Udah seminggu setelah kejadian itu.
Kejadian gue ngeliat orang yang mirip dengan Naya.Gue memutuskan untuk langsung bertanya padanya.
"Naya!" Paggil gue
"Kenapa Dy? Pagi pagi manggil gue. Mau nraktir makan ya?" Sumpah responnya kepedean. Tapi kapan kapan gua mau ngajak lo makan kok. Eh.Sebelum bertanya, terlintas di otak gue.
Kalo gue tanya, dan ternyata itu bener. Berarti Naya bakal tau semua tentang gue. Itu ga boleh terjadi.
Gue mengurungkan niat gue.
"Andy? Lo kenapa sih?" Tanyanya
"Iya gue mau ngajak lo ke kantin. Lo udah sarapan?" Kata gue gelagapan.
"Kebetulan gue belum sarapan, yaudah kita ke kantin,"Sesampainya di kantin gue memesan nasi goreng buat dua orang.
"Nih," gue memberikan satu piring nasi goreng kepada Naya yang lagi bengong.
"Eh iya, makasih. Nanti uangnya gue ganti ya," katanya sambil melahap nasi goreng.
"Bisa ga sih kalo makan tuh diem, gausah ngomong," perintah gue
"Yaelah Dy, kaku banget sih." Katanya sambil cemberutSaat sedang asik makan, tiba tiba saja Rifan dateng.
"We need to talk," katanya kepada Naya
"Apa lagi Rif?" Jawab Naya santai.Rifan membawa Naya ke tempat yang agak jauh dari gue.
Meskipun begitu, gue masih bisa mendengar percakapan mereka samar-samar."Lo lagi ngapain sama cowo itu?" Tanya Rifan
"Lagi makan, lo ga bisa liat?" Jawab Naya masih dengan gaya santainya,
"Tapi kenapa harus sama cowo itu?"
"Yang ngajak kan Andy, ya gue makan sama Andy lah bukan sama lo."Sepertinya si cowok udah ga bisa ngomong apa apa lagi.
Dan dia pergi tanpa pamit.
Naya kembali menghampiri gue."Sorry ya, Rifan emang suka gitu. Dia itu..."
Gue sama sekali ga tertarik dengan cerita Naya tentang Rifan.
Ogah, mending gue ngeliatin mukannya Naya.Tanpa gue sadari, Naya udah nyelesain cerita serta makannya.
Makanan gue? Masih banyak."Abisin dulu tuh makanannya, mubazir tau," katanya
"Iya,"Lalu gue melanjutkan makan gue.
Sampai akhirnya gue sadari,
Naya ngeliatin gue lagi makan.something like.. asdfg#@$
Jangan jangan Naya suka sama gue dan mau nembak gue.
Ga mungkin. Itu lebay banget."Kenapa sih Nay?" Tanya gue frontal, "-gue ganteng?"
"gue mau tanya sesuatu," katanya.
"Mau tanya apaan?" Jawab gueAnjir. Kok gue deg degan ya.
Kok lebay sih. Geli gue."Kalo boleh tau, itu kacamata lo beli dimana?"
Hati gue berasa dipatok ayam,
Dari tadi dia bukan ngeliayin muka gue, tapi cuma ngeliatin kacamata gue. Aishh!Satu lagi, kacamata ini boleh nemu di jalanan. So, gue gatau asal usulnya
"Gue beli di pusat perbelanjaan dekat sana itu," jawab gue asal
"Lo mau nganter gue ga nanti pas pulang sekolah?"Nganter Naya?
Ngimpi apa gue semalem."Boleh, tunggu gue di gerbang ya," jawab gue semangat.
"Oke!""By the way, lo mau beli kacamata buat siapa?"
" Buat adek gue. Akhir-akhir ini matanya suka sakit, sama berair gitu. Pas di cek dia minus," jelasnya
Gue hanya mengangguk sok ngerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching
RandomMenjadi populer memang menjadi cita cita anak remaja jaman sekarang. Tapi menurut gue, menjadi populer itu nyusahin! Gue muak sama semua omongan palsu itu! Gue memilih untuk berubah, dan mencari sesuatu yang berbeda dan apa adanya.