00 || PROLOG

14.9K 1.2K 1.1K
                                    

"Allah tidak pernah salah mempertemukan kamu dengan seseorang. Hadirnya membawa salah satu dari dua hadiah untukmu, yaitu kebahagiaan dan pengalaman."

-Imam Al Ghazali

.
.
.

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh🙏🤗

Finally, ya, setelah sekian purnama, alhamdulilah cerita ini publish juga.

Masih nggak nyangka aku bakal mengukir kisah Elvano dan Alara lagi, bakal ngetik nama mereka dalam cerita lagi:)

Mari ikuti kisah mereka yang belum usai.

Kalian nungguin nggak?

Siap spam ALEL lagi? hehe🖤

Sama seperti kalian yang mempunyai harapan untuk cerita ini, aku juga punya harapan:)

Udah baca 𝐓𝐄𝐑𝐀𝐓𝐀𝐈 1 belum?

Jadi, CARNATION ini adalah kelanjutan cerita TERATAI.

Prolog aku ambil dari potongan salah satu bab. Kita mulai kisahnya dari sini biar pembaca baru nyambung dan bisa ngikutin alur tanpa baca TERATAI 1 dan pembaca lama bisa mengingat kejadian ini ....

HAPPY READING
___________________________________

Alara terus berlari dengan tangisan yang ditahan.

"Ya Allah, lindungi aku dan calon anak aku, beri kami pertolongan...." Alara terus berdoa di sela larinya. Vernan, laki-laki itu terus mengejarnya.

Alara tidak akan menyerahkan dirinya ke laki-laki jahat itu. Sekalipun ia harus mati nanti, tidak mungkin ia mengorbankan harga dirinya.

Pertolongan Allah tidak akan pernah salah sasaran. Dua orang warga kebetulan lewat. Melihat Alara yang ketakutan, bapak-bapak yang bermotor itu berhenti.

"Pak! Tolong saya!" teriak Alara.

"Ada apa, Neng? Siapa yang ngejar?" tanya bapak yang baju biru. Ia buru-buru turun dari motor dan menghampiri Alara.

Alara terengah-engah. Ia langsung melihat ke belakang.

"Dia ngejar saya, Pak." Alara menunjuk Vernan yang otomatis berhenti mengejarnya. Laki-laki tersebut langsung putar arah.

"Pak, di sana juga ada sopir taksi lagi digebukin. Tolong dia, Pak, saya mohon," ucap Alara memohon. Air matanya sudah tidak bisa dibendung. Ketakutan dan kekhawatiran sungguh menguasai dirinya.

"Neng, kamu tenang dulu. Kita telepon polisi."

Alara akhirnya bisa sedikit bernapas lega.

Tak lama kemudian, dering ponsel tanda ada pesan masuk berbunyi di dalam tasnya. Alara segera melihat itu.

Tertera nama Zayden di sana.

"Ke rumah sakit? Ya Allah, ada apalagi ini? Tadi kak Eki bilang kak Elvano berantem di jalan Merak ini, sekarang kak Zayden minta aku ke rumah sakit, Kak Dylan kecelakaan? Lalu, Kak Elvano?" Pikiran buruk mulai menyerang Alara.

Apa terjadi sesuatu juga pada suaminya?

Alara menggeleng untuk menepis pikiran cemasnya.

Setelah itu Alara menunggu taksi online yang ia pesan, ditemani oleh dua bapak-bapak yang tadi menolongnya.

Alara langsung pergi ke rumah sakit ketika taksi tersebut sudah datang.

Sampainya di rumah sakit, Alara langsung mencari siapapun yang ia kenal. Penampilannya sudah tidak karuan. Alara tidak peduli.

CARNATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang