01 mama

5 0 1
                                    

^^^ happy reading sweetheart ^^^^

Ternyata kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bersama mu. Aku bersyukur karena memiliki mu
Narendra ku
                                      ~Naysira~
                                         
                   

   Seorang wanita setengah baya menuruni mobil Lamborgini hitam yang ia gunakan tadi.

Di susul oleh seorang pria yg usia nya tak jauh dari wanita anggun itu.
Ya mereka adalah mama dan papa Naysira.

"MAMA PAPA " girang Naysira.

Keduanya nya terkekeh pelan tak terkecuali seorang pria yg kini tengah memegang kursi roda milik Naysira.

Sebelum mengajmpiri Naysira mama Alinka tersenyum pada putri kesayangan nya itu.

Kemudian mama Alinka berjalan mendekati mobil yg terparkir di sebelah mobil miliknya.

Pintu mobil itu terbuka menampakkan seorang wanita yang begitu Naysira rindukan.

Mama Alinka membantu  wanita itu menaiki kursi roda yang berada di sebelah nya.

Naysira terlihat sedikit kaget. Namun sepersekian detik kemudian gadis itu tersenyum.

"Wah ada kak Hera nihh dah boleh keluar rumah memang nya Kak ?"

"Ya sebenarnya belum sihh, tapi kakak mau lihat anak adik kakak yang menggemaskan ini" goda kak Herra.

Naysira tersenyum takkala melihat seorang bayi tengah di gendong kakak nya.

Iya ma,pa,kak, mau dibuatin teh?"

"Yaudah deh boleh kalau gak ngerepotin kamu"

"Gak kok, bentar ya biar alvas bikinin dulu"

"Iya vas"

"Yaudah iya nak"

"Iya"

Narendra pun bergegas berjalan ke arah dapur hingga tubuh nya menghilang di balik tembok

Fyi:buat yg bingung yg bener itu alvas, Narendra,Rendra atau apa sebenarnya namanya itu tuh alvas narendra aldrige tapi naysira manggil nya narendra atau kadang juga rendra, zauji,ayy, dll.

                     🌸🌸🌸🌸

Enam orang dewasa dan tiga bayi mungil yang baru lahir tengah berkumpul di ruang keluarga Naysira dan Narendra.

"Kamu beneran mau lanjut kuliah nay ?" Tanya mama Alinka.

"Iya nak memang nya nak alvas ngizinin ?" Ucap papa adnan.

"Insya Allah Rendra kasih nay izin kok ma pa"

"Iya kan zauji" ucap Naysira pada Narendra.

"Iya Ra"

"Ya sudah deh kalau begitu"

"Kak Herra nanti di Jakarta lama Kak ?" Tanya Naysira.

"Lumayan sih satu tahun atau lebih soalnya Abang pindah tugas ke Jakarta" balas kak Herra.

"Ooo Kakak udh ada rumah kak ?"

"Udah nay satu bulan yg lalu baru beli di perumahan mawar gak jauh dari sini sih"

"Ooo"

Naysira beralih mengambil salah satu bayi nya. Yaitu Nara kerena Nara terlihat menarik bagi Naysira.

Alvas pun mengambil Nura yang masih tergeletak di tempat tidur bayi minimalis.

Naysira mengelus kepala bayi nya.
Kemudian ia mencium kening bayi itu . Nara kelihatan kesenangan.

Walau bayi itu belum bisa membuka matanya namun senyum manis terukir diwajahnya.

Wajah Nara lebih mirip ke Narendra sedangkan Nura lebih mirip dengan Naysira.

Itu lah mengapa Naysira lebih menyayangi Nara dan sebaliknya Narendra lebih menyayangi Nura.

Namun kedua bayi mungil itu tetap merasakan kasih sayang kedua orang tuanya

"Nay mama balik pulang dulu ya capek"

"Iya kakak juga kan baru lahiran gak boleh Kecepean"

"Iya nay papa izin pulang ya"

" Iya gapapa tapi nay gabisa antar Sampai depan nanti nyusahin Narendra."

"Rendra aja yang antar mama,papa, kakak,dan Abang ke depan"

"Iya nay kami pamit assalamualaikum"ujar keempat nya serentak sebelum pergi meninggalkan rumah Naysira.

Naysira mengambil Nura dari gendongan alvas. Namun ternyata Nara dan Nura memperlihatkan wajah senang pada Naysira.

Naysira lebih menyayangi Nura dikarenakan Nura lebih mirip pada alvas. Sedangkan alvas lebih menyayangi Nara karena wajah Nara yang mirip sekali dengan Naysira.

Namun kedua bayi kembar itu tidak pernah merasakan pilih kasih dari kedua tuanya bagaimana pun alvas dan Naysira menyayangi keduanya.

"Ra" alvas memanggil Naysira yang tengah asyik dengan bayi nya.

"Iya dra kenapa?" Naysira melirik alvas namun tatapannya kembali pada Nura.

"Kamu setuju gak kalau kita pindah ke pesantren aja, hmm ?"

"Hah" Naysira terlihat sedikit terkejut.

"Kita pindah ke pesantren aja ya soalnya cape kalau aku harus bolak balik dari rumah ke pesantren"

"Hmm , ya udah deh gakpapa" ucap Naysira dengan tersenyum manis.

"Minggu depan kita pindah ya"

"Hmm"

                   🌸🌸🌸🌸

Malam pun tiba. Naysira duduk di balkon rumahnya dengan dua orang bayi di tangannya.

Tak lama alvas datang dengan dua cangkir coklat panas di tangan nya.

"Assalamualaikum zaujati"

"Waalaikummusalam eh Abba udh dateng" ucap Naysira mendongakkan kepalanya menghadap alvas.

Pria itu tersenyum kemudian meletakkan coklat panas nya di meja yang tersedia di balkon rumahnya itu.

"Ra" panggil alvas pada Naysira.

"Hmm"

"Tetap berada di sisi ku ya" ucap alvas.

Naysira yang melihat alvas dengan mode seperti ini pun mengerutkan keningnya. Tanda tidak mengerti.

Namun gadis itu tidak menanyakan apa yang ada di benak nya. Pada pria di sebelah nya.

"Iya dra, aku gak bakal pernah bisa jauh dari kamu dan kedua bayi kita"
Balas Naysira dengan senyuman di wajahnya.

Alvas pun membalasnya senyuman Naysira.

Tak berselang lama tiba-tiba handphone milik alvas berbunyi.

"Ra aku angkat telepon dulu ya"

"Hmm, iya"

Pria itu berjalan menjauh dari Naysira. Agar suaranya tidak menggangu bayi nya.

Alvas pun kembali dengan wajah yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

"Kenapa dra ?" Tanya Naysira

"Tadi ada santri yang mau lari dari pondok"


Segini dulu ya thanks buat reader yang udahah vote dan baca cerita aku jangan lupa tinggalin jejak ya komen dan vote

Pojok terjemahan:
-zauji: suamiku
-zaujati: istriku
-humairrah: putih kemerah-merehan
-habibi: kekasih ku atau kesayangan ku untuk pria
-habibati: kekasih ku atau kesayangan ku untuk perempuan
-na'am : iya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bismillah ya Allah ~2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang