CHP 17

59 6 1
                                    

*Rio scane.

Saat ini Rio telah selesai mandi dan sedang memakai baju yang sempat ia pinjam ke Bagas. Namun, saat di tengah-tengah Rio sedang memakai celananya ia melihat siluet seorang wanita yang memakai daster putih dan rambut panjang yang terurai hingga menyentuh lantai sedang berdiri di pojok kamarnya.

"ANJING! ITU APAAN COK??!!!" Seru Rio.

Sosok tersebut perlahan-lahan mulai menggerakkan kepalanya memutar untuk melihat kebelakang tepat ke arah Rio berdiri. Rio yang memang anaknya parno an, ia pun menjerit-jerit dengan histeris.

Saat sosok wanita tersebut tampak sudah selesai memutarkan kepalanya yang tepat bertatapan dengan mata milik Rio, Rio berteriak ketakutan dan segera berlari keluar dari kamar tersebut sekencang kencangnya bak memakai skill Flicker.

Rio menuju kamar milik Vico dan Bagas lalu menggedor-gedor pintu tersebut dengan keras sambil berteriak memanggil nama Vico dan Bagas.

"VICO!! BAGAS!! BUKA PINTUNYA PLIS!!! BUKA COOKK PINTUNYA WOYY!!" Teriak Rio dengan histeris.

*Rio scane end.

Vico dan Bagas yang tengah berleha-leha di atas kasur setelah mereka usai membersihkan badan pun cukup terganggu dengan gedoran dan teriakkan histeris dari Rio.

"Itu anak kenapa sih? Bukain sana pintunya." Perintah Bagas ke Vico.

"Tau tuh bocah, udah malem juga." Sahut Vico sambil beranjak dari kasur tempatnya rebahan.

"Jangan teriak-teriak woy! Udah malem." Seru Vico dari dalam kamar sebelum dirinya membukakan pintu untuk Rio.

Cklekk

Saat pintu dibuka oleh Vico, Rio pun langsung memeluk tubuh Vico dengan erat karena ketakutan.

"Apasih woy?! Main meluk-meluk orang aja lu." Sungut Vico karena tiba-tiba dipeluk oleh Rio.

"Gue takut anjing! Ada setan cok di kamar gue!" Ucap Rio yang hampir menangis.

"Kalau ngobrol sambil duduk woy!" Seru Bagas yang jengah melihat adegan tak jelas di ambang pintu kamarnya.

Vico pun lantas membawa Rio untuk duduk di sofa yang berada di kamar Bagas. Bagas yang melihat Rio tampak seperti orang gila pun menyusul nya.

"Lu kenapa sih, Ri? Malem-malem teriak-teriak, gak baik tau." Ucap Bagas.

Bukannya Rio menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Bagas, ia justru memeluk Bagas seperti ia tadi memeluk Vico, Bagas yang peka pun membalas pelukan Rio sambil mengusap-usap punggungnya dengan lembut.

"Di kamar tadi ada setan, Gas." Ucap Rio.

"Kan udah gue bilang apa, kalo di kamar itu ada setan nya." Sahut Bagas.

"Ya lagian elu nyuruh gue tidur di sana." Kesal Rio sambil melepas pelukannya dengan Bagas.

"Kan gue cuma ngetes lu doang, lu beneran mau nggak di kamar itu, lagian gue juga gapapa kok kalo sekamar tiga orang." Tutur Bagas sambil mengusap lembut rambut milik Rio.

"Gak tau ah! Ngambek gue sama lo." Ucap Rio dengan menyilang tangannya di depan dada dan memalingkan pandangan nya ke samping.

"Sama Vico juga." Sambung nya.

"Iya dah suka suka lu ri, mau tidur nggak? Udah malem ini." Ucap Vico.

Rio bertambah kesal dan mengerucutkan bibirnya karena bukannya di bujuk agar tidak marah malah di suruh buat tidur. Anjing emang!

Vico dan Bagas yang melihatnya pun tertawa karena ekspresi wajah milik Rio yang sangat menggelikan.

"Biar apa tuh bibir di monyong-monyong in? Biar kaya bebek?" Ejek Vico.

VIGAS (BxB) | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang