13

336 36 5
                                    

"Haruto, maaf. Ini kita boleh titip buah tangan buat kak Junkyu?"

Haruto yang sedang merapikan tasnya menatap salah satu anak sekelasnya yang terlihat takut-takut menyodorkan sebuah kotak berukuran lumayan besar. Tutup kotaknya yang transparan membuatnya bisa melihat isi dari kotak itu. Ada beberapa roti berbagai macam bentuk dan cupcakes dengan hiasan yang lucu-lucu.

"Tadi jam istirahat anak-anak cewek bikin ini di ruang klub masak buat kak Junkyu. Tolong disampein bisa, kan?"

Haruto mengangguk kecil. "Nanti gue kasih ke kak Ajun."

Setelah memakai tasnya, Haruto menerima kotak kue dari anak-anak perempuan sekelasnya lalu berjalan keluar kelas. Dia ingin segera ke rumah sakit menemui Junkyu. Sebenarnya dia ingin bolos terus sampai Junkyu keluar dari rumah sakit, tapi jelas saja itu dilarang oleh bunda, ayah, dan mami Dara.

"Khawatir boleh, bucin pun ga masalah, tapi ga sampe bolos berhari-hari juga, Ruto." celetuk mami Dara sewaktu Haruto bilang ingin bolos.

"Haruto, dari sini mau langsung ke rumah sakit?" tanya bu Yoona yang berpapasan dengan Haruto di depan ruang guru. Selain guru cantik itu, ada beberapa guru lain bersamanya.

"Iya, bu."

"Ibu boleh titip ini, ya? Eh, mana kotaknya, pak Jonathan?"

"Sebentar, bu Yoona. Itu kotaknya lagi diket pita sama bu Nana."

Guru yang bernama Jonathan lalu keluar membawa sebuah kotak berisikan kue slices dengan berbagai macam rasa yang langsung diberikan pada Haruto. Bu Nana menyusul keluar setelahnya. "Tolong ya, Haruto."

Haruto mengangguk. Setelah itu para guru berjalan menuju ruang rapat sementara Haruto menuju parkiran. Dia kali ini memang membawa mobil sendiri karena diminta oleh mami Dara. Supaya lebih mudah kemana-mana daripada naik kendaraan umum katanya.

"Eh liat tuh guru-guru lejen jalan beriringan gitu jadi keliatan keren banget, ya?"

"Bu Yoona sama bu Nana terkenal paling cantik, pak Eric sama pak Jo terkenal paling ganteng dan berwibawa. Jelas lah lejen."

"Ih sayang banget kelas gue ga dapet diajar pak Jo sama pak Eric. Ga bisa liat yang ganteng-ganteng deh di kelas."

"Gue cuma dapet diajar pak Jo. Pak Eric sayangnya ga ngajar di kelas gue."

Haruto mendengar percakapan dua murid perempuan yang berjalan di belakangnya dan hanya memutar bola matanya malas. Motivasi umum kebanyakan murid perempuan ya itu tadi. Guru yang tampan, baik pula. Perempuan mana pun Haruto rasa akan betah belajar seharian.

Kotak-kotak kue dari teman sekelas dan gurunya lebih dulu Haruto masukkan ke jok belakang mobilnya sebelum dirinya masuk dan mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal. Dia tidak perlu repot pulang dulu untuk ganti baju karena memang sudah menyiapkan baju ganti di kamar rawat Junkyu.

.

.

.

"Ada pe er apa hari ini, To?" tanya Doyoung saat Haruto memasuki kamar Junkyu. Hari ini memang Doyoung izin tidak masuk karena ayah bundanya terpaksa kerja lembur sehingga tidak bisa menjaga Junkyu.

"Ga ada pe er. Tumben banget tuh guru-guru pada baek."

Haruto meletakkan kotak-kotak kue yang dibawanya di pangkuan Junkyu. "Nih, kak. Yang roti sama cupcakes itu buatan anak-anak cewek kelas gue. Yang satu lagi dari bu Yoona sama guru-guru lain yang pada patungan."

Junkyu membuka kotak dari teman sekelas Haruto dan Doyoung. "Buatan sendiri? Pada bikin dimana ini?"

"Mereka minjem ruang klub masak pas jam istirahat karna pengen bikinin lo kue, kak."

HaruKyu - UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang