02

2.8K 277 94
                                    

Hela menatap bangunan megah di depannya dengan takjub. Sebuah mansion bergaya Eropa berdiri kokoh di depannya.

"Ini rumah aku?" gumam Hela terharu. Dalam hati ia bersukur akhirnya bisa menjadi orang kaya.

Dibelakang Hela, Regan berdiri dengan seragam sekolahnya yang acak-acakan. Dasi yang digantung tanpa dipakai, dua kancing atas kemejanya dibiarkan terbuka, dan kemeja yang dibiarkan diluar.

Regan kemudian berdecak pelan dan berjalan melewati Hela yang masih ter bengong, dan gadis itu kemudian tersadar setelah Regan melewati nya
Lalu segera mengikuti langkah pemuda tersebut.

Decakan kagum tak berhenti terucap dari bibir pucat Hela, saat ia melihat barang-barang mewah yang terpajang di setiap sisi bangunan.

Saat memasuki pintu utama, para pelayan berjejer di kiri kanan sambil menunduk hormat. Hela yang berjalan di belakang Regan ter bengong lagi melihat hal yang menurutnya sangat... Entahlah.

Regan dengan santai melewati jejeran pelayan dan berjalan lurus menuju ruang tamu.

Dibelakang Regan, Hela setia mengekor sambil sesekali ikut menunduk pada para pelayan yang sama sekali tidak mengangkat pandangan saat dilewati oleh Regan.

"Ini tuan rumahnya aku atau si Regan, sih?" dengus Hela.

Regan yang mendengar ucapan Hela sontak berhenti. Hela yang melihat Regan berhenti membuatnya ikut berhenti sebelum ia menabrak punggung tegap tersebut.

"Lo bilang apa tadi?" Satu pertanyaan lolos dari bibir Regan. Ia berbalik menghadap Hela yang menatapnya dengan tatapan bingung.

"Ha? Aku? Aku bilang apa?" Hela balik bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Regan menatap Hela tajam, ia jengah dengan sifat Hela yang lemot. Karena ditatap lama, Hela menepuk jidat saat ia kembali teringat apa yang ia bilang tadi.

"Aku bilang 'ini tuan rumahnya aku atau kamu' gitu. Emang kenapa, salah?" tanya Hela.

"Ini mansion gue, kalau lo lupa? Atau, lo emang mimpi bakal jadi tuan rumah disini." Regan menjeda ucapannya. Ia kemudian memajukan wajahnya di samping telinga Hela dan berbisik, "lo emang sehaus itu sama kekayaan ya."

Senyum mengejek terpatri di wajah Regan setelah ia kembali berdiri tegap. Ia kemudian segera berbalik meninggalkan Hela yang mematung.

Tangan Hela mengepal. Baik di dunianya maupun di dunia novel, ia tetap dianggap sebagai orang yang haus kekayaan. Padahal, ia sungguh tak tahu kalau ini rumah Regan.

"Dih, protagonis sensi!" lirih Hela seraya menatap punggung tegap Regan yang menaiki tangga.

Hela memutus pandangannya pada Regan dan beralih memandangi isi mansion. Jadi, Regan membawanya kesini untuk apa?

"Lagian kenapa Regan gak bawa aku pulang ke rumah aku aja sih?" gumam Hela.

. . .

Hela mendengus kasar. Ternyata menjauhi protagonis adalah hal yang sangat mustahil. Bagaimana tidak, ia adalah asisten pribadi Regan.

Ya, asisten yang merangkap sebagai pacar.

Ia benar-benar tak tahu latar belakang 'Hela' dalam novel. Penjelasan Hela benar-benar minim dalam novel. Ia hanya tertulis sebagai mantan pacar Regan yang berhasil membuat laki-laki itu luluh.

Namun pada akhirnya Hela meninggal, dan tak tertulis apa penyebab karakter sampingan itu meninggal.

Hela mendadak ingin protes pada penulis, setidaknya sebutkan saja garis besar mengapa mantan pacar Regan itu meninggal.

Sekarang Hela berdiri di depan cermin, sambil menatap pantulan dirinya sendiri. Banyak kesamaan antara dirinya dan Hela. Salah satunya adalah wajah.

Wajah mereka benar-benar sama. Yang membedakan hanyalah gaya rambut Hela yang pendek lurus, sedangkan ia berambut panjang dan curly.

Tok! Tok! Tok!

Hela menoleh mendengar ketukan pada pintu kamarnya. Ia berjalan mendekat.

"Hela, kamu udah selesai gantian?" tanya seseorang dari luar kamar Hela.

Ketika Hela membuka pintu, ia dapat melihat seorang wanita berpenampilan maid tersenyum ramah padanya. Hela balas tersenyum.

"Iya udah, Kak," jawab Hela singkat. Wanita di depannya adalah kepala pelayan di sini, dan setahu Hela namanya adalah Kia.

"Kamu udah tahu kan tugas kamu setelah ini? Jangan sampai Tuan Muda marah lagi sama kamu," ujar Kia.

Dari ucapan Kia, dapat Hela simpulkan bahwa pemilik tubuh sering dimarahi oleh Regan yang berstatus Tuan Muda di rumah ini.

'Mati aku, aku kan gak tahu apa aja tugas Hela! ' Hela mendadak panik.

"Hela, kamu tunggu apa lagi? Cepat antarkan makan siang Tuan Muda," Perintah Kia dan berlalu dari depan Hela.

Kia adalah wanita yang lembut juga tegas, itulah yang Hela pikirkan. Kemudian ia mengikuti langkah Kia yang sepertinya mengarah ke dapur.

Sesampainya di dapur, Hela diarahkan untuk membawa nampan yang berisi makanan. Bukan hanya satu, tapi dia nampan yang berbeda jenis makanannya.

Hela mendadak ragu bisa membawa dua nampan berisi makanan itu secara bersamaan.

"Kak, aku yang bawa semuanya? Aku bisa minta bantuan yang lain gak?" izin Hela.

Sontak, para pelayan disana menatap Hela. Mereka menoleh satu sama lain. Kia juga sama.

Melihat reaksi yang lain, Hela merasa ia salah berucap. Tapi, apakah salah meminta bantuan orang lain?

"Hela, kamu lupa? Tuan Muda sendiri yang memerintahkan kamu untuk membawakan makanan di ruangannya tanpa bantuan siapapun," ucap Kia mewakili.

Hela menganga mendengar ucapan Kia. Ia menggigit bibirnya menahan kesal. Sepertinya Regan punya dendam tersendiri untuk Hela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Male Lead's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang