A [01]

23 10 0
                                    

"Assalamu'alaikum"

Lelaki itu menaruh beberapa kitab di meja, beberapa kita yang tadi dibawa untuk mengajar.

"Wa'alaikumsalam, sudah selesai ngajar, Zhaf?" tanya Rehan, sang abi. Ketika melihat anak nya baru muncul setelah beberapa jam tidak bertemu.

Zhaf hanya menjawab nya dengan anggukan kepala.

"Jika ada waktu luang, coba dibaca wa abi. Itu ada beberapa cv akhwat yang sudah siap menikah, dan sudah abi kirimkan ke wa kamu. Dilihat mana yang menurut kamu cocok nanti sampaikan ke abi"

Zhaf menghela napas pelan, sudah beberapa minggu ini ia sengaja tak membuka satu pun pesan dari abinya. Karena ia tau, bahwa semua isi pesan abinya adalah isi cv para akhwat kenalan abinya itu.

"Sudah 12 akhwat kamu tolak. Setidaknya kalau kamu enggak mau abi mu terus mengirim cv akhwat, kamu ya secepatnya mencari akhwat pilihan mu sendiri."

Kali ini Sumayya, sang umi ikut bersuara.

Sebenarnya bukan Zhaf tidak siap untuk menikah, justru Zhaf berkeinginan untuk menikah muda. Tapi entah kenapa semua cv atau kenalan akhwat abinya itu tidak ada yang sreg di hati nya.

"Memang kriteria mu gimana?" tanya Rehan

"Sebenarnya enggak ada kriteria khusus, tapi Zhaf hanya pengen punya istri yang dimana dia adalah anak seorang ustadz. Mau fisik nya seperti apa, tinggal dimana ya itu tidak jadi masalah" jawab Zhaf

"Perasaan semua akhwat kenalan abi anaknya ustadz semua, tapi kenapa ditolak semua, Zhaf!" sewot Sumayya kesal

"Anak nya ustadz ya? Kayaknya abi ada kenalan, tapi rumah nya di Surabaya. Yaudah besok senin kita kerumahnya untuk melamar."

Zhaf membulat kan matanya mendengar ucapan sang abi, "Melamar? Lho, tapi bi"

"Untuk yang ini enggak ada tapi-tapi an, bapaknya itu kakak kelas abi sewaktu di pondok. Bahkan ketika tragedi Ambon-Poso, bapaknya itu jendral nya abi. Beliau ini ustadz hebat"

• • •

"Zein, saya minta tolong besok senin, jadwal saya di gantikan antum dulu ya."

"Lho memang nya antum mau kemana?" tanya Zein, teman Zhaf yang juga pengajar disitu.

"Saya mau ke Surabaya, mau melamar akhwat pilihan abi" jawab Zhaf

"Eh ? Di jodohin atau gimana ini? Subhanallah Zhaf, enggak sia-sia antum suka baca tentang perjodohan ternyata kisah cinta antum juga enggak jauh dari perjodohan."

"Kalau gitu saya juga mau baca tentang perjodohan, siapa tau kisah cinta saya seperti antum, Zhaf." lanjut Zein

"Bilang aja antum pengen di jodohin kan sama adek saya yang akhwat."

"Ya kalau dibilang pengen sih pengen, tapi saya sadar diri. Gimana mungkin saya yang masih sedikit ilmu agamanya bisa menjadi menantu ustadz Rehan." jawab Zein

•••

Segini dulu yaa

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terimakasih sudah membacaa !!
Tandai kalau ada typo.

Jangan lupa follow :

Instagram : @storietab
Tiktok : @storietab

Kalau mau bantu promosi juga boleh, pakai hastag #as-syammiwp yaa 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AS-SYAMMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang