Bab 1

18 0 0
                                    

"Ini nasinya kok kuning-kuning Lit?" kata Bang Dewa kepadaku dengan intonasi yang tinggi seperti biasanya. Bang Dewa adalah suamiku.Dan Jelita adalah namaku."Iya magic com kita yang bermasalah Yang" kataku menjawab pertanyaan suamiku. Sebenarnya itu hanya alasan, yang sebenarnya terjadi nasi yang kami makan siang ini yaitu nasi sisa tadi malam yang tidak habis. Tetapi kalau Bang Dewa tau itu nasi sisa kemarin malam, ia tidak akan mau memakannya. Aku sendiri juga punya alasan kenapa masih menyajikan nasi kemarin, karna dirumah kami memang sudah tidak tersisa sedikitpun beras akibat bang Dewa sendiri yang belum memberiku uang untuk belanja.Saat ini usia pernikahan kami hampir mencapai 4 tahun, tetapi kami belum juga dikaruniai keturunan sampai saat ini. Tidak tau apa yang salah, karna baik aku ataupun suami tidak pernah sekalipun memeriksakan kesehatan ataupun kesuburan kami ke Dokter. Jadi kami hanya menganggap bahwa Allah memang belum kasih kami kepercayaan saja untuk memiliki anak. Dan syukurnya bang Dewa sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu denganku.Siang ini aku memasak menu fried chicken, tempe goreng tepung, dan sambel ulek terasi. Menurutku itu menu yang lumayan untuk makan kami walaupun untuk nasinya hanya nasi hangatan kemarin."Nasi sisa kemarin ini ya?" sahut bang Dewa lagi kepadaku"Bukan bang, ini magic com kita loh yang bermasalah" jawabku."Ini lagi ada kutunya argh" Bang dewa terus saja mengomel dan membentakku"Yaampun bang, kutu aja namanya juga beras ya ada kutunya kan udah mati juga, maaf ya" responku dengan nada tenang karna malas meributkan hal yang itu itu aja menurutku dalam rumah tangga kami"Ya tapikan bisa di buang dulu sebelum dimasak" sahutnya"Iya maaf bang, namanya khilaf, cuma 1 kan? sini dibuang, lagian tanya sama Mamamu pasti pernah dalam hidupnya mengalami hal yang begini dalam masak nasi" jawabku sedikit kesal karna aku tau ujung-ujungnya pasti Bang Dewa membandingkan masakanku dengan masakan mamanya.Tapi kali ini karna aku sudah menjawab deluan dengan sebut mamanya, bang dewa hanya diam saja.Aku lanjut mencuci piring dan meneruskan gorengan ayamku yang sedikit lagi selesai semua. Begini lah hari-hari kehidupan rumah tanggaku. Bang dewa seorang konten kreator di bidang video meme. Sebelumnya bang dewa kerja di salah satu restoran cepat saji menjadi waitress, tetapi setelah 3bulan kami menikah, bang dewa memutuskan untuk resign dan fokus membuat video meme yang sudah ia jalanin selama 8bulan ini. Karna menurutnya penghasilan dari endorse video meme lebih besar dibanding gaji bulanan yang biasa dia terima sekitar 1jutaan. Awalnya aku kurang setuju dengan keputusan yang bang dewa ambil ini, karna menurutku lebih baik menjadi konten kreator itu hanya sambilan saja karna pendapatannya tidak pasti setiap bulannya, sedangkan pengeluaran yang harus di bayarkan aku yg paham betul seluk beluknya. Akan tetapi bang dewa meminta pendapat kepada orangtua dan keluarganya yang lain, dan mereka semua pada setuju, yasuda lah endingnya tetap selalu mendengar pendapat mereka dibanding aku istrinya sendiri. Sedangkan aku sendiri kerjanya hanya mengurus rumah tangga kami saja, karna dari sejak kami berpacaran bang dewa tidak mengizinkanku untuk bekerja sehabis aku menyelesaikan kuliah S1 ku.5 menit berlalu bang dewa masih saja mengomel mengenai nasinya"Ngga bisa masak nasi yang baru aja Lit?" tanyanya"Bisa bang sini duitnya aku belikan beras dulu dan tunggu sampai nasinya matang hanya sebentar kok" jawabku tetapi bang dewa hanya diam saja. Lalu aku tetap memberikan beberapa solusi dengan bang dewa"Atau kalau abang mau coba minta nasi sedikit aja dengan Yola di sebelah, dia ada dirumah tu" kataku. Yola itu sepupu dari pihak bang dewa, tinggalnya pas bersebelahan dengan rumah kami. Yola sendiri juga sudah berkeluarga dan memiliki 3 orang anak, walaupun umurnya hanya terpaut 1 tahun di bawahku. Sedangkan bang dewa hanya beda 1 tahun diatasku."Ah engga lah malas nanti nasinya ngga enak, dia kan beli beras yang murah" jawab bang dewa.Tapi aku tetap aja langsung berjalan menuju rumah Yola sambil membawa 1 piring kosong."Yol, yolaaa ada nasi ngga ya sedikit aja?" panggilku ketika sudah sampai didepan rumah Yola"Ada kak, tapi dingin nasinya sebentar yola bukakan pintu" sahut yola dari dalam menuju pintu depan dan membuka kan ku pintu untuk masuk. Pikirku tidak masalah nasi dingin karna aku paham kalau setelah siap makan yola pasti cabut colokan magic comnya."Kak ambil sendiri aja ya, yola mau pakaian baru Hamiz ni baru siap mandi" kata yola padaku, Hamiz adalah anak yola paling keci yang usinya belum genap 2 tahun."Oke yol aku ambil nasinya dikit aja ya ini, makasih ya yol" jawabku sambil mengambil nasi di magic com lalu aku keluar rumah Yola dan tidak lupa menutup pintu rumahnya yola kembali."Ini bang nasinya, pilih lauk sendiri ya bang masih hangat kok" kataku menghampiri bang dewa di dalam kamar, aku suruh bang dewa pilih lauk sendiri karna aku paham betul gimana pemilihnya bang dewa dan susah untuk ditebak seleranya.Bang dewa pun mengikutiku ke dapur sambil membawa piring berisi nasi yang tadi aku minta dengan yola, dan mulai memilih lauk ayam dan tempe goreng dan memakannya.Aku yang tadinya juga udah laper karna memang belum ada makan dari bangun tidur subuh tadi pun kehilangan selera makan tiap menghadapi sikap bang dewa yang ketus dan emosian begitu. Semua ini di akibatkan karna bang dewa sedang tidak memiliki uang sama sekali. Belum ada endorsean yang masuk 3hari ini. Sedangkan pengeluaran setiap harinya harus ada dalam kamus kehidupan bang dewa. Ya beginila kalau hanya ngandalkan penghasilan ibaratnya Rezeki Harimau, yang datangnya tidak di sangka-sangka.Kerumitan rumah tangga yang ku jalanin ini bermula sejak 3hari setelah kami menikah.4tahun lalu setelah resepsi pernikahan kami, aku dan suami di boyong oleh kakak iparku alias kakaknya bang dewa yaitu kak sely untuk tinggal sementara di kost-kostan milik suaminya kak sely, karna memang aku dan bang dewa belum memiliki perabotan untuk digunakan di rumah yang sudah kami sewa sebelum menikah milik saudaraku. Jadi untuk sementara beberapa hari kedepan kami menumpang di 1 kamar kost milik suami kak sely.Jadi malam sekitar jam 9 lebih kami sampai di kamar, sesampainya di kamar kami berdua bersih-bersih lalu melaksanakan kegiatan pengantin baru yaitu malam pertama. Ngga perlu lama-lama kami melakukannya, setelah itu bang dewa yang pertama kali tertidur karna berdiri diatas pelaminan mulai dari pagi sampai menjelang magribh sangat melelahkan. Aku sendiri lebih memilih membuka handphone sebentar untuk melihat dan merespon teman-teman yang hadir di pernikahan kami tadi menandai dalam sebuah Story di aplikasi instakilo. Setelah mengucapkan terimakasih dengan ucapan selamat satu persatu teman-teman, akupun memilih untuk tertidur juga disamping bang dewa.Subuhnya aku terbangun untuk menunaikan solat fardhu subuh 2 rakaat, karna kebetulan aku lihat di dalam lemari kamar kost yang disediakan untukku dan suami ada sajadah, mukena beserta sarung. Setelah aku mengambil wudhu, kubangunkan sebentar bang dewa agar ia juga menunaikan solat subuh pertama sebagai seorang suami, yang aku harap kami bisa solat berjamaah"Bang dewa, bangun yuk kita solat subuh berjamaah sebentar" kataku membangukan bang dewa tanpa menyentuhnya karna aku sudah ada air wudhu, tetapi bang dewa hanya diam saja mungkin dia tidak mendengar karna masih tertidur pulas"Bang, bangun yuk solat subuh" kataku lagi dengan intonasi lebih kuat sedikit dari yang sebelumnya dan bang dewa pun merespon"Hmmm ngga la Lit, Jelita aja, abg masih ngantuk banget" jawabnya, jadi aku memutuskan untuk solat subuh sendiri karna kulihat bang dewa lanjut tidurKarna posisinya kami di kostan, aku ngga mengenal siapa pun disana, aku pun jadi segan untuk keluar kamar tanpa suamiku. Jadi aku memutuskan untuk lanjut tidur.Sekitar jam 8pagi aku sudah mendengar beberapa aktivitas diluar kamar, kudengar suara adik ipar (adik bang dewa bernama doni) dan suara abang iparku yaitu suaminya kak sely bernama bang dede. Bang dede memiliki bangunan kost-kostan ini sebanyak 12 kamar, dan doni di tugaskan bang dede untuk mengurus kostan dengan dibayar setiap bulannya.Rumah kak Sely sendiri tidak jauh dari kostan ini hanya berada di ujung gang saja. Kak sely dan bang dede memiliki 3orang anak, yangmana anak ketiganya masih berusia 4bulan.Saat ini perutku terasa keroncongan minta diisi karna sudah hampir dzuhur belum ada masuk apa apa selain air mineral yang sebelumnya kami beli dalam perjalanan tadi malam menuju kost. Tetapi bang dewa masih saja terlelap di tidurnya. Aku bisa saja memesan makanan melalui aplikasi online, tetapi itu tadi aku segan untuk keluar kamar nanti untuk mengambilnyaPukul 2siang akhirnya bang dewa yang statusnya sekarang menjadi suamiku terbangun, dan langsung mengeluh laper"Pesan makanan lah Lit via ojol, nasi ayam aja ya" pinta bang dewa padaku"Oke bang, mau dipesan berapa porsi bang? karna aku dengar ada suara doni dan bang dede didepan, sekali ngga?" tanyaku memastikan ke bang dewa, karna sungkan kalau kami hanya pesan makan untuk berdua saja"Sebentar aku keluar tanya ke doni dulu dia mau apa engga Lit" kata bg dewa. Ia pun keluar kamar dan ku dengar suara bang dede meledekinya karna dari tadi malam tidak keluar-keluar kamar dan dipikirnya karna kami pengantin baru jadi maunya kelonan aja didalam selimut.Ngga lama bang dewa masuk lagi ke kamar menghampiriku"Nasi ayamnya 1 untuk doni Lit, bg dede nggamau katanya udah makan masakan kak sely" kata bg dewa"Oke bang aku pesan 3 bungkus ya berarti untuk kita bertiga dan juga jusnya" jawabku"Iya Lit, tadi bg dede minta kita untuk makan dirumahnya aja karna kak sely udah masak, tp aku segan lah Lit, udah dikasih numpang di kamar ini masa makan pun mereka yang nanggung kan" tutur bang dewa"Iya gapapa bang kita pesan makanan aja biar gak repoti kak sely, udah aku pesan nanti kalau udah sampai minta tolong abang yg ambil ya didepan" kataku kepada bang dewa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumitnya Sebuah Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang