Part 8

128 13 0
                                    


Happy Reading..

"Aku bakal jujur. Jadi, dia itu nama nya Karina. Dia teman aku waktu SMA dan kebetulan dia juga anak teman bisnisnya papa. Dulu kami memang cukup dekat, sampe aku kuliah di Singapore ternyata dia juga kuliah dikampus yang sama dengan aku, tapi kami beda jurusan. Selama kuliah itu aku sama dia tambah deket. Tapi beneran sayang aku gak ada perasaan apapun sama dia, aku udah ngerasa dia itu adik aku. Karna papa nya juga minta aku buat ngejaga Karin selama disana, ya jadi aku emang bener-bener ngejaga dia layaknya aku menjaga adik perempuanku." Ali mulai menceritakan yang sebenarnya. Prilly pun mencoba mendengarkan meski air matanya tetap mengalir.

"Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata Karin menyalah artikan semuanya. Dia mengejutkan aku karna dia bilang ternyata dia udah suka sama aku sejak SMA."

"Setelah pernyataan nya itu, aku coba jelasin baik-baik kalo selama ini aku tuh udah menganggap dia kayak adikku sendiri, aku ngejaga dia karna dia temen aku dan atas permintaan papanya juga. Tapi dia gak terima, dia gak terima kalo aku cuma mengganggap dia jadi adikku. Dia marah waktu itu dan dia juga berubah banget. Dan sejak saat itu dia gak pernah lagi menghubungi aku."

Prilly sudah menghapus airmata nya dan dia kembali bertanya, "Terus kenapa dia sekarang ngehubungin kamu kayak gitu? Pake sayang honey baby bla bla itu.."

"Belum selesai sayang ceritanya" Ali ikut menghapus sisa airmata istrinya itu sambil tersenyum.

"Jadi 3 hari yang lalu, aku ada meeting bareng kakaknya Karin. Karna sekarang perusahaan papa nya sudah dipegang sama kakaknya itu. Terus waktu aku mau pulang, aku ketemu sama Karin dan juga papa nya. Dan papanya, Om Candra ngajak aku makan siang bareng. Karna aku gak enak buat nolak dan juga karna udah lama gak ketemu om Candra jadi aku mutusin buat ikut ajakan nya."

"Selama makan siang itu aku gak ada ngomong apa-apa sama Karin setelah nanyain kabar masing-masing. Udah itu aja. Selebihnya aku ngobrol sama om Chandra dan kak Gery. Nah setelah dari sana, ada nomor yang whatsapp aku dan bilang dia Karin. Pesannya gak aku bales karna aku lagi sibuk-sibuknya dan aku juga ngerasa nanti ajalah. Dia nelpon aku, dia bilang minta maaf karna sikap dia selama ini. Yaudah aku juga gak terlalu mempermasalahkannya. Aku kira juga Karin udah punya pasangan pastinya. Eh tapi, setelah dia nelpon itu dia lebih sering ngirim WA ke aku yang, bahkan dengan panggilan anehnya itu. Tapi gak aku tanggepin sayang, serius. Dan terakhir yang tadi itu, yang kamu baca sampe kamu nangis gini."

"Maaf ya, aku gak cerita-cerita sebelumnya. Aku gak ada apa-apa sama dia yang. Kamu percaya aku." Ali meyakinkan Prilly.

Dipeluknya sang istri. Prilly pun tidak menolak lagi, dan mulai mengerti penjelasan suaminya. Dia harus percaya suaminya itu.

"Beneran kan tapi gak kamu tanggepin apa-apa. Tapi kenapa gak kamu block aja nomornya?" Prilly kembali melepaskan pelukannya sembari bertanya.

"Udah sayang, itu udah keberapa kalinya aku block nomornya. Tapi selalu ada nomor baru. Liat tadi kan? Gak aku save sama sekali nomornya."

"Percaya aku sayang, aku tuh gak akan mungkin berpaling dari bidadari secantik kamu ini. Gak ada yang bisa gantiin istri aku ini pokoknya. You're the only one. Yang udah ngasih semua nya sama aku dan yang udah ngasih empat malaikat cantik buat aku. Love you istri. Sini cium dulu, jangan nangis lagi ya, jangan cemburu lagi.." ucap Ali menggoda sambil mencium istrinya itu.

"Ih Ali, istri mana coba yang gak cemburu kalo ada yang ngirim kayak gitu ke suaminya. Istri mana yang gak kepikiran kalo ada yang nge WA suami nya kayak gitu? Kesel aku tuh!"

Ali terkekeh, "Yaudah sayang, aku kan udah jelasin sejelas-jelasnya tadi. Jangan kesel lagi ya sayang. Aku bakalan ganti nomor deh biar gak di ganggu lagi."

