Yang menyakitkan dari mencintai diam-diam adalah berharap ditemukan.
-Mintaka
Setelah terakhir kali mereka bertiga menonton pertunjukkan JKT48, beberapa dari mereka secara bergantian rutin untuk menonton kembali, mungkin lebih tepatnya menemani Vion yang bucin pada Chika.
Sedangkan di sisi lain, Azizi yang masih memendam perasaannya kepada orang yang sama dengan temannya itu hanya bisa mencintai dalam diam. Hanya saja apakah Azizi mampu untuk bertahan pada perasaan itu atau malah akan jadi boomerang di kemudian hari karena rasa itu pada sang pujaan hati.
Di tengah malam yang dipenuhi bintang saat ini, Azizi sedang duduk di kursi kecil memandang gelap langit malam dari balik jendela sambil memangku gitar akustik yang dia beli dari hasil menabung saat awal masuk sekolah. Dia bukan orang yang pandai memainkan gitar seperti Vion, namun setidaknya dia bisa memainkannya walaupun sebatas basic.
Waktu berlalu, hari bagaikan detik
Aku selalu, ada untuk berharap
Relakah hatimu terbuka seutuhnya
Untukku
Suara yang tidak bisa dibilang bagus untuk ukurannya penyanyi, namun cukup nyaman untuk didengar, mengalun di tengah keheningan dan sepi di sekitarnya. Lantunan yang seperti menyuarakan kegundahan hati dari sang pemilik suara.
Hanya kau yang kuinginkan s'lamanya
Apapun yang terjadi kau s'lamanya
Hanya kau yang kuinginkan s'lamanya
Apapun yang terjadi kau s'lamanya
Suara itu masihlah terdengar, namun lebih pelan dan sendu dari sebelumnya. Alunan gitar yang mengiringi sejak awal pun sudah tidak dimainkan, hanya suara dan sunyi yang kosong.
"Apakah ada hari di mana aku akan terlihat?" monolog dari sang pemilik suara sambil menatap langit malam yang saat ini dihiasi oleh rasi bintang Orion.
"Hey Mintaka, sekali lagi, izinkan aku meminjam kalimatmu itu" ucap si punya suara sambil mengangkat tangannya kea rah langit dan rasi bintang tersebut.
"Yang menyakitkan dari mencintai diam-diam adalah ditemukan, kan? Lalu bagaimana nanti ketika ditemukan?" tanyanya kepada langit malam itu lagi dengan kata-kata dari Mintaka yang dia pinjam.
Mintaka, salah satu dari 3 bintang yang disebut sebagai 'Orion Belt'. Bintang yang terletak di ujung sabuk Orion tersebut juga merupakan nama yang digunakan oleh salah satu penulis yang bukunya cukup digemari oleh para remaja saat ini, nocel roman picisan.
Setelah Azizi mengeluarkan sekali keluh kesah dan gundah gulananya pada langit malam, dia membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk istirahat. Entah apa yang dia istirahatkan; raganya saja atau malah hatinya juga. Biarkan semuanya merebah. Beri ruang untuk segalanya mengistirahatkan lelah.
O0O
Di lain pihak ada seorang laki-laki yang tersenyum gembira sedang memainkan ponsel genggamnya dengan foto seorang wanita tersemat di sana. Dia membayangkan akan bahagia seperti apa lagi jika suatu hari dirinya dan cintanya bersatu saling membagi bahagia. Padahal meminta kontak saja dia tidak sanggup sampai saat ini, namun angannya sudah terlampau jauh sekali.
"Gue ngeliat foto Ka Chika aja udah bahagia banget gini" monolog laki-laki itu
"Berjuang aja dulu, soal diterima atau engganya liat nanti" lanjutnya lagi
"halah bacot, berjuang apaan? Minta nomor kontaknya aja ga berani gitu, mana bisa berjuang" ledek seseorang yang sedang bermain PS5 menanggapi monolog dari temannya itu