hari saja saat membantu persiapan pernikahan sang ayah dan juga ibu tirinya itu.
"Jisung ... ternyata memiliki omega di rumah memang sangat merepotkan," bisiknya pelan.
Minho terus duduk di sana sampai waktu hampir mendekati malam. Jika saja sang sekretaris tidak menginterupsi kegiatannya, maka bisa dipastikan lelaki itu akan terus bergelut dengan data di layar besar di depannya sampai lupa waktu. Lelaki itu akhirnya bergegas memakai kembali jas miliknya yang semula disampirkan di punggung kursi dan berniat menjeput sang adik tiri untuk pulang bersama. Semoga saja dia tidak terlambat mengingat langit di luar sana sudah semakin gelap.
"Soojin, kau tolong bereskan ini untukku. Setelah itu kau bisa pulang."
"Baik, pak."
Minho segera berjalan melewati pintu ruangannya lalu menuju lift untuk turun ke basement. Sesampainya ia di sana, Minho langsung menuju mobil miliknya dan melaju meninggalkan area perusahaan yang dipimpinnya itu. Minho harap anak itu tidak pulang sebelum ia datang menjemput.
•○●◇♡◇●○•
Jisung tak tau apa yang salah dengannya, anak itu saat ini sedang bersembunyi di gudang kursi meja yang terletak di ujung lorong fakultasnya. Ia bersumpah sudah meminum pill penekan heat itu, tapi bagaimana tubuhnya bisa menjadi semakin lemas sekarang? Karena merasa tak sanggup berjalan ke ruangan loker yang berada di lantai satu, di sinilah Jisung akhirnya memutuskan untuk bersembunyi.
Seluruh tubuhnya panas, ia berkeringat begitu banyak. Nafasnya pun tak normal, ia sesekali merintih karena panas itu seolah mampu membakar seluruh jiwanya. Satu hal yang sisi omeganya inginkan saat ini adalah, sentuhan seorang alpha. Jisung tak punya banyak kekuatan lagi untuk menekan sisi omega yang perlahan-lahan mulai mengambil alih seluruh kesadarannya. Hati pemuda itu menjerit meminta bantuan pada siapa saja sebelum ia berakhir bersetubuh dengan sesiapapun orang yang bisa kapan pun menemukan dirinya di gudang ini. Jisung yakin kalau feromone bodoh miliknya pasti sudah menyebar kesegala arah sekarang. Dan hal itu tentu dapat mengundang para aplha di sekitarnya untuk berdatangan. Anak itu benar-benar dalam masalah besar saat ini.
Merasa tak kuat lagi, Jisung akhirya mengangkat kemeja yang ia gunakan hingga menampilkan kedua puting merahnya yang mencuat dan bengkak itu, lalu gigit kain itu di antara gigi-giginya. Setelahnya, pemuda itu menurunkan celana yang ia gunakan sebatas paha, berserta dengan dalaman yang juga ia turunkan. Tangan kecilnya perlahan merambat turun menuju lubang senggama yang sudah berkedut dan dialiri oleh cairan lubrikan alami yang begitu licin. Ciairan lendir itu menghasilkan aroma harum yang membuat Jisung sendiri sampai pening menciumnya.
"Ahhhh ... emhhh hahhh ...." Jisung mengeluarkan desahan kecil di balik kain yang ia gigit saat jemarinya berhasil menerobos masuk ke dalam lubang senggamanya sendiri. Peluh anak itu menetes semakin banyak, rasa pengap seolah memeluk badannya tanpa ampun. Sebelah tangannya ia bawa untuk memilin dan memelintir puting susunya sendiri. Jisung benar sedikit kewalahan mencari kepuasannya, karena ini memang hal gila pertama yang ia lakukan bahkan di tempat umum seperti ini. Anak itu sebelumnya memang tidak pernah melakukan hal menjijikan seperti memuaskan diri sendiri, hal yang tentu membuat ia tak mengenali titik-titik haus akan jamahan pada tubuhnya sendiri.
"Angghh ... emhhh mhhhh!" Jisung melakukan tusukan serampangan dalam lubangnya, gerakan frustasi karena merasa tidak puas sama sekali dengan jari miliknya. Jemarinya ditambahkan lebih banyak, dikeluar masukkan dengan cepat, tapi anak itu tetap tak menemukan tempo yang pas untuk bisa membuat omega dalam dirinya merasakan kenikmatan. Karena merasa kesal dengan dirinya sendiri, Jisung tanpa sadar mencubit putingnya terlalu kuat sampai anak itu merengek kesakitan lalu air matanya jatuh setelah itu.
"Hikss ... panas alpha t-tolong nghhhh ...."
Jisung akhirnya menyerah, dia memang tidak pandai menyetuh darinya sendiri. Jemarinya yang licin dan basah berlumuran lendir bening itu ia keluarkan dari dalam senggama. Nafasnya yang berat membuat dadanya naik turun, kain yang semula digigit olehnya kini tanggal. Mulut kecil itu menganga mengais udara, tatapannya yang sayu benar-benar membuat anak itu terlihat begitu cantik dan menggoda. Tapi sayang, ada air mata terjejak di sana.
Jisung dibuat semakin lemas dan lemas, anak itu bahkan tak mampu menggerakan seluruh tubuhnya karena rasa sakit dari heat yang ia miliki. Jisung menyesal telah memutuskan pergi kuliah hari ini. Harusnya pagi tadi ia bergelung saja dalam selimut, dia tidak akan terjebak di sini jika tidak bertindak ceroboh seperti ini.
"Alpha ... alpha t-tolong."
Jisung menatap pintu gudang di depannya dan berharap seoang alpha muncul di sana untuk membantunya menyelesaikan ini semua. Presetan dengan etika, Jisung tak bisa mengendalikan pikirannya sendiri di saat seperti ini. Yang ada dalam pikirannya hanyalah harapan agar tubuhnya segera mendapatkan sentuhan. Urusan malu, belakangan.
Dan sepertinya, keinginan omega itu langsung di dengar oleh Moon Goddess karena tiba-tiba saja, pintu yang ditatapnya sayu itu dibuka oleh seorang laki-laki berperawakan gagah dan tinggi. Jisung tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena cahaya yang masuk dari belakang pria itu menyilaukan mata. Tapi begitu namanya disebut oleh suara bernada rendah itu, Jisung segera tau kalau sekarang dirinya tengah berada dalam masalah.
"H-Hyunjin?"
Tbc.
Hollaaa teman-teman.
Kembali lagi sama akuu hahaha. Gimana chapter kali ini?? Sorry banget aku baru bisa update sekarang, mana pendek banget lagiiii. Sorryyy ya hahahaha. Sampai jumpa lagi di the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER || MINSUNG 🔞
Fanfic"K-kak Minho... Aku hamil." __Jisung. "Kalau kau memintaku untuk bertanggung jawab, maka aku tidak bisa. Kau tau sendiri kan, aku sudah bertunangan dan itu tidak mungkin berakhir hanya karena masalah ini." __Minho. "Hanya? Dasar brengsek!" __Jisung...