Alarm berbunyi bising memenuhi ruangan kamar yang berukuran 2 kali lebih besar dari kamar pada umum nya.
Alhasil remaja yang bergulung pada selimut nya itu merasa terusik, dan dengan kasar mengambil jam weker yang berada di atas meja dan dengan tidak berperasaan menghempas nya hingga hancur.
"Bagus rusak kan? siapa suruh orang tidur malah bunyi tringgg tringg dikira gak berisik apa?!"
Juna, remaja itu berucap dengan kesal.
Juna hendak melanjutkan tidurnya, tetapi sebelum sampai pada kasurnya pintu kamar terbuka dan menampakan manusia tampan diambang pintu.
"Ada apa? Gue dari luar dengar bunyi kaca pecah."
Ternyata itu Jian.
"Oh jam nya berisik jadi gue hempas." ucap Juna santai
Jian mengangkat alisnya, tidak habis pikir dengan pemikiran adiknya itu.
Melihat Juna yang hendak melanjutkan tidur dengan lekas dia berucap,
"Lo yakin mau lanjut tidur?"
"Ya iyalah emang kenapa?"
Jian menggelengkan kepalanya, "Oh gapapa lanjutin aja tidur lo."
Setelah mengatakan itu dia berlalu keluar.
Sedangkan Juna memandang aneh Jian.
Apaan coba? orang gajelas!
Baru saja memejamkan mata tiba-tiba dia segera terbangun seakan mengingat sesuatu yang penting.
"INI KAN HARI SENIN? JIAN ANJING KENAPA GAK NGASIH TAU"
Dengan segera dia bangkit dari kasur menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.
Jian yang ternyata belum beranjak dari depan pintu kamar Juna mengeluarkan tawanya.
"Mampus rasain. Siapa suruh molor mulu kerjaan nya."
setelah itu dia benar-benar pergi dari kamar Juna.
"Dih apaan ngeliat gue nya gitu banget."
"Diem ini semua gara-gara LO!"
"Lah kenapa gue, kan gue udah nanya yakin mau lanjut tidur apa gak, lo jawab iya jadi bukan salah gue lah!" balas Jian tidak terima.
Enak saja Juna yang molor kenapa dia yang di salahkan?
"Kan bisa langsung ngasih tau gue!"
"Itu salah lo sendiri tukang molor. "
Mengabaikan perkataan Jian, Juna dengan segera mengambil roti tawar di atas meja lalu berjalan keluar dengan tas yang di sampirkan di satu lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Tidak Serahim
Teen Fiction"Aku cuman mau dianggap sama Kak Ji sama Kak Juna." - Dion Adiwangsa.