Part 1

45.9K 1.2K 8
                                    

"STEPHANIE PRADIPTA!!"

"HADIR!!"

"Sayang mama serius bukan mau absen kamu!" Ucap mama dengan nada tinggi, yah sepertinya ini hal serius sampai mama harus memanggil nama lengkapku.

"Baiklah ma, ada apa?"

"Apa benar tadi kamu menghajar mahasiswa lagi di kampus?" Yah seperti dugaanku pasti Mama akan bertanya hal itu, dan jangan tanya dari mana mama tahu masalahku di kampus kalau bukan dari teman terbaik mama yang menjadi salah satu dosen 'terbaik' di kampusku, Mrs. Renata.

"Ya itu benar" jawabku malas, kulihat mama menatapku dengan tatapan ingin menelanku hidup-hidup.

"Mama bingung sama kamu, saat kecil kamu anak mama yang manis tapi sekarang malah jadi tengil begini?" Baiklah aku bosan jika harus dibandingkan dengan zaman silam, aku melakukannya bukan tanpa alasan.

"Kalau mahasiswa itu tidak kurang ajar sama Tephi, Tephi ngga akan menghajar dia ma!!" ujarku kesal, aku beranjak ke kamarku untuk mendinginkan pikiranku, tak ku pedulikan panggilan mama lagi.

Terkadang aku muak di kampus, padahal sudah sering ada mahasiswa yang ku hajar tapi ada saja yang mau mendekati aku, termasuk para mahasiswa tidak tahu sopan santun.

Dan juga dosen itu, Mrs. Renata, apa pekerjaan sambilannya itu mata-mata sehingga selalu mengawasiku? Atau ia beralih profesi menjadi Mrs. KEPO kampus?
Aku yakin dia tidak menceritakan secara lengkap mengapa aku menghajar salab satu mahasiswa di kampusku, kalau tidak mana mungkin mama mengintrograsiku seperti tadi.

Ku ambil kunci mobilku dan keluar kamar, sepertinya berdiam di kamar tidak akan menyegarkan pikiranku.

"Mau ke mana Tephi?" Tanya mama saat melihatku keluar kamarku.

"Mau jalan-jalan ma" jawabku datar, ku langkahkan kaki keluar dari rumah menuju mobilku tak menghiraukan pertanyaan mama yang bisa berkembang biak menjadi banyak jika ku ladeni.

"Halo.." jawab suara di seberang sana, aku sedang menelepon sepupu yang selalu bisa ku andalkan saat ini.

"Halo Dave"

"Biar ku tebak, pasti minta temenin jalan kan?" Aku yakin dia sedang nyengir sekarang.

"Yaa cepat siap-siap, pakai mobilku aja"

"Siap Bos"

Kuputuskan sambungan teleponku dengannya dan kembali fokus ke jalan.

"Jadi ada apa lagi nih? Bertengkar lagi dengan aunty Fely?"

"Hei pertanyaan lo seolah gue nih anak bermasalah di rumah"

Dave hanya nyengir sambil menyetir mobilku.

Siang ini aku mau lupain masalah dengan mama tadi dan mendinginkan otakku bersama Dave.

"Ya udah have fun dulu hari ini, soal mamamu, bicara baik-baik pasti beres kok" ya Dave benar, aku dekat dengan Mama, jika beda pendapat akan cepat selesainya.

Dave merangkul pundakku, kami berjalan beriringan masuk ke salah satu mall. Orang yang ngga kenal dengan kami pasti mengira kami pacaran, aku memang dekat dengannya, dia sudah seperti kakakku padahal usianya hanya berbeda beberapa minggu di bawahku.

Hari ini Dave membuatku lupa akan emosiku yang tadi sempat memenuhi pikiranku, kami berjalan-jalan, nonton, main di game center hingga makan bersama di food court. Hingga sore menjelang malam aku mengantarnya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Papa memanggilku ke ruang kerjanya, aku sudah dapat menebak apa yang akan papa bicarakan denganku, baiklah aku harus mengendalikan emosiku karena aku paling ngga bisa marah pada papa kesayanganku.

My Special OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang