CHP 15

53 7 5
                                    

Setelah tadi Vico dan Bagas membeli jajan di minimarket, mereka berdua pun segera pulang ke rumah Bagas.

Kini mereka berdua sudah berada di pekarangan rumah milik Bagas.

"Gimana ngelepasin helm nya ini??" Tanya Bagas sambil mengotak-atik helm yang ia pakai.

"Gini nih kalo temenan sama bocah." Ucap Vico sambil membantu Bagas untuk melepas helmnya.

"Cukup tau aja sih." Ucap Bagas sambil menenteng dua kresek besar yang berisi jajan dan berjalan mendahului Vico.

Vico yang melihatnya hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan pergi menyusul Bagas yang sudah berada di dalam rumah sementara dirinya masih berada di pekarangan rumah.

"Loh nak? Itu jajan siapa kok banyak banget?" Tanya Vinna heran.

"Punya Bagas lah mahh!" Sahut Bagas dengan bangga.

"Tapi belinya pake duit ku, Mah." Ucap Vico yang baru saja datang.

"Loh? Ada Vico juga tohh, sini nak duduk dulu." Ucap Vinna.

"Cih! Anak orang di suruh duduk, giliran anak sendiri di biarin." Sirik Bagas.

"Udah cil, kamu ganti baju dulu sana ke kamar, jajan nya jangan lupa di masukin ke kulkas." Tutur Vinna.

Bagas hanya menanggapi ucapan ibunya dengan memutar bola matanya malas sambil berjalan ke arah dapur untuk menaruh jajan yang dibelikan oleh Vico tadi.

"Eh Vico, Mamah mau nanya deh sama kamu." Celetuk Vinna.

"Nanya apa, Mah?" Sahut Vico penasaran.

"Itu kenapa kepala nya anak Mamah rada lecet dikit ya?" Tanya Vinna.

"Tadi Bagas di jambak Mah, sama intan." Sahut Vico.

"Intan siapa ya kalo boleh tau?" Tanya Vinna sambil mengingat-ingat anak yang namanya intan.

"Pacar Vico mah, yang dulu pernah ketemu di resto." Sahut Bagas yang datang dengan membawa jajan dan sudah berganti baju menggunakan kaos lengan pendek dan celana pendek sepaha.

"Oalahh, yang mukanya agak centil itu ya?" Tanya Vinna sambil menyomot jajan yang berada di pelukan Bagas.

"Mau ngomong iya tapi takut, soalnya cowoknya lagi disini." Ucap Bagas dengan santai sambil memainkan handphonenya dan sesekali memakan jajan nya.

"Mamah kira anaknya bener, ternyata anak orang yang gak salah apa-apa aja di jambak." Tutur Vinna.

Vico yang merasa sedikit terselebew karena ucapan dari Vinna pun langsung terdiam seribu kata, merasa tak enak dan ada rasa kesal juga karena intan yang sangat begitu kekanak-kanakan.

Vinna pun bangkit dari tempat duduknya sambil kembali menyomot jajan sang anak.

"Mamah mau arisan dulu ya, have fun kalian berdua." Ucap Vinna.

Setelah perginya Vinna, kini tersisa Vico dan Bagas yang saling terdiam dengan urusannya masing-masing, Bagas yang bermain hp, dan Vico yang sibuk berdebat dengan pikirannya, membuat suasana di ruang tamu menjadi cukup canggung.

"Gas?" Panggil Vico.

"Kenapa?" Sahut Bagas sambil meletakkan ponsel miliknya.

"Eeee... Mabar epep yu." Sialll! Bukan kata-kata itu yang seharusnya keluar!

"Hah? Gue udah pensi anjir, lupa lu?" Sahut Bagas.

"Eh? Iya ya?" Ucap Vico dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lu mau ngomong apa sih sebenernya?" Tanya Bagas dengan menatap Vico yang terlihat seperti sedang gugup.

"Nggak ada kok, gue cuma mau ngajak lu mabar doang." Elak Vico sambil menatap kemanapun asal tidak bertatapan dengan Bagas.

VIGAS (BxB) | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang