Pagi-pagi sekali Ford sudah rapi dengan celana pendek dan atasan cerah berwana biru, tak lupa tas selempang coklat polos dan sepasang sepatu putih terang.
Dengan senyuman manis Ford menunggu seseorang di depan gerbang rumahnya.
"Pagi Ford" teriak seseorang dari kejauhan, mendengarnya senyuman Ford semakin lebar, ia melambaikan tangannya kearah orang itu.
"Mau kemana kita hari ini?" Ford memiringkan kepala berpikir "—cuacanya sih cocok buat jalan ke taman kota."
"boleh, rasanya kita memang butuh udara segar." jawab orang itu setuju sembari menganggukkan kepalanya.
Hari Minggu kali ini tampaknya mendukung untuk orang-orang beraktivitas di luar ruangan, langitnya yang biru cerah dengan gumpalan awan putih dan angin sejuk yang berhembus dari timur.
"Gem, coba kamu berdiri di situ" orang yang bersama Ford itu adalah Gema sahabat dari kecil yang rumahnya hanya lima menit jalan kaki.
Gema yang mendengar itu kemudian melangkahkan kakinya mendekati tembok tua yang lapuk dirambati tanaman liar.
Saat Gema berbalik, terdengar suara jepretan kamera ponsel milik Ford yang mengarah kepadanya.
"Aduh Ford, mukaku jelek pasti itu, hapus ya." Mohon Gema.
"Jelek gimana, kamu tuh fotogenik Gem, nggak akan aku hapus!" Tolak Ford.
Gema memilih mengalah, percuma juga jika berdebat dengan sahabatnya yang keras kepala ini, toh itu hanya fotonya yang Gema yakin hanya berakhir di galeri milik Ford.
Setelah kurang lebih 15 menit berjalan, sampailah mereka di taman kota yang asri tertata rapi.
Gema yang kehabisan energi memilih duduk dikursi besi yang dicat warna hijau tua yang senada dengan dedaunan disekitar. Sedangkan Ford baru saja kembali dari minimarket dengan dua botol minuman isotonik.
Di bawah naungan pohon minuman isotonik di tegak rakus oleh keduanya hingga tersisa tidak lebih dari setengah.
"Ford, coba lihat ke kiri, ada es krim kamu mau?" Kenapa Gema bertanya padahal dia tahu sahabatnya itu adalah penggemar berat makanan manis tentu saja dijawab anggukan semangat oleh Ford.
Dua cup es cream yang digenggam masing-masing cowok tampan, rasa vanilla kesukaan Ford dan cocomint milik Gema. Keduanya sama-sama fokus menikmati es cream, bahkan tak sadar jika seseorang berjalan mendekati mereka.
"Gema" Otomatis Gema menoleh kearah seorang lelaki yang seumuran dengan mereka.
"Oh.. hai Fourth. Lagi olahraga ya?" jawab Gema meneliti outfit yang fourth kenakan.
"cuacanya asik buat jogging soalnya. Kalau kalian sediri?" Tanya Fourth.
"Iya nih nemenin Ford jalan-jalan, katanya jenuh kalau rebahan doang di kamar." Balas Gema.
Percakapan itu berlanjut hingga keduanya lupa kalau Ford masih disini, apakah sosoknya transparan? atau karna dia bukan siapa-siapa?
Panas Matahari yang mulai membakar menjadi penyebab kepulangan orang-orang yang ada di sana, bahkan Fourth pamit terlebih dahulu, meninggalkan Gema dan Ford yang juga ikut melangkahkan kaki meninggalkan tempat mereka.
"Kamu kenal Fourth dari mana Gem? Kok kayaknya aku nggak pernah liat dia di sekolah."
"Ya jelas nggak pernah liat, orang kamunya cuma di kelas doang. Padahal Fourth tuh vokalis utama sekaligus ketua club music sekolah. Kita sering ketemu waktu rapat OSIS dan ketua-ketua dari club ekstrakulikuler." Jelas Gema panjang lebar.
Ford tau kalau Gema adalah ketua OSIS sekolah mereka, tapi dia nggak pernah menyangka kalau berkat itu Gema memiliki banyak kenalan bahkan iapun tak tahu kalau ada ketua club music bernama Fourth.
Ford bukan introvert kok, dia cuma malas berinteraksi dengan manusia di muka bumi ini kecuali orangtuanya, Gema, dan dirinya sendiri.
Malamnya Ford memandangi potret-potret momen mereka hari ini, jarinya menggeser satu persatu foto hingga terhenti pada satu foto yang membuat sebuah senyuman manis tersungging indah di bibirnya, siapa lagi kalau bukan Gema cowok tampan pemilik hati Ford Allan.
—————🕊️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ford Rasa Pare
Fanfiction"PARE ITU RUMIT BUKAN RUMPUT" ----🕊️ start {05062023} finish {