coward

395 32 0
                                    

Sepulang sekolah, para murid yang tak sabar langsung berhamburan ke luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah, para murid yang tak sabar langsung berhamburan ke luar. Kecuali Gyuvin yang masih harus menjalankan hukumannya. Tak sedikit yang mengejek Gyuvin sambil berlalu pergi, tapi lelaki itu cuek saja. Gyuvin tetap menjalankan tugasnya dengan hati riang. Mengingat janji temu dengan Jia nanti, membuat Gyuvin semakin bersemangat menyelesaikan hukumannya.

Sumur-umur, tak pernah terlihat murid yang menjalani hukuman dengan begitu senang. Petugas satpam sekolah sampai heran melihat Gyuvin yang begitu rajin dan gerak cepat. Gyuvin bahkan masih tersenyum lebar setelah menyelesaikan hukumannya. Tidak ada raut lelah sedikitpun dari garis mukanya.

Langkah Gyuvin mengayun ruang menuju gudang penyimpanan. Ruangan sempit di halaman belakang sekolah itu sepi. Di jam sekolah saja sudah sangat sepi, apa lagi sore menjelang malam seperti sekarang. Tapi sepi tidak mengganggu Gyuvin, yang penting sekarang dia bisa berdua saja dengan Jia. Membayangkan saja sudah membuatnya sumringah.

"Gyuvin."

"Astaga!" Gyuvin terperanjat begitu suara perempuan memanggil tepat setelah dia membuka pintu gudang. Gyuvin menoleh cepat dan mendapati Jia berdiri di dekatnya dengan tangan terlipat di dada. Senyumnya kembali merekah, "Loh? Kamu nunggu aku? Baru aja mau aku kabari."

"Masuk."

"Oke."

Gyuvin masuk ke dalam gudang sesuai perintah Jia. Tanpa prasangka, Gyuvin merapikan alat-alatnya lebih dulu, sementara Jia menutup pintu. Gyuvin kembali mendekati Jia dengan senyum khas yang selalu menghiasi wajahnya.

"Pasti lama ya nunggu aku? Kamu udah makan? Makan yuk! Aku tau tempat yang enak! Kamu mau makan apa? Makanan cina, western, dessert, tteokbokki, oh, atau kamu mau daging? Oh!"

Jia mengernyit menatap Gyuvin yang matanya membola. Sial, belum apa-apa Jia sudah lelah mendengar ocehan Gyuvin. Mana sepertinya belum selesai, karena jelas sekali suaranya menggantung.

"Kamu suka baca, 'kan?! Aku tau book cafe yang bagus!"

"Kamu bisa diam gak?"

"Sialan, cantik banget!"

Dalam sekejap sorot mata Gyuvin berubah, menjadi terpesona seolah melihat bidadari. Tatapannya itu seolah menembakkan ribuan panah cinta. Padahal Jia baru saja ketus padanya, tapi apa pun soal Jia selalu berhasil mencuri detak jantungnya. Gyuvin benar-benar jatuh cinta.

Yang ditatap begitu tentu saja merinding, tapi Gyuvin malah cengengesan. "Hehehe... Sayang kenapa mau ketemu berdua aja?"

Sial! Jia mati-matian menahan muntah.

Baiklah, saatnya menunjukkan segila apa Jia.

Tidak ingin berlama-lama dengan Gyuvin, Jia segera mendekat lalu mendorong Gyuvin sampai punggung lelaki itu menabrak tumpukan kursi bekas. Sepasang mata Gyuvin terbelalak, terkejut. Dia bahkan belum sempat bicara saat Jia menarik dasinya, memaksa Gyuvin menunduk sampai wajah keduanya benar-benar dekat. Gyuvin terlalu tinggi bagi Jia, sehingga dia harus mendongak untuk menjangkau wajah Gyuvin. Puncak hidung keduanya saling bergesekan dan Gyuvin dibuat gila karenanya.

Love To The Fullest ✔ (Kim Gyuvin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang