002

2 2 0
                                    

Minggu, 4 january 2023

Dwi point view on

Sore tiba begitu cepat, aku dan Sekar sedang menuju rumah ku menggunakan mobil setelah kami banyak ngobrol dan makan di cafe. Aku tak terlalu mengerti masalah keluarganya.

Sepertinya, Sekar terlalu capek liat drama Indosiar. Pantas saja ketika aku ajak ia nonton drama Indosiar ia selalu menolak. Ia juga sering mengeluhkan banyak hal padaku.

Kami sama-sama memiliki phobia, aku memiliki trypophobia dan phobia pada orang-orang. Anehnya phobia ku tidak kambuh saat bersama Sekar. Ia selalu menebar aura hangat dan ceria

Sedangkan Sekar, yang kutau ia memiliki Phobia terhadap ketinggian, kerumunan dan pada laki-laki.
Aku tak tau alasan kenapa ia phobia terhadap laki-laki dan kerumunan.

Aku pernah bertanya padanya, tapi ia hanya menatap ku dengan tatapan sendu. Aku gak tega tau!! Liat dia kayak gitu. Mana mukanya tuh imut plus bikin makin gak tega aku tuh
(/□\*)

Selama perjalan menuju rumah ku, Sekar tak banyak bicara. Ia hanya duduk diam sambil membaca buku sejarah. Yah, udah ketahuan ia membaca apa. Ia sangat menyukai sejarah apalagi yang berhubungan dengan kerajaan.

Saking fokusnya menyetir aku baru sadar, bahwa tangan Sekar terlihat di perban. Tangannya bergetar seakan-akan menahan sakit. Aku juga baru sadar ia memakai sebuah liontin yang indah.

Tak ingin suasana terlalu hening, aku membuka pembicaraan
“Euhm...sekar, apa tangan mu baik-baik saja?” tanyaku dengan nada khawatir tapi aku sama sekali tidak melihat kearahnya.
Takutnya malah pindah alam.

“Ah...ini gara gara aku gk sengaja nabrak orang, lalu aku spontan menjatuhkan hape ku hingga pecah. Untung saja hape ku masih bisa digunakan, hanya saja pecahan kacanya menusuk telapak tangan ku” jelas nya sambil menaruh buku itu ke dalam tasnya.

Aku dapat mendengar bahwa Sekar membuka tas nya lalu kembali menutup tasnya.

“Lho? Lo melamun yah? Terus tuh orang marahin lu gak?” tanya ku penasaran.
“Yah, aku melamun. Orang itu tidak memarahi ku, melainkan ia meminta maaf padaku” jawab Sekar nadanya sedikit terdengar datar

Aku cukup kaget ditambah mulai tertarik mendengar penjelasan singkatnya.
“lalu? Lanjutkan” ucapku pada Sekar sambil terus fokus mengemudi

“Setelah itu, ia memberikan ku sebuah liontin dan perban sebagai tanda minta maaf gara gara merusak hape ku dan membuatku terluka. Padahal aku lah yang seharusnya minta maaf.

Tapi ia terus bersikeras minta maaf.
Aku heran aja, biasanya orang seperti itu akan meminta pertanggungjawaban meskipun ia yang salah. Bahkan akan pergi begitu saja” Jelas Sekar ada sedikit nada kesal disana.

Mendengar penuturan Sekar, aku hanya bisa tersenyum maklum. Tak terasa kami sudah sampai di depan rumah ku. Sepertinya mendengarkan ocehan Sekar cukup membuat tak sadar bahwa waktu telah banyak berlalu.

Setelah memakirkan mobil, aku dan Sekar langsung keluar mobil. Lalu masuk ke dalam rumah ku, tak kusangka ibuku menyambut kedatangan kami dengan senyuman hangatnya.

