Tutor

203 3 0
                                    

Barcode
x
Jeff

"Sampai kapan aku harus jadi tutornya bocah itu?" Jeff duduk di kasur sepupunya.

"Sebentar aja.. Dalam 3 bulan aja.. gw ada urusan mendadak harus gw selesaikan di luar negeri" Apo, sepupunya, yang harus keluar negeri besok.

"okay fine! tapi lo harus bayarin gw lebih, paham?" Jeff mendengus kasar. Bagaimana dia bisa menolak kaka sepupunya itu.

"Tapi Jeff, lo udah tau kan yang adik gw gay?" Apo menanyakan kepada Jeff.

'hah? gay? kapan si barcode itu gay?' Jeff menggeleng.

"Terus? apa harus gw lakuin? entar dia nyerang ku secara tiba tiba gimana? Aku masih mau keperawanan ku ini tau" Jeff memikir ide.

"Lo nyamar jadi cewe aja, gimana?" Apo memberi ide kepada Jeff.

"Lo gila? Gw cowo asli bego.. ga mungkin jadi cewe" Jeff membantah.

"Kalo gitu, lo harus biarin aja adik gw mengambil keperawanan lo itu" Apo mengusik Jeff.

"APO!" Jeff kesal. Dia kesal sama sepupunya itu.

"AGHH! FINE! Tapi kali ini aja" Jeff menyetujui ide gila Apo.

keesokan nya,

Jeff bersiap seperti biasa. Dia mengenakan baju hitam yang bisa menampakkan tonjolan di dadanya. Terus mengenakan seluar hitam panjang yang menampakkan kaki panjangnya. Dia berdandan dengan sangat tipis. Dia tidak mengenakan wig karena rambutnya udah panjang kayak cewe.

"Aku udah siap" Jeff dengan bangga turun dari kamar nya. Apo kaget sama pakaian Jeff.

"Lo mau pake ini?" Apo melihat Jeff dari atas sampe bawah.

"Kenapa? Lo yang nyuruh jadi cewe? terus? apa yang salah?" Jeff bingung. Kenapa Apo melihatnya kayak gitu?

Apo memijit pelipis nya. "Suka suka lo lah.. Males gw mikirin lo.. Kalo lo diterkam hari ini juga, gw ga bertanggung jawab" Apo menunggunya di luar. Mengambil mobil mewah kesayangannya itu.

Jeff mengikuti Apo. Jeff masuk ke dalam mobil itu. Apo mengendarai mobil itu sampai tujuan mereka.

Mereka telah sampai ke tujuan mereka. Jeff melihat apartmen mewah itu. Dia sangat kagum sama apartmen itu. Reka bentuk yang sangat cantik.

ding dong

Bel pintu dibunyikan oleh Apo. "Barcode, buka pintu ini woi" Apo menekan bel pintu itu sampe pemilik nya keluar.

klikk

Pintu apartmen itu dibuka. Terlihat sosok pria berambut ikal yang menatap Apo dengan tajam. "Mau apa lo di apartmen gw? Ga ada kerjaan?" Barcode ingin sekali menutup pintu itu tapi ditahan oleh Apo.

"Benter dulu woi.. Gw mau bilang sama lo yang gw akan keluar negeri selama 3 bulan" Apo berjalan masuk ke apartmen itu. Jeff mengikuti gerakan Apo.

"Trus?" Barcode menutup pintu apartmen itu.

"Gw mau bilang sama lo yang Jafy akan menjadi tutor mu selama 3 bulan" Apo dan Jeff merebahkan diri di sofa milik Barcode.

"Hmm.. oke" Barcode duduk disamping Jeff. Melihat Jeff dari atas sampe bawah. Barcode tidak tertarik untuk mengenal Jeff karena penampilannya kayak cewe.

"Kalo begitu..." Apo bangun dari duduknya.

"Gw tinggalin kalian dulu ya.. Dada" Apo keluar dari apartmen itu.

Jeff canggung. Dia tidak tahu harus berbuat apa. "Ehem.. lo Jafy? Nama kaya cowo aja" Barcode memandangnya tajam.

'Kalo Barcode mengenalku gimana?' Jeff gumam dalam hati.

"Baik lah.. Ikut aku ke ruang belajar" Barcode menarik pergelangan Jeff. Mereka masuk ke ruang itu. Jeff kagum sama ruang itu. Kamar belajarnya sangat luas.

Barcode duduk di kursi belajar itu. Begitu juga Jeff. Hanya mengikuti apa yang dilakukan Barcode.

"Ini tugasan mu.. Aku beri waktu 30 menit untuk kau menyelesaikannya" Jeff memberikan tugasan itu ke Barcode.

Barcode mengambil tugasan itu. Dia menyelesaikan tugasan itu dengan pantas. Kurang dari 30 menit, tugasan itu sudah diselesaikan.

Jeff kaget. Bagaimana bisa dia menyelesaikan tugasan itu kurang dari 30 menit. Padahal tugasan itu amat susah.

"Karena aku sudah menyelesaikan tugasan ku, aku mau sesuatu" Barcode senyum mesum.

"A-apa yang kau mau?" Jeff terlihat sedikit takut. Barcode mendekatkan dirinya bersama Jeff. Dia menyium aroma strawberi dari tubuh Jeff.

"Aku tahu kau cowo, kak Jeff" Barcode membisik di cuping Jeff.

"Aku cewe.. Bukan cowo, Barcode" Jeff menolak Barcode dengan tenaganya. Sayang sekali, tenaganya tidak setanding tenaga Barcode.

"Jangan coba untuk menipu ku.. Aku tidak menyukai orang yang menipu ku hanya untuk menjadi tutor ku" Barcode mengangkat Jeff ala bride style. Membawa Jeff ke kamarnya. Dia mengunci dirinya dan Jeff di dalam kamar itu.

Barcode meletakkan Jeff di atas kasurnya itu. "Apa yang kau coba lakukan, sialan?!" Jeff melihat Barcode mencari sesuatu di rak mejanya itu.

Jeff yang melihat Barcode memegang sesuatu yang amat familiar. Barcode memegang vibrator di tangannya. Jeff yang tahu dirinya akan diperkosa, langsung kabur ke arah pintu kamar itu.

Dia mencoba untuk membuka pintu kamar itu tapi telah dikunci oleh Barcode. Jeff memohon kepada Barcode agar tidak memperkosanya.

"Please Barcode, I still want my virgin. Aku bisa beri mu uang, mobil tapi tidak dengan keperawananku" Jeff memohon sama Barcode.

Barcode tidak mengatakan apa-apa. Dia mengangkat Jeff. Kali ini dengan paksa. Dia membaringkan tubuh mungil itu di kasur. Barcode mengukung tubuh itu di bawahnya.

"Sorry Jeff, I want you so much since I was 13 years old. Aku udah lama suka kaka dari kecil. Aku pengen nikahin kaka sejak lama tapi kaka hanya menganggap ku seperti bocah. Aku muak! Aku udah lama menyimpan perasaan ku terhadap kaka. Jadi ku mohon, sekali aja" Air bening keluar dari mata Barcode. Dia menangis.

"Aku suka.. ga.. aku cinta sama kaka.. Apa kaka ga liat aku? Aku tulus mencintai kaka" Barcode sudah muak sama permainan di dunia ini. Dia sudah muak jadi buaya. Dia mau cinta sejati.

Jeff mengusap air bening itu. Jeff terharu. Dia ga pernah mengetahui adik sepupunya itu sangat tulus mencintainya. Sampe mau memperkosanya.

Jeff menarik tengkuk Barcode. Dia mencium bibir itu. Barcode membalas ciuman itu. Tidak dengan nafsu tapi dengan lembut.

Ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman yang penuh ghairah. Barcode telah di tutupi oleh nafsu. Dia melumatkan bibirnya dengan Jeff. "eughh" Jeff lenguh.

Jeff menepuk dada Barcode tanda dia butuh oksigen. Barcode melepaskan ciuman itu. 

"So, you really love me, Barcode?" Jeff bertanya sekali lagi.

"Of course.. Kak Jeff adalah segalanya bagiku.. Jadi, apa kaka masih mau menolakku kali ini?" Barcode mencium leher Jeff.

"Aku tidak akan menolakmu kali ini" Jeff mengalungkan tangannya di leher Barcode.

Mereka melakukan 'itu' tanpa henti.

-end-

.

.

.

.

.
//ga ada nc di sini.. itu aja.. jangan lupa vote, komen sama share ke temen ii kalian yaa.. luv you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sayang atau Cinta (oneshoot ver) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang