Tak kunjung menoleh juga terhadap Nabila, kini kedua kali nya Ia berdehem.
"Ekhmmmmmm" sedikit agak keras dari yang pertama
Seketika paul menatap seseorang yang ada dihadapan nya itu dengan kebingungan nya
"Kamu kok bisa ada diruangan saya tanpa permisi?"
Nabila mengerutkan dahi nya, bukankah dirinya sudah mengetuk pintu dan bos nya pula yang sudah mengizinkan untuk masuk?
"Maaf pak, saya tadi sudah mengetuk pintu 3x dan bapak mengijinkan saya untuk masuk. Dan saya sudah duduk disini selama hampir 20 menit". Jawab Nabila dengan jelas
"Kalau gitu maaf, kerjaan saya lagi banyak".
"Iya pak, tak apa" ucap Nabila sambil tersenyum
"Cv mu mana? Bawa kan?" tanya Paul
"Oh iya pak, saya bawa. Ini.." jawab Nabila sambil menyerahkan map coklat berisi data tentang dirinya.
"Saya cek dulu ya"
"Baik pak"
Setelah melihat data dari Nabila paul menyimpan nya di loker tempat penyimpanan data-data karyawan.
"Kamu baru pertama kali bekerja?"
"Iya pak, dulu saya pernah bekerja di perusahaan lain. Tapi hanya 1 tahun saja"
"Alasan resain?"
Nabila mengatur nafas, Ia takut menangis mengingat mengapa Ia berhenti dari pekerjaan itu.
"Mbak, apa kamu punya alasan resain?"
"Oh iya pak, dulu saat Ibu saya sakit. Saya terpaksa berhenti bekerja, karena saya tidak ingin Ibu saya kesulitan kalau butuh sesuatu" ucap Nabila sambil menahan air matanya.
"Sudah tidak usah dibahas lagi ya, saya minta maaf. Kalau begitu kamu siap bekerja di Perusahaan ini?" tanya paul
"Tentu saja saya sangat siap pak!" jawab Nabila tegas. Ia tiba-tiba berubah menjadi ceria
"Baik kalau begitu, kamu jadi Asisten saya"
Nabila membulatkan kedua matanya, apakah dia salah mendengar apa yang bos nya ucapkan itu?
"Maaf pak, saya jadi apa?"
"Asisten saya, kenapa?"
"Tapi maaf pak, saya sepertinya belum pantas kalau menjadi asisten bapak"
"Kenapa bisa belum pantas? Bukankah kamu juga berpengalaman juga di perusahaan kemarin?"
"Tapi perusahaan bapak sangat besar pak, sedangkan perusahaan tempat saya bekerja dulu sangat kecil sekali"
"Kamu mau bekerja kan? Jadi turuti saja perintah saya"
"Baik pak"
"Kalau begitu ruangan kamu di samping ruangan saya ya"
"Siap pak, kalau begitu saya permisi ke meja saya"
"Silahkan"
Ruangan yang besar, tapi ada 2 sekat yaitu untuk sekretaris dan asisten nya.
Sebenarnya menjadi Asisten itu sangat mudah, Ia hanya mendampingi bos nya saja kemanapun Ia pergi.
--------
Waktu sudah menunjukan Pukul 12 siang, waktunya jam Istirahat untuk seluruh karyawan
Paul keluar dari ruangan untuk pergi makan siang, sebelum ke restoran Paul mendatangi meja Nabila
"Nabila, ayok ikut saya makan siang"
"Maaf pak, bapak duluan aja. Saya masih ada yang dikerjakan"
"Ini sudah jam Istirahat, saya tidak menyuruh karyawan untuk kerja rodi" ucap Paul tegas
"Baik pak, saya bereskan dulu"
"Saya tunggu kamu dibawah"
Nabila menganggukan seraya mengiyakan ajakan Paul.
-------
Tiba di restoran, kini Paul memesan beberapa menu
"Kamu pilih yang mana Nabila?"
"Ee.. Sebentar pak, ini restoran nya seafood semua ya?"
"Iya, kenapa tidak suka?"
"E..ee suka pak" ucap Nabila agak ragu, bagaimana dia suka dengan seafood. Sedangkan seafood adalah makanan yang membuatnya alergi
"Oke, samain aja kaya punya saya mbak" ucap Paul ke waiters
"Baik pak kalau begitu tunggu sebentar"
Tak ada percakapan selama menunggu makanan, Paul fokus dengan Ipad nya yang pastinya masih tentang pekerjaan
"Maaf pak, katanya kalau jam Istirahat gaboleh pegang kerjaan?" tanya Nabila yang agak polos
"Saya pimpinan, jadi saya gamungkin berhenti untuk bekerja. Yang ada saya kehilangan Perusahaan saya". Jawab Paul yang tengah fokus dengan pekerjaan nya.
Waiters pun datang dengan membawa berbagai makanan yang Paul pesan
"Pak, ini banyak banget. Pak Paul makan banyak ya?"
"Begitulah, dengan makanan saya bisa mengisi otak saya ini supaya terus terisi".
"Wahh itu cara Bapak supaya otak nya terus bekerja ya?"
Paul menatap Nabila "Saya masih muda, jadi jangan panggil saya Bapak. Lagian saya juga bukan Bapak kamu".
"Lalu saya panggil apa dong? Bos?"
"Saya tidak suka dipanggil bos. Saya bukan mafia"
"Terus saya panggil apa dong pak?"
"Sayang juga boleh"
"Duh bapak ada-ada aja nih, takut deh saya kalau begini"
"Takut kenapa kamu?" balas Paul menatap kembali Nabila dengan tajam
"Saya pernah baca artikel, kalau ada atasan yang gombal itu harus waspada katanya. Takut dijadikan istri kedua nya".
Paul tertawa, yang kemudian tersedak. "Eh ehh pak, ini minum dulu. Lagian lagi makan ketawa mulu sih"
"Lagian kamu lucu, artikel mana yang kamu baca hah? Sampe punya pikiran kalau saya seperti itu?"
"Saya baca artikel di Tiktok sih pak?"
"Anak genZ banget ya kamu ternyata"
"Hehe iya dong pak. Tapi saya beneran takut deh, nanti dilabrak istri bapak"
"Saya masih muda, dan belum punya Istri"
"Yasudah kalau sudah selesai makan nya, kita balik ke kantor. 15 menit lagi waktu jam makan siang selesai""Baik pak, ini saya habisnya berapa ya pak?"
"Untuk apa?"
"Yaa saya mau bayar pak"
"Nihhh" ucap Paul memberikan bill kepada Nabila
Mata Nabila melebar secara sempurna, sampai hampir mengeluarkan bola matanya
"Kenapa?"
"Pak..." lirih Nabila
"Hmm kenapa?"
"Saya tidak mungkin membayar semuanya, uang saya mungkin hanya cukup untuk setengah bulan saja" ucap Nabila sambil menunduk
"Lagian saya ga minta kamu suruh bayar kok. Ini semua pake uang perusahaan, karena kamu Asisten saya jadi saya akan membayarkan makanan kamu"
"Ahhh serius pak? Jadi saya gaperlu membayar makanan ini?"
"Iya, Nabilaaaa"
Saking senang nya, Nabila hampir memeluk badan Paul yang berdiri dihadapan nya itu
"Hayoo. Ngapain?"
"Ehh ngga pak. Maaf" Nabila menundukan kepalanya. Rasanya Ia ingin mengutuk dirinya sendiri karena sudah mempermalukan dihadapan bos nya itu
Ternyata bos nya tidak secuek yang Ia lihat waktu pertama masuk ruangan nya. Bahkan, kepribadian dia aslinya lebih menyenangkan.
Minimal vote dan komen, biar swmangT juga ngetik ny Wkwk