***

Pagi ini mereka sudah bersiap akan pulang kerumah.

"Ayo.. salim dulu sama grandma, grandpa, ayah bunda sama abangnya juga" perintah Ali pada Aisha dan Zaza. Langsung di turuti kedua nya.

"Grandma, grandpa, ayah, bunda, abang Aqlan, abang Athar, kakak Ai pulang dulu ya." Aisha mengabsen satu persatu setelah menyalimi semua nya.

"Iya kakak Ai, dadah. Nanti main lagi ya sama abang-abang nya" Kaia membalas.

"Dadah cemua, kaka Za pulang ya" Zaza pun berpamitan dengan lucunya.

"Haduhh, sini sini cium bunda dulu kakak Za ini. Muachhh", "Ya Allah, lucunya ini anak" ucap Kaia gemas. Grandma dan grandpa nya pun ikut gemas dengan tingkah lucu sang cucu.

"Ma, pa, semua nya. Pulang dulu yaa, Kai happy birthday sekali lagi ya" pamit Prilly setelah menyalimi mertua dan kakak ipar nya. Begitupun dengan Ali.

Setelah nya mereka masuk ke mobil. Kaca mobil dibuka, Aisha dan Zaza pun melambaikan tangan. Ali mengklakson serta mengucapkan salam.

***

Sore harinya, mereka bersantai bersama di halaman belakang rumah. Ali berada di gazebo asyik bercanda dengan twins yang diletakkan dibaby bouncer mereka, ditemani Zaza yang sedang bermain dengan beberapa boneka yang sudah ia bariskan berjejer. Entahlah fantasi anak-anak yang bermain dengan boneka, biarkan Zaza yang mengerti.

Sedangkan Prilly sekarang berada ditempat duduk lain karena sedang membantu Aisha membuat karya "family tree" dari karton dan kertas warna-warni, tugas sekolahnya yang akan dikumpulkan besok.

"Ini coba kakak tulis nama dibawah foto-fotonya kak" suruh Prilly kepada anak sulungnya itu.

"Pensil warnanya kakak mau yang biru ya, ma?"

"Iya, boleh. Apa aja yang kakak suka"

Aisha menulis dengan Prilly yang mengeja untuknya. "P.. a.. p.. a.. A, l, i"

"Papa Ali" ulang Aisha membaca apa yang sudah ia tulis.

"Pinterrr anak Mama yeyy! Ayo terusin lagi kak" puji Prilly sambil mencium pipi chubby Aisha.

Aisha meneruskan tugasnya hingga selesai. "Oke, finish kak. You doing great kakak!"

Dengan memandang karya nya bersama sang Mama, Aisha ikut tersenyum lebar. Merasa puas dengan hasilnya tersebut, ia pun segera berlari kearah Ali di gazebo.

"Papa! Liat liat yang kakak buat sama Mama" tunjuknya pada karton hasil karya nya yang dibawa Prilly kearah mereka.

"Wow, cantik banget sayang. Bagus banget warna-warni yaa" puji Ali pada anaknya.

"Thankyou Papa, tapi kakak juga dibantu Mama kok" Aisha mencoba menjelaskan bahwa ia tidak sendiri yang mengerjakannya.

"Kalo gitu, say apa ke Mama?" suruh Ali ke anaknya itu.

"Thankyouuu so much, Mama sayang" ucap Aisha berterimakasih pada mama cantiknya itu.

"It's okay. Mama cuma bantu sedikit kok, kakak sendiri yang paling banyak ngerjain" ucap Prilly sambil tersenyum.

"Wah ada Zaza, ada Papa, ada Mama, foto semuanya ditempel ya disitu?" tiba-tiba Zaza duduk dipangkuan Ali untuk melihat apa yang sudah dibuat sang kakak.

"Iya, ini kakak Ai yang buat dibantu Mama" jawab Ali.

"Bagus ya Pa. Kakak Zaza juga mau tapi dibantu sama Papa ya pa buatnya? Plis papa" pinta si anak.

"Tuh Pa, anaknya minta juga tuh. Hahaha" canda Prilly pada Ali, karena dia yakin kalau suami nya itu tidak akan bisa membuat karya-karya semacam itu.

"Waduh, iya nanti ya kak" ucap Ali mencoba memberi pengertian ke anak tengahnya itu.

Zaza yang ingin segera dituruti permintaannya itu mulai memecahkan tangisannya "Huaaaaaa.. Papaa mau nya sekarang.. Papa.."

To be continue..

Jangan lupa vote teman-teman, makasihh🙏😍

Family and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang