3. Bajingan Homo

2.2K 122 4
                                    

"Sesungguhnya, seseorang yang memberikan vote dan komen pada cerita ini, mereka adalah orang-orang yang berasal dari golongan pelangi."—Author.

Happy reading!!

………

Pagi ini CHS di kagetkan dengan kedatangan dua orang Laki-laki tinggi nan tampan yang baru saja memarkirkan motornya di parkiran sekolah. ya... mereka berdua adalah Athan dan Rendra.

Dengan santai Athan berjalan meninggalkan Rendra yang masih di parkiran. jeritan kaum hawa sangat menggelegar menusuk indera pendengaran Laki-laki itu. padahal Athan baru saja melangkahkan kakinya keluar dari parkiran, kaum hawa sudah menjerit histeris. bagaimana jika nanti salah satu dari mereka ada yang bertatap muka dengannya? mereka sepertinya akan pingsan, atau baper setengah kayang.

Gilaaaa mak jreng, cakep euy!

Nak, ayahmu pulang.

Jangan halu.

Aw aw, sini sama tante.

Ganteng anjir.

Rendra yang merasa tertinggal, akhirnya ia berlari menyusul Athan, yang sudah berada jauh dari jangkauannya. "Woi, tunggu babi." Athan menghentikan langkahnya, saat mendengar teriakan Rendra.

Waw pantatsitik, ganteng buanget.

Fantastik ege!

Vibesnya kaya cowo wetped.

Very cool, aaaaaa!

Berisik, dodol.

Cogan cok, cogan!

Athan menghela napas pelan. "Cepet, anjing." kesalnya.

Rendra berdecak pelan, mau tak mau ia harus mengekori Athan dari belakang. karena ia tidak tau dimana letak kelasnya.

"CHS berisik banget anjir. tau aja kalo gue itu ganteng."

"PD bangsat." sahut Athan singkat.

Mereka berdua pergi ke kelas XII Mipa 3, tanpa peduli dengan teriakan kaum hawa di CHS. Rendra akan berada di kelas yang sama dengan Athan, karena Laki-laki itu sudah mengatur semua itu, agar Rendra bisa sekelas dengannya.

Rendra melihat ke sekeliling kelas. ia menghela napas, di kelas ini tak ada meja kosong. lantas dimana ia harus duduk. "Gue duduk dimana anjing." Athan hanya memutarkan bola matanya malas.

"Berdiri aja, njing. apa susahnya," sewot Athan.

Rendra berdecak kesal, Rivalnya ini memang sangat menyebalkan, rasanya ingin sekali ia menikam Athan dari belakang. "Sabar, orang sabar tititnya besar."

Athan memijat pelipisnya, guna untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya. "Berisik. duduk aja di atas meja gue, banyak bacot lo."

Rendra hanya mengangguk patuh, lalu ia mendudukkan pantatnya di atas meja Athan. "Kepalanya kenapa, Pak. vertigonya kambuh?" tanyanya dengan raut wajah polos.

Athan menatap tajam rivalnya. Rendra tidak takut dengan hal itu, ia malah terkekeh pelan lalu memasang muka menyebalkan miliknya.

"Galak banget si, kan dedek jadi takut." ucap Rendra sok dramatis. "Jangan galak-galak napa Jeng. entar ga ada yang mau."

Athan hanya menghela napasnya, ketika melihat kelakuan Rendra yang tak beda jauh dari Dakjal. "Jang jeng, jang jeng. bapak lo Asep!"

"Bacot, ah. lo sewot mulu perasaan, gue kan cuma ngejokes." jelas Rendra.

Revenge [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang