Sorak-sorai ramai orang-orang yang memegang bendera dan membawa atribut masing-masing di depan Auditorium University Beltlantis. Tampak seorang lelaki berbicara lantang dan gagah tanpa keraguan di atas podium untuk meyakinkan semua orang disana bahwa kesetaraan, kebebasan, dan keadilan harus ditegakkan demi terwujudnya kampus, kota, dan negara yang bermartabat tinggi.
Sistem kenegaraan yang menganut aliran nepotis menjadikan negara Alfabetnis mendapat julukan "merdeka non-egaliter". Seluruh kekuasaan dipegang satu keluarga dan keturunannya saja. Hampir tidak ada pergantian kepemimpinan di negara dengan 26 kota tersebut, termasuk pemimpin kota, kecuali Kota Beltlantis.
Kota terbesar di negara itu, menjadi tempat berkumpulnya para pejuang yang bertentangan dengan paham nepotis. Negara sengaja membuat Kota Beltlantis menganut aliran demokrasi sebagai pembuktian bahwa aliran nepotis tidak seburuk yang dibayangkan dan demokrasi tidak sebaik yang dibayangkan.
Tampak seorang gadis di dalam mobil yang bergerak menuju keluar kampus dikendarai oleh supir pribadinya. Dia melihat kerumunan itu, tiba-tiba menyuruh supir untuk menghentikan mobilnya sebentar, sambil mengawasi keadaan. Gadis itu Dea namanya, merasa heran dan kaget. Supir pribadinya bertanya, ada apa Ms Dea? Dea bergumam heran karena belum masanya pemilwa (Pemilihan Mahasiswa) dan tidak tahu informasi demonstrasi apapun di kampus. Dan kaget karena yang berbicara lantang tersebut adalah Azka, orang yang dia kenal semenjak sekolah menengah dahulu.
Sejak tiga tahun lalu setelah kelulusan, mereka tidak berkomunikasi dan tidak tahu menahu tentang keadaan mereka masing-masing. Sekarang, di kampus tersebut mereka dipertemukan secara tidak sengaja.
Azka yang memang semenjak sekolah menengah sudah memiliki pengetahuan dan pandai berdialektika serta beretorika tidak diragukan lagi dalam memimpin suatu gerakan. Dea yang memiliki bakat berkomunikasi dan mengajar pun sampai terkagum dengannya dan ingin menyainginya dengan cara yang sportif.
Setelah waktu yang begitu lama, akhirnya kerumunan itu bubar. Azka bersama dua orang temannya beranjak ke taman belakang kampus. Dea yang melihatnya, keluar dari mobil dan mengikuti mereka. Sesampainya disana, Azka dan temannya hendak duduk di gazebo, seketika Dea menghampiri dan berkata:
"Azka, Are you remember me?" Dea dengan tersenyum sinis.
"Azka, who is she?" Kedua temannya kebingungan.
Azka hanya terdiam tidak mengatakan apa-apa, Dea mendekati Azka dan memberikan surat padanya sambil berbisik: "Two day, goodbye?" Dea perlahan berjalan menjauhi mereka.
Seakan-akan memahami apa yang dimaksud, Azka segera membuka surat itu yang membuat Azka terkaget setelah membacanya. Kedua temannya pun keheranan apa isi yang membuatnya bersikap demikian. Kemudian, Azka memerintahkan kedua temannya menghubungi petinggi partai untuk berkumpul ditempat biasanya.
"Urgent!! prepare key officially, we meetings at 7.30 am, SECRET!!."
Pukul 7.30 malam di Sekretariat Partai Hitam, Azka yang ternyata ketua dari partai tersebut berbicara di forum dengan para petinggi Partai Hitam. Dia menyampaikan isi surat tersebut yang berisi pesan tersirat. Para petinggi dibuat keheranan dan banyak tanda tanya yang diutarakan.
Siapa Dea sebenarnya? Apa tujuannya? Kenapa Dea memberikan surat itu? Apa arti isi suratnya?
Isi Surat Dea
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Kamu, Kenapa Dia?
SonstigesPerjalanan Dea dan Azka demi mewujudkan kesuksesan program bersama. Namun, semua tidak berjalan dengan mulus, Azka sempat pergi menghilang tanpa kabar yang membuat Dea putus asa dan ingin menghentikan program mereka berdua, Fai hadir ditengah-tengah...