bab 6

3K 109 4
                                    

Ada yang nungguin cerita ini nggak, apa ceritanya seru? Apa kalian suka dengan tokoh Bara dan Aira? Komen di bawah ya 😊😊

__________
________________

Sial , gadis itu tidak tau kemana jalan arah Jakarta? Ini merepotkan Bara. Hingga akhirnya Bara lah yang bertanya pada orang-orang dimana daerah yang di lewati nya. Hingga akhirnya dia sampai di kota Bandung, tinggal selangkah lagi menuju kota Jakarta. Apa sebaiknya di tinggalkan nya saja gadis ini di tepi jalan yang agak ramai?. Tidak mungkin kalau dia meninggalkan Aira di jalan yang lengang, itu pasti beresiko tinggi baginya. Tunggu, dia akan berhenti sebentar dan menanyakan gadis itu dulu.

"Turun lah!! " Suara baritonnya terdengar jelas, gadis itu pun turun perlahan dari motor besarnya.

"Aku ingin berbicara padamu. " Bara melihat gadis itu memegang lengan kirinya, dia terlihat cemas. Tapi inilah kesempatan bagi Bara untuk berbicara.

"Ada apa mas Bara? " Akhirnya Aira bersuara, dia terlihat tegang.

"Kamu tau pernikahan kita itu salah, aku tidak mengenal mu. Kita terpaksa menikah karena orang-orang itu, dan aku sama sekali tidak ingin melanjutkan pernikahan ini. Aku akan meninggalkan mu di kota Bandung ini, aku akan ke Jakarta. Carilah pekerjaan di sini, aku akan memberikanmu uang yang cukup untuk hidup di kota ini. " Bara memperhatikan gadis itu, dia terlihat terkejut dengan kata-kata yang barusan Bara sebut. Tidak mungkin Bara membawa gadis itu pergi dan hidup bersama dengannya.

"Kenapa mas Bara tidak membawa saya, saya tidak mengenal kota ini. " Aira seperti tidak ingin di tinggal kan Bara. Dia dengan berani bertanya seperti itu.

"Saya tidak bisa membawa kamu!! "Bara menantang mata Aira, dia terlihat kesal karena Aira tidak ingin di tinggal kan.

"Boleh kah saya ikut dengan mas Bara?. Saya akan cari pekerjaan di sana, saya tidak ingin tinggal di kota ini. " Aira masih berharap Bara akan membawanya.

Bara mendengkus dengan kesal, dia sudah tidak membutuhkan gadis ini lagi. Ini sudah di kota Bandung, dan kota Jakarta tinggal selangkah lagi untuk di tempuhnya. Dia sudah ingin meninggalkan gadis itu di sini, tapi gadis itu tetep kukuh untuk ikut bersama dengannya. Tidak mungkin Bara membawanya pergi, pasti orang-orang akan heran saat Bara pulang membonceng seorang gadis kampung yang berpenampilan buluk.

"Silahkan kamu naik, nanti saya akan menurunkan mu di pusat kota Jakarta. "

Aira pun naik, Bara pun memakai helm sport nya kembali. Motor pun mulai melaju. Aira sebenarnya kepanasan dari tadi, dia tidak memakai helm dan sweater nya karena memang dia tidak mempunyai sweater satu buah pun. Berbanding terbalik dengan Bara yang memakai jaket kulit hitamnya yang Aira rasa pasti harganya mahal. Selama di perjalanan Aira memperhatikan sekitar nya. Ia tidak pernah melihat bangunan dan rumah megah seumur hidupnya. Dia hanya melihat saat menonton sinetron televisi jika dia menonton di rumah temannya. Dan ini sangat indah, Aira menyukai pemandangan sekitar nya.

1 jam perjalanan sudah di tempuhnya, selama perjalanan Bara sudah memikirkan dimana dia akan meninggalkan Aira. Ya, di pusat toko Tanah Abang lah dia akan meninggalkan Aira. Aira bisa mencari pekerjaan di sana, paling tidaknya bekerja sebagai karyawan toko disana.Bara akan memberikannya uang sebesar 5 juta. Sudah jelas terlihat oleh Bara bagaimana kehidupan Aira. Pasti gadis itu tidak mempunyai uang, Bara akan mencari mesin ATM dulu sebelum meninggalkan Aira. Tidak lama kemudian Bara sudah berhenti di sebuah mesin ATM BR* terdekat di pusat pertokoan Tanah Abang.

"Turunlah, aku akan ke dalam sebentar. " Aira pun turun dan Bara masuk kedalam  mesin ATM. Setelah itu Bara keluar menuju tempat Aira berdiri.

"Kamu cari pekerjaan di dalam, saya akan meninggalkan kamu disini. Anggap saja pernikahan kita tidak pernah terjadi, seandainya kita bertemu nantinya.  Berpura-pura lah tidak mengenaliku, aku pun juga berpura-pura tidak pernah mengenalmu. Ini uang untukmu, pegang lah uang ini. " Bara mengeluarkan uang yang ada dalam saku jaket kulitnya.

Aira menerima saja, tidak mungkin dia tidak menerima. Aira langsung memasukkan uang itu ke dalam tas kreseknya dan membekapnya dengan erat. Ia tidak membawa uang satu sen pun, Bara meninggalkan nya di sini. Aira tidak peduli apa yang ada di pikiran Bara saat ini, kalau dia menerima saja uang pemberian Bara.

"Nanti kalau saya sudah dapat pekerjaan, saya akan mengganti uang mas Bara kalau seandainya kita nanti bertemu. " Aira akan menepati janjinya, dia memang berniat untuk mengganti uang Bara nantinya.

"Pergilah, ikuti saja jalan ini. Kamu akan melihat banyak toko nantinya. " Bara menyuruh Aira pergi, jangan sampai orang-orang yang di kenalnya melihatnya berbicara pada gadis buluk yang ada di hadapannya.

"Terimakasih banyak mas Bara, saya pergi dulu. " Aira pun berbalik dan berjalan ke arah yang di tunjuk Bara. Baru beberapa langkah Aira berjalan dia mendengar Bara sudah melajukan motornya dengan kencang.

Aira merasakan hatinya terasa sakit, Bara tidak menganggap nya sebagai istrinya. Seperti nya Bara hanya memanfaatkan nya untuk keluar dari desanya Ujung Jaya. Aira tau kalau Bara tidak  tau jalan pulang ke kota Jakarta. Dan terpepet juga dengan situasi yang mengharuskan mereka menikah.

Jelas Bara tidak menyukainya, siapa lah Aira yang hanya orang kampung yang tinggal di sudut pulau Jawa. Aira yakin kalau Bara pastilah orang kaya, dengan mudahnya Bara memberinya uang yang tidak sedikit. Aira memang tidak pernah di beri uang jajan sekolah bagi bibinya, tapi harga uang 5 juta itu mungkin cukup untuk hidup mereka selama 6 bulan.

Hatinya terasa di tusuk belati, nafasnya tercekat. Air matanya mulai merebak, dia ingin menumpahkan tangisnya sekarang juga. Tapi tidak mungkin, ini daerah yang ramai. Apa kata orang-orang kalau dia menumpahkan tangisnya sekarang?

Bara tidak menginginkan nya sebagai istri sama sekali. Sebelum berangkat tadi Aira sudah membayangkan bagaimana dia akan menjadi istri yang baik bagi suaminya Bara. Tapi impiannya itu tidak pernah terjadi, suaminya sudah meninggalkan nya.

Apa yang harus di lakukannya di kota besar ini? Aira tidak tau kemana dia akan pergi. Toko- toko di sini sudah banyak yang tutup, maklum saja hari sudah mulai sore. Bagaiman dia akan mencari pekerjaan jika keadaannya seperti ini?

Dia akan menanyai toko -toko yang masih buka, mana tau orang-orang itu akan menerima nya menjadi karyawannya. Ada satu toko yang agak besar, Aira akan menanyainya.

"Maaf Pak saya mau tanya, apa bapak menerima karyawan baru? Saya mau mencari perkerjaan pak. " Aira menanyakan seorang bapak berumur 50 tahunan yang akan bersiap - siap memasukkan barangnya ke dalam.

"Saya juga karyawan di sini, bos saya sedang tidak ada. "

Aira merasakan kalau bapak itu tidak mengacuhkannya. Tidak apa-apa Aira akan mencari di tempat lainnya. Tapi sudah beberapa toko di tanyai nya, tapi tidak ada yang menerimanya. Apa penampilan buluk nya yang membuat orang tidak mempercayainya?

Aira sangat putus asa, di akan keluar dari pusat pertokoan ini. Dia akan mengisi perutnya dulu, hari sudah di penghujung sore. Aira tidak akan berputus asa, mana tau orang baik akan menerimanya nanti untuk bekerja.

Sekarang dia sudah berada di depan gerobak soto betawi. Aromanya yang harum membuat Aira lapar. Dia akan duduk sebentar di sini memikirkan apa yang akan di lakukannya nanti.
.
.
.

Eh, si Bara nyesel nggak nantinya ya sudah ninggalin Aira?? Gimana menurut readers ku 😁😁

Aira dan BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang