4. Married In The Arena?

477 32 5
                                    

Hi? A long time no see, Juts for fun and Happy reading.




Rafka berkedip lucu, es krim corn yang tengah ia jilat hilang setengah.

Pelakunya hanya terkekeh sembari menyilang kaki, bersandar ditembok.

"Es krim gue!"

"Lo bisa beli lagi."

"Gue bawa uang pas, ish!" Rengutnya kesal "Beliin!"

"Okay, Prince."

Sekali lagi Rafka mendelik, panggilan macam apa itu pikirnya. sial, niat hati ingin marah namun pipinya malah merona. Rafka tabah kok man-teman.

"Sendirian?"

Rafka mengangguk acuh.

Menerima es krim barunya seraya mengerling memerhatikan pemuda dengan kemeja berantakan yang ia yakin tadinya di timpa jas mahal.

Terlihat dari kainnya yang kusut dan dasi yang sedikit di longgarkan.

"Lo sendiri?"

"Baru keluar kantor."

"Dan kesini?"

Sosoknya mengangguk, menunjuk sebuah gedung tinggi pencakar langit di depan "Kantornya."

Mengangguk, dia juga tau kok kalau kantor di depan itu milik keluarga Giovaga kan dulu dia sering main ke situ.

"Oh..."

Rafka menikmati es krim dengan rasa canggung, sama sekali tak punya nyali menatap pemuda yang bermain dengan dirinya semalam.

Bahkan pantatnya masih sakit jika boleh jujur, hanya saja ia terlalu bosan berdiam diri di mansion yang sepi dan memilih jalan-jalan keluar.

Reyza berdehem, membuyarkan lamunan yang lebih muda.

Posisinya kian mendekat, mengusap sudut bibir Rafka yang terdapat noda Es krim lantas menyesapnya.

Lantas ia kembali memperhatikan Rafka yang sibuk menghabiskan sisa Corn-nya.

"Udah gue bilang. Gue gak izinin lo balapan sama orang lain selain gue. Kenapa tetep di lakuin?"

Rafka mendengus, Corn-nya sudah tandas dan ia kini sedikit mendongak untuk menyamai tingginya.

"Gue juga udah bilang kalau lo bukan pacar gue, jadi lo gak ada hak buat ngelarang apapun."

Reyza melirik "Bukannya gue udah bilang semalem?"

Itu loh geys, yang dia tawarin Rafka buat jadi pacarnya. Jangan pikun mendadak lo pada!

"Kecepetan. Gue kan belum jatuh cinta."

"Apa itu perlu? Pada akhirnya lo juga bakal jadi milik gue."

Lantas Rafka memukul pelan dada bidangnya "Dasar buaya!"

******

Zyan menatap Rafka dengan senang manakala sang sahabat turun dari motornya, terlihat sangat dominan sebelum sisi itu lenyap tak bersisa setelah Rafka membuka helm dan mengerucutkan bibirnya.

Pandangan Zyan seketika mendatar "Aishh!" Ia mengacak surainya dan kembali mengaduk boba di hadapan.

"Kenapa?"

"Enggak."

Padahal Zyan udah berharap kalau beberapa pasang mata yang menatap nya lapar akan berpaling begitu melihat Rafka yang akan mereka kira adalah dominan si pemuda kucing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Leader And Prince [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang