00. Prolog

14 1 0
                                    

Ceritanya mungkin tidak nyata, tapi rasa sakit yang hanya sebatas fatamorgana ini tetap akan menjadi rasa sakit yang paling luar biasa.

Semuanya,

Ini adalah lanjutan dari cerita 2625 yang sudah selesai di upload belum lama ini.

Setelah semuanya berlalu, kini dunia kembali dengan rasa sakit yang baru.

Selamat membaca.

-o0o-

02 Desember 2037

Bunda, ini aku Jendra.

Jendra kangen sama Bunda. Bagaimana kabar Bunda di sana? Baik-baik saja, kan?

Ayah ada di sini bersama ku. Jangan khawatir, beliau sehat dan bahagia. Bunda, setiap hari Jendra selalu dengar Ayah menangis, berharap Bunda masih ada di sini bersama kami dan memeluk kami dengan erat. Tapi tidak apa-apa, kami akan tetap hidup sebahagia mungkin disini, karena kami tau bahagianya Bunda ada disana.

Bunda, kalau boleh Jendra jujur.. Awalnya Jendra benci seseorang yang bernama Arta Arjuno itu. Jendra benci karena Bunda selalu saja menomorsatukan dia ketimbang Ayah. Dulu Jendra pikir, Bunda jahat karena memilih untuk menikah dengan Ayah walaupun tidak mencintai Ayah sama sekali. Walaupun begitu, aku lebih benci saat Bunda pura-pura menyayangi Ayah dan memberikan Ayah harapan sebesar pulau. Tapi setelah Ayah memberitahu semuanya, Jendra merasa yang jahat adalah dunia.

Bunda, terimakasih. Terimakasih waktu itu Bunda masih mau hidup walaupun raga Bunda sudah kosong sejak lama. Terimakasih karena mau menyisihkan sebagian hati Bunda untuk Ayah, dan terimakasih sudah menyayangi dan membesarkan kami dengan tulus, Bunda. Andai waktu itu Jendra tau Bunda sudah tak lagi sanggup untuk sekedar membuka mata dan menjalani hari-hari Bunda, Jendra mungkin nggak akan menghalangi Bunda buat pergi. Walau sakit nantinya, tapi melihat Bunda selalu tersenyum di balik rasa pedih yang Bunda simpan bertahun-tahun lamanya seorang diri, mau tak mau membuat kami semua harus rela melepas Bunda.

Bunda, maaf ya kalau kata-kata yang selalu Jendra tulis di surat terlalu kaku seperti ini. Ini semua karena Ibun Gistara dan Mas Bima yang mengajarkan. Mereka adalah orang-orang baik yang menyelamatkan Bunda sewaktu Gempa dulu. Bunda ingat, kan? Jendra pernah cerita pada Bunda.

Oh iya. Jendra sekarang sudah jadi perwira, Bun. Hebat kan? Jendra berjuang demi Bunda, Ayah dan adik-adik semua. Sekarang Bunda tidak perlu khawatir, Jendra ada untuk melindungi keluarga kita. Ini semua berkat Bunda, Ayah, Ibun, Mas Bima dan adik-adik, Jendra bisa jadi manusia tangguh seperti ini.

Bunda, sudah dulu ya..

Jendra harus pergi menemani Ayah ke rumah sakit untuk kontrol. Nanti Jendra akan kirim surat lagi untuk Bunda.

Bunda, selamat tinggal.

Semoga Bunda bahagia di atas sana.

-o0o-

02 Desember 2036

Istriku yang cantik, ini Raja.

Apa kabar, Ay? Udah lama semenjak kamu pergi tanpa pamit ke aku dan anak-anak. Kamu nggak merasa bersalah buat itu? Hahaha, aku bercanda. Kami semua.. Paham kenapa kamu ngelakuin itu.

Dunia ini jahat ya, Naya?

Setelah dulu memutar-mutar takdir kita, dunia malah jadiin kita suami istri. Dan sekarang setelah kita jadi pasangan, hati mu tetap kamu taruh untuk Arta. Orang yang dulu juga kamu singkirkan ke tepi demi aku. Aku yakin ini karma buat aku karena udah ngerebut kamu dari Arta, Ay. Tapi aku sama sekali nggak masalah, sebab katanya memang seperti itu dunia berjalan semestinya. Bertahun-tahun kita jalani hidup sama-sama, aku belajar nggak semua harus sesuai sama keinginan kita. Aku bersyukur bisa di jodohkan sama orang sebaik kamu, Naya. Walaupun sebagian hati mu untuk Arta, kamu masih sudi nyisakan tempat yang layak buat aku. Walaupun hatimu sudah biru sebagian, kamu masih rela mencintai aku dari nol kayak dulu. Untuk itu, aku mau ngucapin banyak terimakasih buat kamu.

Tangisan Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang