00-1 (Oh God, My Head!)

16 5 0
                                    

Sial, sial, sial. Aku ingin mengumpat dengan keras! Apa yang terjadi hari ini sungguh di luar dugaan. Hadiah yang diberikan sangat menarik, sungguh. Kepalaku sangat sakit!

Baiklah, aku akan tenang, tetapi ... susah. Bahkan, menarik napas lalu membuangnya secara beraturan tidak membuatku rileks!

Aku akan menceritakan apa yang terjadi hari ini. Namun, tunggu lima menit, kepalaku rasanya ingin dilepas.

Baiklah, aku akan memulai ceritanya dari awal.

Jadi begini, dari malam sebelum aku berangkat bertualang, semua barangnya telah aku siapkan, hampir dua tas besar. Saat itu aku berpikir, kok banyak sekali, ya? Tentunya sambil meratapi kedua tas yang ada di atas kasur. Sampai akhirnya, akhirnya aku memilahnya lagi. Karena, jujur saja, dua tas itu terlalu berat dan aku susah membawanya. Bagaimana kalau nanti aku diminta lari, tetapi tasnya mengganggu? Cih, bisa-bisa aku jatuh tersungkur dengan tidak etisnya.

Sesuai perjanjian dengan Kapten Bas, keberangkatanku dua hari setelah pertemuan. Dan, aku ingat, saat menyiapkan semua itu, baru selesai sekitar jam dua malam. Lalu aku tidur, dan tahu tidak aku bangun jam berapa?

Aku seperti sapi yang kekenyangan, bangun jam 8 pagi!

Aku ingat jelas, bagaimana paniknya aku saat itu. Bergegas untuk mandi, menggunakan pakaian ... aku lupa mengambilnya di mana ... lalu segera menggendong tas dan berlari ke pelabuhan.

Bagaimana kedua orang itu? Hmmm ... sepertinya mereka bahkan tidak tahu keberangkatanku. Kecuali, suara keributan yang aku buat saat itu, dapat membangunkan mereka. Hahaha, tetapi itu tidak mungkin. Karena, jika aku sapi, maka mereka adalah kerbau.

Baiklah, setelah di pelabuhan, pada saat itu aku bergegas mencari kapal 'The Holy Serpent' yang tercatat di undangan kemarin.

Setelah beberapa menit berlalu, sejujurnya aku tidak tahu berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk menemukan kapalnya, sampai akhirnya aku berada di depan kapal besar.

Saat itu, aku bertanya-tanya. Apa bukan hanya aku yang berangkat?

Karena, aku melihat ada orang-orang yang menaiki kapalnya juga. Tanpa mau peduli, ingat aku hanya memedulikan diriku sendiri, maka aku naiki kapal itu.

Saat pertama kali aku ada di atas kapal, hal pertama yang aku ucapkan adalah ... tolong aku mau tempat sepi!

Mulau berdatangan orang-orang ternyata. Cih, aku bukan orang yang dengan mudah bisa berinteraksi.

Namun, aku yakin aku tidak akan bisa kembali! Hal itu tidak mungkin. Karena ... karena apa, ya? Ya, pokoknya karena itu!

Sungguh, untukku yang sekarang sedang menulis ini, harusnya saat itu aku turun! Harusnya kembali ke rumah yang menyebalkan itu! Yaaa, nasi sudah jadi bubur, tidak papalah. Bisa kembali atau tidak tergantung pada nasib saja.

Hahaha, pasti kebingungan kenapa sekarang aku menulis seperti ini? Aku akan kembali menceritakan, apa saja yang aku alami di atas kapal beberapa waktu lalu.

Aku akan mulai dari ... aku disambut dengan baik sekali orang beberapa awak kapal yang rambutnya warna-warni. Bukan hal aneh memang melihat orang dengan rambut merah, hijau, biru, oren ... orang-orang yang disebut kru di sini tidak se-ekstrim itu, sih. Aku hanya menambahkan.

Pokoknya aku merasa seperi pelangi. Mereka sangat baik menyambut orang-orang yang datang.

Aku ingat ... seorang wanita yang sekitar umur dua puluh tahun lebih, datang menghampiriku setelah menepuk pundak.

Untuk saja, saat itu aku tidak latah. Kalau iya, wah semua perhatian tertuju padaku.

Perempuan itu berambut pendek, warnanya merah seperti jahe? Tidak merah terang seperti darah, lebih kalem tidak menyakitkan mata.

Jojo's Adventure JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang