Bab 1: Am I Not Enough?

563 48 35
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
[Alternatif Universe]
...

Fanfiction by @Krt_hyuu

______________________________

Happy reading!

๑๑๑


"Sudah nyaris dua tahun, aku belum juga mendapat teman. Lama-lama aku frustasi." Sorot putus asanya menunjukkan ia begitu lelah, semakin menyipit sebab menembus paksa langit dengan biru cerahnya. Hinata berkedip saat dirasa sudut matanya berair, entah karena hampir kering terkena udara, atau tangis dari hasil menahan sesak. Namun gadis itu memastikan dirinya tak menangis, hanya tekukan wajah yang masih enggan disingkirkannya.

"Apa aku saja tak cukup bagimu?" suara bariton menanggapi, milik si pirang yang sejak tadi menatap teduh wajah di depannya.

Di atas bangku besi panjang yang mendiami sisi lapang basket outdoor, mereka berdua duduk dengan posisi berbeda. Hinata menumpu tangan di setiap sisi tubuhnya pada bangku, melihati sembarang yang dapat dijangkau pandangnya. Sementara Naruto  duduk menyamping menghadap Hinata, menekuk kedua lutut di atas bangku dengan tangan melingkari. Dia banyak diam dibanding gadis itu. Betah mengamati hanya dengan mendengar celotehan, tentu menimpali sesekali.

"Setidaknya aku punya teman perempuan. Memang kau mau aku ajak menggosip?" alisnya terangkat satu. Mencoba menggoda sekaligus ingin membuat Naruto mengerti tentang apa yang tidak mungkin mereka lakukan bersama. Tentu bukan hanya karena satu alasan sepele Hinata menginginkan teman. Dia hanya ingin berbaur dengan lebih banyak orang. Setidaknya hidup normal tanpa merasakan pahitnya dijauhi.

Napas pemuda itu terbuang pendek. "Mencari teman untuk menggosip? Tujuanmu saja sudah salah."

Wajah Hinata berpaling lagi ke depan, mengamati bola yang terusik angin di sisi seberang. Sudut bibirnya tertarik sedikit. "Tentu saja banyak hal yang bisa dilakukan. Karaoke saat pulang sekolah, ke kedai yakiniku, membahas sesuatu yang tak bisa dibicarakan dengan laki-laki. Aku melihat para gadis melakukannya dan kelihatan sangat menyenangkan." Memang indah dibayangkan, sialnya tak berguna sebab belum terlaksana, entah sampai kapan. Dan fakta itu selalu berhasil membuat Hinata bekerja keras mencari cara, meski aksinya tetap meninggalkan kesan buruk bagi orang sekitar.

"Aku memang tak mengerti tentang pembahasan anak perempuan. Bukannya kebanyakan tentang hal kurang penting?"

"Asalkan bersenang-senang, apa pun pembahasannya mereka akan tertawa bersama. Seru sekali."

"Dalam hal itu, aku pun bisa kau ajak tertawa."

Tanpa ragu ia memberikan delik. Hatinya dongkol diberi respon seperti itu. Sementara Naruto masih berwajah tenang tanpa merasa ngeri sedikit pun. "Sepanjang bicara kau kedengaran menyebalkan. Kau justru terkesan tidak mendukungku dalam mencari teman, kenapa?" todongnya bersuara ketus.

Naruto tersenyum tipis. "Kau menyimpulkan seenaknya lagi."

"Lalu?"

"Aku hanya tak ingin kau memaksakan diri. Melihatmu kesulitan menjalani sesuatu yang sudah jelas tidak kau kuasai. Setidaknya kau tidak merasa begitu kosong karena kehadiranku."

Decakannya lolos menahan umpatan di ujung lidah. Dibuangnya lagi pandang ke arah depan, ia mendapati ramai taman sudah menipis dibanding sebelumnya. "Jangan menegaskan kalau aku payah membuat orang-orang menyukaiku." Suaranya memelan lalu berakhir mendengus.

Yellow To Red Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang