PROLOG

7 1 0
                                    

Angin malam bertiup dingin di jalan-jalan kota besar yang tak pernah tidur. Terdengar langkah-langkah kaki yang terburu-buru di antara deru kendaraan dan cahaya gemerlap neon. Semua terasa seperti kehidupan yang normal di kota ini, sampai sebuah kejadian mengerikan mengguncang mulai terjadi.

Pada malam itu, di sudut gelap sebuah jalan beralur, sebuah figura menyeramkan muncul. Pria itu, mengenakan mantel berwarna hitam, topi koboy yang rendah menutupi wajahnya, dan sepasang sepatu bot berat. Pada satu tangan, ia memegang sebuah pisau besar yang berkilap di bawah cahaya rembulan yang redup. Kehadirannya terasa seperti bayangan yang datang dari masa lalu. Auranya sangat gelap, menyesakkan dan mengintimidasi. Atmosfer seakan beku di sekitar pria itu, dingin dan misterius.

Di sudut jalan yang sepi, seorang pria yang tak bersalah berjalan sendirian menuju apartemennya, tak menyadari bahwa malam ini akan menjadi malam yang mengubah hidupnya selamanya. Saat pria itu melintasi lampu jalan yang temaram, bayangan pria bertopi koboy tiba-tiba melompat keluar dari kegelapan.

Tanpa kata, tanpa suara, serangan terjadi. Pisau besar itu terayun cepat dan memotong udara sebelum menemukan sasarannya. Pria tak bersalah itu hanya menatap kosong setelah menyadari lehernya tergorok dengan darah yang mencuat deras dari nadi di lehernya. Pria tak bersalah itu akhirnya memahami bahwa telah terjadi bahaya saat ini. Tak ada yang melihatnya. Jalanan sangat sepi dan tenggorokannya tercekat tak mampu mengatakan kalimat tolong. Darahnya mengalir, dan raut wajahnya mencerminkan ketakutan yang tak tergambarkan.

Pria bertopi koboy itu, dengan dingin dan tanpa ekspresi, segera lenyap ke dalam malam yang gelap, meninggalkan korban yang sekarat di trotoar kota yang sepi. Detik-detik terakhir pria tak bersalah itu gelayuti oleh rasa panik dan kebingungan. Keadaan yang seharusnya aman dan nyaman berubah menjadi mimpi buruk yang tak terbayangkan.

Inilah malam pertama pembunuhan yang mengerikan di kota besar ini, yang akan menjadi awal dari serangkaian peristiwa yang misterius dan menegangkan. Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab dan rasa takut akan pria bertopi koboy yang muncul dari kegelapan akan menghantui kota ini dalam waktu yang akan datang.

Sementara jalanan kota itu diramaikan oleh berita tentang pembunuhan misterius oleh pria bertopi koboy, di ujung kota yang jauh dari hiruk-pikuk tersebut, ada dunia yang sepenuhnya berbeda. Di dalam sebuah penthouse mewah yang terletak di gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, atmosfernya jauh dari ketegangan jalanan kota.

Pintu kamar penthouse terbuka dengan anggun, mengungkapkan pemandangan spektakuler kota yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Dalam ruangan yang sangat luas memenuhi sebagian lantai itu, terdapat seorang pria yang duduk di balik meja besar dengan pemandangan kota yang mengesankan di belakangnya.

Pria itu adalah Daniel Crimson, seorang miliarder yang dikelilingi oleh kemewahan. Dalam gaya busana klasiknya, ia mengenakan jas mahal yang ditemani dasi berwarna gelap. Ketampanannya dan karismanya tak terbantahkan, tapi di matanya tersembunyi kebijaksanaan yang mendalam. Ruangan ini adalah simbol kekuasaan dan kekayaan yang melimpah yang selalu ia nikmati.

Di sekitarnya, dinding-dinding kamar dihiasi dengan karya seni dan artefak berharga. Di atas perapian, api unggun kecil yang nyaman memancarkan cahaya yang hangat, menciptakan atmosfer yang santai. Di satu sudut, rak-rak penuh dengan buku-buku mahal dan seni-seni langka yang mencerminkan ketertarikannya pada budaya dan pengetahuan.

Namun, di balik kehidupan yang penuh kemewahan ini, Daniel Crimson menyimpan rahasia yang sangat dalam. Rahasia itu adalah beban yang telah ia bawa selama bertahun-tahun.
Daniel menerima panggilan dari seorang sekretarisnya yang bernama Harris. Dia mendapatkan infomasi bahwa salah satu Manager Keuangan di perusahaannya telah terbunuh dengan mengenaskan ditengah jalan kota yang gelap. Pria itu berdecak, mengamati pemandangan kota dari atas penthouse nya.

"Baiklah, aku akan menyelidiki kasus ini. Pastikan kau memberikan pesangon dan uang duka yang lebih untuk keluarga Mr. William" kata Dianiel yang di iyakan oleh Harris di ujung teleponnya.

Kejadian pembunuhan misterius oleh pria bertopi koboy di tengah kota tampaknya menjadi bayangan yang meresahkan bahkan bagi kehidupan miliarder ini.

Ketegangan dan ketidakpastian tumbuh, ketika kabar tentang pembunuhan tersebut mulai di beritakan di media sosial dan ia merenung tentang bagaimana kehidupannya yang tampak sempurna akan berubah setelah pembunuhan pertama itu terjadi. Manager Keuangan yang sangat ia percayai terbunuh tanpa motif yang jelas dan dia harus menemukan penggantinya dengan cepat.

Disisi lain, di sebuah apartemen yang berjarak cukup jauh dari gedung mewah itu, Sarah, seorang wanita ambisius dengan mimpi besar dalam karirnya, baru saja kembali dari kantor. Hari yang panjang telah membuatnya lelah, dan ia merindukan ketenangan apartemen kecilnya sebagai tempat untuk beristirahat.

Namun, saat ia mengarahkan langkahnya menuju pintu apartemen, suara sirene berdering dan kerumunan orang yang berkumpul di bawah jendelanya menangkap perhatiannya. Dia mendekati jendela dan melihat cahaya berkedip, serta orang-orang yang berkumpul di bawahnya.

"Apa yang terjadi?" gumamnya pelan.

Dalam ketakutan dan bingung, dia berusaha turun mendekati kerumunan itu dan mencari tahu apa yang terjadi, ketika suara berbisik mengenai sebuah pembunuhan yang mengerikan mencapai telinganya, tubuh Sarah bergidik, dia melihat seorang pria usia empat puluh tahunan sedang terkapar tak bernyawa dengan leher yang tergorok hingga memperlihatkan tulangnya. Perutnya mendadak mual, ia menjauhi kerumunan itu lantas kembali ke apartemenya.

Dengan cepat Sarah menghubungi sahabatnya— Emma untuk menceritakan kejadian tragis itu.
Lingkungannya sudah tidak aman. Keheningan mulai tercipta setelah sirene ambulan itu meninggalkan lokasi kejadian membuat atmosfer diudara semakin mencekam. Sarah tidak habis pikir bagaimana bisa sebuah pembunuhan terjadi begitu saja disaat waktu masih menunjukan pukul sepuluh malam?

Tanpa ia sadari, itu hanyalah permulaan. Ketakutan itu akan terus berlanjut karena pembunuhan selanjutnya sedang mengintai di depan mata.

***




Cerita ini akan slow update sampai Trapped In The Past tamat. Genrenya Dark Lust Romance. Mungkin akan memunculkan beberapa adegan perkelahian dan pembunuhan brutal. Sebagian juga akan memunculkan adegan seksual yang eksplisit dan menjijikan. Bagi kalian yang tidak menyukai genre novel seperti ini, silahkan di skip dan baca ceritaku yang berjudul "HEART (If you know)"
Disana konflik dan alur ceritanya ringan, tidak ada pembunuhan dan kekerasan.

Semoga kalian menyukai Karyaku yang penuh kekurangan ini. Terimaksih.

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Berikan aku pendapat kalian tentang Prolog ini.
disini >>>>>>

Terimakasih.
Selamat membaca.

CRIMSON TEMPTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang