"Silahkan masuk, Rissa. Maaf sempit."
Mereka masuk ke sebuah rumah sederhana milik sang guru. Clarissa tersenyum tipis dan mengangguk mengikuti Keyla masuk. Clarissa duduk di sofa milik Keyla saat dipersilahkan. Mereka duduk bersampingan.
Keyla memeluk dirinya sendiri menggosok sedikit tubuhnya yang masih memakai Hoodie Clarissa. Gadis yang lebih muda menoleh pada Keyla.
"Bu.."
Keyla berdeham, tanpa mendongakan wajahnya menatap gadis yang lebih muda darinya tersebut.
"Maafin saya, udah ninggalin ibu sendiri di halte."
Keyla menggeleng, lalu dengan bibir bergetar. "Tolong, jangan bahas itu lagi."
Clarissa dengan cepat merangkul tubuh Keyla masuk ke dalam pelukannya. Mengusap pelan, dan rasanya hangat.
"Bu.. lebih baik ibu istirahat." Clarissa mengintip wajah Keyla sedikit dari atas.
"Takut~"
"Ada saya, Bu." Gadis yang lebih tua mendongak menatap Clarissa.
"Kenapa?"
Apa yang kenapa? Dirinya bingung dengan pertanyaan dari Keyla. "Maksudnya 'kenapa', Bu?"
"Kenapa kamu bantu saya? Kita baru kenal, kan, Sa?"
Clarissa terdiam. Benar, mereka baru kenal, dan bertemu hari ini, itupun sebagai guru dan murid. Tapi rasanya dirinya sudah sangat ingin berada di sekitar Keyla?
"Kenapa kamu gak bisa jawab?" Keyla perlahan melepaskan pelukan diantara mereka, entah mengapa dirinya merasakan kekosongan.
"Aku.. ngerasa kalau aku mau melindungi Ibu."
Keyla terkekeh, "kalau di luar, jangan panggil ibu, panggil kakak aja gakpapa~"
Apa ini? Image nya di sekolah dan di luar sekolah berbeda! Yah, jujur memang seharusnya guru bersikap tegas pada muridnya sih. Tapi, rasanya Clarissa mau teriak, 'Bu! I Love You!'
Tapi itu hanya bisa dalam batin nya. Rasanya belum berani bicara seperti itu.
"I.. iya kak."
Kami saling melempar senyum. Tapi, mengingat hal tadi, membuat wajah Clarissa memerah. Tidak, tidak boleh! Dirinya tak boleh memfantasikan gurunya sendiri.
"Kenapa wajah kamu?" Tanya Keyla, sembari tangannya mengecek kening Clarissa dengan telapak tangannya. Pergerakan itu membuat Clarissa salah tingkah. "Kamu sakit? Apa kamu ada luka tadi pas berantem sama orang bermasker itu?"
"Gak kok kak, aku baik-baik aja," jawab Clarissa tersenyum tipis.
"B–kak, kakak gak istirahat?" Agak aneh rasanya memanggil seperti itu.
"Tapi.. kamu di sini, kan?"
Clarissa mengangguk, lalu mengusap kepala Keyla. Tapi, kelancangan itu tidak dipermasalahkan oleh Keyla dia malah menikmatinya.
_-_-_
Clarissa menggigit bibir bawahnya, bagaimana tidak? Dia gelisah karena ada di dalam kamar milik Keyla. Percikan air terdengar dari kamar mandi di dalam kamar tersebut.
Dia sedikit melirik pintu kamar mandi. Dia menghela napas, bangkit dari pinggir tempat tidur, memerhatikan setiap sisi kamar. Namun, yang menarik perhatian nya adalah sebuah foto. Foto sekeluarga, laki-laki dan perempuan paruh baya, serta wajah yang familiar, yaitu Keyla.
"Cantik."
"Siapa yang cantik, Cla?"
Tubuhnya menegang kaget, lalu dengan kaku berbalik pelan, "Ah, itu.."
'Mama.. dia seksi dengan bathrobe itu..' Batin gadis.
Keyla menatap belakang Clarissa, ternyata gadis itu sedang menatap fotonya. Dia tersenyum tipis, "siapa, Hm? Yang cantik?"
"Kak, lebih baik pake baju dulu, nanti masuk angin."
Keyla tertawa menatap wajah Clarissa yang panik, serta pengalihan itu. Perasaannya lebih sekarang karena bocah tengil tapi receh ini. Walau saat di kamar mandi dia melihat beberapa tanda yang dibuat laki-laki itu, membuatnya menangis dalam diam, tapi dengan cepat dia bisa menetralkan kembali perasaannya.
"Kak, aku tidur di sofa depan aja, ya."
Keyla yang hendak melangkah ke lemarinya terhenti, "di tempat tidur aja, cukup kok untuk berdua."
"Umm.. oke.."
Kini mereka berdua berbaring bersebelahan, entah sudah berapa menit mereka terdiam. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam.
"Cla.."
"Iya bu? Eh, maksudnya kak."
Keyla terkekeh lalu dia membalikkan tubuhnya menghadap Clarissa yang masih canggung padanya.
"Kamu canggung banget kayaknya sama saya."
Clarissa menggeleng ribut, "enggak kak! Aku cuman gak kebiasa aja.."
"Nggak biasa?"
Clarissa mengangguk, lalu mendekatkan pada Keyla, menghadap Keyla. Menatap mata ibu gurunya itu dengan dalam.
"Kak.. saya boleh tanya sesuatu? Yang mungkin agak privasi," tanya Clarissa sedikit ragu dan pelan.
"Jika saya risih, saya enggan menjawab, Cla. Tapi, saya ingin tahu apa yang mau kamu tanya."
Clarissa menghela napas panjang, "kak Key, punya pacar?"
Keyla terdiam, lalu terkekeh. "Astaga, saya kira kamu mau nanya apa. Ternyata itu toh. Tenang, saya single."
Jawaban itu membuat Clarissa tersenyum senang, berarti dia bisa mendapatkan kesempatan untuk dekat. Mengingat itu dia seketika terdiam.
"Bu– kak, aku punya satu pertanyaan lagi."
"Hm, apa itu?"
"Bu.. kita gak bisa kenal lebih dekat?" Tanya Clarissa sedikit bangun dari tidurnya.
Keyla menatap mata indah Clarissa yang meneduhkan, dengan lembut dia membalas tatapan itu, dan bertanya, "kenapa kamu ingin mendekati saya?"
Clarissa membetulkan rambut Keyla, menyampingkan rambut itu pada telinga kiri gadis yang lebih tua. "Saya.."
_-_-_
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Teacher
Teen Fiction"Bu.. kita gak bisa kenal lebih dekat?" "Kenapa kamu ingin mendekati saya?" Clarissa Davina Septiandra, jatuh cinta pada gurunya sendiri, Keyla Jiandara. Guru baru yang dingin dan killer di sekolahnya, mampu membuat jantung nya berdetak kencang. Apa...