Tap tap tap,
Langkah kaki si anak menuju pintu depan.'Loh itu kan....'
"Loh, lo yang kemaren nganter bunga itu kan?" Katanya saat melihat wajah gue.
"Iya, Mas yang kemarin manggil saya kan?" Kata gue balik tanya.
"Hmm coba manggilnya jangan Mas deh. Panggil gue-" omongannya terhenti sehingga gue harus menunggu beberapa detik."-panggil gue Rey," lanjutnya
"Oh iya, saya Naya," jawab gue.
Gapapa kan sekali-kali dapet kenalan cogan?Fix sekarang gue menghayal yang engga engga
"Gue duluan," pamitnya.
Gue hanya mengangguk kecil."Kamu liat dia pergi kemana?" Kata Nyonya Elis yang sudah ada di samping gue. Kaget sob.
"Dia pergi ke dalam cafe di sebrang jalan sana," jawab gue.
Dia tidak merespon omongan gue dan langsung pergi keluar toko." Kayaknya jadi orang kaya itu rumit banget ya. Pergi kesana kemari. Bisnis sana sini. Urusan ini itu. Ribet," kata gue bergumam sambil menyiram bunga.
"Maksud kamu apa Nay? Semuanya ga akan ribet kalau kamu ngejalaninnya dengan ikhlas dan senang,"
"Ih nenek, nguping aja, Hehe. Aku bisa kerja dan berpenghasilan aja udah seneng nek, apalagi jadi orang kaya," jawab gue
"Yasudah, kamu mau istirahat dulu? Biar nenek yang lanjutin menyiram bunga tulipnya,"
▪☆▪☆▪☆▪☆▪
Akhirnya hari ini selesai juga.
Mengambil nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan.
Seperti biasa gue pulang jalan kaki sendirian.Gubrak!!!
Gue menengok kebelakang untuk mengetahui asal suara itu,
"Loh, tuan Rey. Anda gapapa kan? Apa yang anda lakukan di sini?" Kata gue sambil membantunya berdiri.
"Iya gue gapapa." "- kenapa manggil gue pake tuan segala?" Tanyanya
"Karena, anda cucu sekaligus anak dari pemilik toko itu," jelas gue.
"Panggil gue Rey aja," lagi lagi gue hanya mengangguk.
Kita berjalan beriringan.
Gue ga tau Rey mau pergi kemana, dia bilang 'gue cuma lagi bosen,'"Jadi, lo kerja karena kondisi keluarga?"
"Ya gitu deh, mau gimana lagi? Mau ga mau harus dijalanin kan?" Kata gue sambil nyengir kuda. Rey hanya ber'oh ria
"Kayaknya cukup sampe sini aja, rumah gue tinggal belok ke kanan,"
"Kalo misalnya ada penjahat di belokan itu gimana," katanya
"Hah? Penjahat gimana?" Tanya gue bingung
"Yang jelas gue anter lo sampe rumah,"
Apa boleh buat. Nolak tawaran cowo ganteng itu hukumnya mubazir. Eh
Dan pada akhirnya kami, sampai di depan rumah sederhana milik keluarga gue.
"Makasih ya Rey. Lo mau mampir sebentar?" tanya gue ramah. Iyalah, kalo engga bisa dipecat.
"Engga makasih, gue duluan ya," pamitnya.
Gue masuk ke dalam rumah. Dan benar aja, bunda belum pulang sedangkan Rika sudah tertidur di depan ruang keluarga.
Gue pun menggendong Rika ke dalam kamarnya lalu meletakkan kacamata yang baru aja gue beli di atas meja belajarnya.
'Selamat malam Rika,'
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching
RandomMenjadi populer memang menjadi cita cita anak remaja jaman sekarang. Tapi menurut gue, menjadi populer itu nyusahin! Gue muak sama semua omongan palsu itu! Gue memilih untuk berubah, dan mencari sesuatu yang berbeda dan apa adanya.