In Another Life, Or Not.

8 1 2
                                    


Short Story

By Ayra Zahrani Zutansyah


"Salsa!"


Seorang perempuan pemilik nama itu menoleh, merasa terpanggil, ia pun tersadar dari lamunannya, menatap kota yang terlihat asing namun terasa hangat sekaligus..

"Apa yang sedang kamu pikirkan sih? Aku daritadi memanggilmu, nanti kita bisa tertinggal rombongan!"

"Oh.. maafkan aku hehe, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh dari kota ini." Aya menatap lekat-lekat teman baiknya ini, khawatir jika ada sesuatu yang terjadi.

"Ada apa? Memangnya ada apa dengan kota ini?", Aya berusaha melihat apa yang Salsa pandangi, seakan menatap jauh ke suatu titik yang tidak terlihat dari kota itu, "Entahlah, tetapi kota ini terasa tidak a–"

"Nona cantik, ayo kita segera melanjutkan perjalanan. Nanti kedai teh tujuan utama kita tutup lho~"

Salsa dan Aya menoleh pada seseorang yang memotong pembicaraan mereka, seorang laki-laki berparas tampan dan tinggi menjulang– Arya. Atau lebih tepatnya disebut sebagai Slanderman oleh teman-teman sekolahnya.

"Dasar, ini masih pagi dan kau sudah menggoda gadis idamanmu saja? Kau sangat tergila-gila dengan Salsa ya?", ucap Aya sambil memeluk erat lengan Salsa, takut jika sahabat karibnya itu akan dicuri oleh Arya.

"Memangnya kenapa? Salsa memang nona cantik kan? Apa ada yang salah dari yang kukatakan?"

"Hei, tentu saja itu tidak salah. Yang salah adalah pujian itu keluar dari seorang buaya sepertimu!"

Mereka pun berdebat.. dan berdebat.. jika orang awam yang melihat, pasti terlihat seperti dua anak kecil yang berusaha memperebutkan kasih sayang dari ibunya.

"Haha, apa sih yang kalian lakukan. Sudahlah, ayo kita menyusul yang lain." ucap Salsa sambil berjalan meninggalkan Arya dan Aya yang sedang adu tatap. Melihat hal itu, Arya berusaha menyusulnya, dan menyamakan langkah dengan Salsa.

"Hei, memangnya apa yang sedang kamu pikirkan sampai termenung seperti itu?" Salsa menatap Arya sambil mengernyitkan dahi, "Kenapa kau sangat ingin tahu sekali tentang apa yang ada dalam kepalaku?"

Arya tertawa kecil, "Dingin sekali, nona cantik. Kamu tahu semua rahasiaku, tapi kenapa kamu tidak mau membagikan isi pikiranmu untuk sedikit meringankan perasaanmu?", Salsa mendengus.

"Itu kan bukan aku yang meminta. Kau sendiri yang terus-terusan menempel dan berbicara banyak hal padaku. Kau tahu mulutmu itu seperti kran rusak, tidak ada habisnya untuk berbicara."

Arya makin tertawa terbahak-bahak, ditambah wajah kesal Salsa membuatnya semakin gemas padanya. "Hei, aku seperti itu hanya padamu saja, tahu. Lagipula, memangnya kamu tidak suka dengan hal itu?"

Arya menempelkan pundaknya yang tinggi pada Salsa yang membuatnya sedikit membungkuk menutupi pandangan Salsa, yang mana membuat pipinya terasa sedikit hangat. Salsa pun memalingkan wajahnya sambil mendengus kesal.

"Tidak tuh. Aku tidak suka."

Arya pun tertegun, ia kemudian menghadang Salsa dan menatap wajahnya lekat-lekat.

"Benarkah? Kau tidak suka?"

Salsa terkejut karena langkahnya tiba-tiba terhenti– namun tidak semengejutkan saat menatap wajah Arya yang sedikit membuatnya bergidik ngeri. Mata itu.. seakan bisa menusuk dan menghanguskan apapun yang ditatapnya. Tiba-tiba seseorang menarik Salsa.

In Another Life, Or Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang