"Apa itu?" tanya Nisa dengan penuh keterkejutan. Dia memerhatikan sekeliling, semuanya berwarna putih. Dengan penuh keterkejutan dan rasa penasaran, Nisa bertanya, "E- eh... Ini dimana?"
"Ini adalah alam bawah sadarmu, tuan rumah," jawab sebuah suara misterius yang berasal entah dari mana. Suara itu terdengar seperti suara seorang pria dewasa.
"Alam bawah sadar? Tuan rumah?" tanya Nisa sambil memiringkan kepala, sangat bingung dengan apa yang dikatakan suara misterius itu padanya.
"Benar, tuan rumah. Di sinilah anda akan mendapatkan sebuah sistem yang bisa membuat keadilan kembali ditegakkan di dunia yang dibutakan oleh uang ini," jawab suara misterius, menjelaskan.
"Sistem?" Nisa termenung sesaat, memikirkan perkataan suara misterius. Dia kemudian menjentikkan jari dan berkata, "Ini seperti di novel, komik, game yang sering aku lihat! Aku akan mendapat misi tertentu dan ketika misi tersebut selesai, aku akan mendapatkan hadiah tertentu. Bukankah begitu?"
"Hahahah..." Suara misterius itu tertawa, lalu menjawab, "Tuan rumah sangat pintar. Memang begitulah sistem yang dimaksud,"
"Jadi, bagaimana caranya aku keluar dari sini? Dan bisa mulai menggunakan sistem?" tanya Nisa yang merasa tidak sabar untuk memiliki sistem.
"Anda akan kembali ke dunia nyata. Di mulai dari tiga detik dari sekarang," jawab suara misterius tersebut.
"Ti- tiga detik? Cepat sekali!" oceh Nisa yang terkejut mendengar jawaban suara misterius.
"Tiga..." Suara misterius mulai menghitung mundur.
"Tu- tunggu! Apa tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang sistem?" tanya Nisa yang mulai panik.
"Dua..." Suara misterius tidak memedulikan pertanyaan Nisa. Dia terus melakukan hitungan mundur.
"A- apa yang akan terjadi jika aku gagal menyelesaikan misi? Apa aku akan menerima hukuman? Apa sistemnya akan hilang?" tanya Nisa dengan kecepatan bertanya luar biasa, seperti seorang rapper.
"Satu..." Suara misterius sudah sampai di hitungan mundur terakhir.
Kemudian, seluruh ruangan yang semuanya berwarna putih, mengalami retak-retak. Hal itu membuat Nisa panik sambil terus memerhatikan sekelilingnya. "A- ada apa yang terjadi di sini?"
"Kyaaaaa!" Nisa berteriak keras saat tempatnya berpijak runtuh yang menyebabkannya terjatuh ke jurang tidak berdasar.
********
"I- ini..." Nisa memerhatikan sekelilingnya, sebuah ruangan berwarna dominan merah muda. Dia sangat hapal tempatnya berada saat ini. "I- ini... Di kamarku!"
"Tentu saja tuan rumah!" jawab sebuah suara yang mirip dengan pria dewasa.
"Si- siapa itu?" tanya Nisa yang terkejut mendengar suara pria tersebut. Dia langsung berdiri dan memasang kuda-kuda sebagai upaya melindungi diri dari serangan tiba-tiba.
"Tenanglah tuan rumah! Saya bukanlah orang jahat," jawab suara pria itu lagi.
Nisa memerhatikan seluruh kamar, mencari dari mana asal datangnya suara pria dewasa tersebut. Tidak lama, dia melihat seekor hewan, memiliki bulu lebat berwarna merah. Di lehernya terdapat potongan kerah dan dasi yang menggantung di lehernya. Hewan itu menyerupai kucing. Dia sedang berdiri di atas lemari pakaian milik Nisa. Dengan penuh keterkejutan, Nisa berteriak, "Ku- kucing merah berdasi!"
"Kucing merah berdasi?" Kucing itu menatap Nisa dengan tatapan bingung. Kemudian dia melompat turun dari atas lemari pakaian ke atas ranjang Nisa. Dia mengulurkan kaki depan sisi kanannya pada Nisa seraya berkata, "Perkenalkan tuan rumah, kucing merah berdasi ini bernama Dimas. Saya adalah pemandu sistem yang akan memandu tuan rumah untuk menggunakan sistem dengan baik dan benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sistem Keadilan
ChickLitAnisa Zahira, seorang gadis muda berusia 19 tahun yang sering dipanggil Nisa, menjalani tantangan kehidupan dalam belenggu kemiskinan, mengemban tanggung jawab merawat adik-adiknya sebagai yatim piatu. Dalam putaran tak terduga, Nisa menemukan bahwa...