Bau tanah yang bercampur air hujan masuk ke indra penciuman, membuatnya terdiam beberapa saat dan mendongakkan kepala ke arah pepohonan yang menjulang tinggi.
Bagaimana mungkin bau itu tercium sedangkan dia tidak merasa hujan baru saja turun?
〓〓〓〓〓〓...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〓〓〓〓〓〓〓
Zhang Hao melipat kedua tangannya, dia menatap datar Hanbin yang masih berada di rumahnya. Bahkan sampai makan malam pun, pemuda serigala itu masih berada di rumahnya.
"Kau tidak mau pulang?" Hanbin menggeleng.
"Tidak mau. Aku mau menginap di rumahmu."
"Kau ini tidak punya rumah ya?"
"Ada."
"Lalu, kenapa masih di sini?"
"Apa salahnya? Lagipula kita adalah pasangan." Sudah beberapa kali Hanbin menyebut kata 'pasangan', tapi manusia serigala itu juga belum menjelaskan apapun setelah makan siang sebelumnya.
Zhang Hao menatap kesal pada Hanbin yang duduk santai di sofanya. Mata Hanbin kemudian jatuh pada keranjang yang berada di bawah.
"Kau sedang merajut?? Bisa merajut sesuatu untukku tidak?"
"Tidak." Hanbin kemudian memasang raut wajah sedih pada Zhang Hao.
"Kenapa tidak?"
"Karena, kau siapa? Kau hanya orang asing."
Rasanya dada Hanbin seperti ditusuk sebuah tombak. Sakit sekali dadanya karena ucapan pasangannya.
"Kita adalah pasangan."
"Oh ya? Bagaimana kamu tahu? Padahal aku adalah manusia biasa, dan kau seorang werewolf." Zhang Hao menekan satu kata diakhir kalimatnya.
Hanbin menarik dan menghembuskan napasnya pelan. Mau tidak mau pasti dia akan menjelaskan tentang hal itu pada pasangannya. Dan, Zhang Hao harus tahu itu sebelum dia bisa membawa pasangannya ke dalam pack nya.
"Dari mimpiku."
"Kau sedang bercanda ya?" Zhang Hao semakin menatap Hanbin kesal. Hanbin dengan cepat menggeleng.
"Tidak, aku tidak bercanda. Ini nyata, pernahkah kau merasa kita seperti pernah bertemu sebelumnya?"
Zhang Hao mau menjawab iya, tapi dia gengsi untuk bilang iya pada Hanbin.
"Kita pertama kali bertemu di dalam mimpi. Awalnya wajahmu terlihat buram, mungkin karena sebelumnya kau tidak berada di hutan. Tapi, semakin di mimpi wajahmu pun jelas ketika kita bertemu waktu aku menyelematkanmu."
"Dan, itu yang membuatmu yakin jika aku adalah pasanganmu?" Pertanyaan Zhang Hao diangguki oleh Hanbin.
"Iya!"
Sungguh hal yang tidak amat bisa dipercaya begitu saja oleh Zhang Hao. Semuanya terdengar seperti karangan anak SD semata, tapi keluar dari mulut pemuda yang terllihat seumur pula dengannya.