“Woah, nak Sekar teh dateng. Mau nginap yah?” tebak ibuku sambil merangkul bahuku
Sekar tersenyum manis,
“Iya bu, Sekar mau nginap gak papa kan?” tanya Sekar sambil mempertahankan senyuman nya

“eih...tentu saja boleh! Kamu udah ibu anggep kayak anak sendiri tau. Kalau ibu lihat, kalian berdua kayak saudara kandung lho” ucap ibuku sambil memegang tangan ku dan Sekar lalu melihat wajah kami dengan tatapan hangat.

“makasih loh bu, jadi gak enak” ucap Sekar sambil memegang tangan ku menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya masih dipegangi oleh ibu

Kami pun terus bercanda ria.

Malam harinya....

Saat aku sedang menggosok gigi, kulihat Sekar sedang menyiapkan susu hangat untuk membantu kami tidur. Yah, akhir-akhir ini aku memang sering begadang untuk belajar. Karna sebentar lagi ujian kenaikan kelas.

Sedangkan Sekar ia fokus belajar juga sekaligus, fokus pada novelnya. Kalau diingat-ingat ia pernah berkata bahwa ia membuat novel baru.

Selesai gosok gigi aku langsung rebahan pada kasur ku. Oh Tuhan, kenapa harus ada hari senin?

“Kalau gak ada hari senin, ntar upacara nya dipindah ke hari selasa terus hari minggu gak libur” celetuk Sekar tiba-tiba membuatku terkejut

“Eh? Kok tau apa yang kupikirkan?? ” tanya ku

Apa dia membaca pikiran ku? Apa jangan jangan ia bukan manusia? Duh kok merinding yak

“Aku tidak bisa membaca pikiran, jadi hilangkan lah pikiran buruk mu tentang ku!” ucap Sekar dengan nada kesal, lihatlah wajahnya yang memerah seperti tomat karena menahan kesal

Tuh kan, Sekar bisa baca pikiran

“Wajah mu menunjukkan bahwa kau terus berpikir aku bisa baca pikiran. Latihan ekspresi wajah gih sana! Biar gak bisa dibaca lu mikirin ape” ucap Sekar agak ngegas sambil melempar bantal padaku.

Tawa ku pecah, Sekar menatap ku dengan garang
“Jangan tertawa sialan!!”
Keadaan kembali hening, suasana seketika canggung.

“Dwi, bolehkah aku curhat?” tanya Sekar
Pertanyaan Sekar membuatku tanpa sadar mengernyit
Pertanyaan macam apa itu?

“Tentu saja! Kenapa kau malah bertanya” tanya ku penasaran, aku pikir Sekar akan menjawab pertanyaan ku.

Tapi ia malah menggeleng kecil. Lalu tersenyum hangat padaku, tidak apa dia punya masalah? Aku tau senyuman itu.
Aku segera duduk disebelah Sekar sambil memeluk bantal yang dilemparnya.

“Aku takut...Dwi aku takut, dia terus menghantui mimpi ku, ” ucap Sekar yang membuatku sama sekali tak paham.

“Aku terus bermimpi buruk, dadaku sesak setiap kali mengingat atau bermimpi itu” ucap sekar

Aku sama sekali tidak paham, tapi aku langsung memeluknya. Tubuhnya bergetar. Pantas saja ia selalu mengantuk, tapi ia terus menolak untuk tidur.

“Dwi, berjanjilah padaku.” celetuk Sekar
“Berjanji apa?”
“Jangan tinggalkan aku” ucap Sekar dengan pelan
“Tentu, aku janji

Aku tak tahu apa yang membuatnya ketakutan, setidaknya aku bisa menemani dirinya yang selalu kesepian. Walau terus ditutupi oleh sebuah topeng

Aku harap kau mengingat siapa kau sebenarnya Sekar Ajeng Pertiwi

Bersambung....

Yok vote dan komen biar kevan bisa semangat🔥 o(〃^▽^〃)o

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

※𝐓𝐞𝐥𝐥 𝐌𝐞 𝐖𝐡𝐨 𝐀𝐦 𝐈? ※   {𝐓𝐌𝐖𝐀𝐈}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang